Siena yang jatuh cinta pada kakak angkatnya! waw...., kok bisa?
Bisa dong! Bagaimana tidak, Vino seorang pria mapan, ganteng nggak ketulungan, bikin para gadis siap mengantri untuk jadi pacarnya meskipun dia sudah punya seorang pacar tentunya. lalu bagaimana nasib Siena Ya? apa dia akan dapatkan cinta Vino, sang kakak angkat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memilih putus
Di sebuah restoran elegan, Siena duduk di meja, menyanggah dagunya dengan tangan, memandangi Vino yang sedang berbicara serius dengan beberapa klien. Pikirannya terjebak dalam kekaguman, memperhatikan setiap gerak-gerik Vino dengan senyum kecil di wajahnya.
Vino, yang tampak tampan dengan setelan jas rapi, sesekali melirik ke arah Siena, menyadari tatapan penuh kekaguman dari adiknya. Dia tersenyum tipis setiap kali mata mereka bertemu, meski ia berusaha tetap fokus pada pembicaraan bisnisnya.
Saat pertemuan hampir selesai, Siena masih terjebak dalam pikirannya sendiri, terus memuji ketampanan dan kecerdasan Vino. Dalam hatinya, dia merasa bangga memiliki kakak yang begitu menakjubkan, meskipun hubungan mereka kadang rumit.
Setelah pertemuan usai, Vino mendekati Siena dan berkata dengan lembut, "Terima kasih sudah menemaniku, Siena. Aku harap kamu tidak terlalu bosan."
Siena menggelengkan kepalanya, senyum lebar menghiasi wajahnya. "Tidak, aku senang bisa melihatmu bekerja. Kamu terlihat sangat keren, Kak."
Vino tertawa kecil, mengacak-acak rambut Siena dengan sayang. "Kamu selalu tahu cara membuatku tersenyum. Ayo, kita pulang."
Mereka berdua meninggalkan restoran dengan perasaan yang lebih dekat dari sebelumnya, meski tanpa kata-kata, perasaan mereka saling memahami.
Saat mereka melewati blok pusat perbelanjaan, Siena tanpa sengaja melihat Airin dan Reza tengah berjalan berdua di pusat perbelanjaan, tampak asyik memilih barang.
Itu kak Airin sama kak Reza kan? Kenapa mereka jalan berdua? Apa kak Airin dan kak Vino...., batin Siena, lalu melirik pada Vino yang tengah fokus dengan ponselnya.
Siena mulai panik saat melihat Vino menyudahi percakapannya di telpon, ia takut kakaknya akan melihat pemandangan itu, Siena dengan cepat menarik tangan Vino,
"Kak, sepertinya Siena ada yang ingin di beli, kita balik dulu ya." ucap Siena mencoba mengajaknya berputar arah. Namun, terlambat. Vino sudah melihat mereka,
"Ups, gawat." gumam Siena lirih sembari menutup mulutnya.
Airin yang selesai memilih barang dan berbalik pun akhirnya melihat Vino dan Siena.
"Bagaimana, sudah dapat?" tanya Reza, karena Airin tidak juga merespon ucapanya, Reza pun menoleh dan melihat ke arah tatapan Airin yang tiba-tiba terbengong.
Vino berhenti sejenak, menatap pasangan itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Siena bisa merasakan ketegangan di tubuh kakaknya. Dia tahu pertemuan ini tidak mudah bagi Vino,
Vino menarik tangan Siena, mendekati Reza dan Airin dengan cepat.
"Vin, kami bisa jelaskan kenapa kami di sini, jadi kami....," Reza hendak menjelaskan, tetapi Airin segera mencegahnya.
"Cukup Za, aku harus bicara dengan Vino." ucap Airin sembari memandang Vino dengan tatapan tegas.
"Vino, bisa kita bicara berdua sebentar saja?" tanyanya kemudian dengan suara yang lebih lembut.
Vino mengangguk, meski ragu. Mereka berdua berjalan menjauh, meninggalkan Reza dan Siena di belakang. Setelah cukup jauh, Airin berhenti dan menatap Vino dengan serius.
"Vino," Airin memulai, "Aku ingin kita putus."
"Apa ini karena Reza?" tanya Vino singkat memastikan apa yang terjadi hari ini dan dugaannya benar.
Airin menghela nafas tidak suka dengan ucapan Vino, "Jangan bawa-bawa Reza dalam masalah kita, aku tidak suka."
"Lalu?"
"Hubungan kita sudah terlalu lama terjebak dalam ketidakjelasan. Aku tidak bisa terus begini, Vin. Kamu terlalu menggantungkan hubungan kita, rasanya begitu sakit."
"Tapi kamu jalan dengan Reza? Tampak kalian berbeda." ucap Vino tetap dengan nada dinginnya.
"Itu hanya kebetulan saja, Vin. Kamu jangan mengkambing hitamkan orang lain. Yang jelas hubungan kita sudah tidak sehat, aku tidak bisa terus berbagi dengan adikmu."
Vino terdiam, menatap Airin dengan mata lebar. "Airin, apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba kamu membawa-bawa Siena?"
Airin menghela napas dalam, mencoba menahan emosinya. "Ini bukan tiba-tiba, Vino. Sudah lama aku merasa kita hanya berjalan di tempat. Tidak ada perkembangan, tidak ada kebahagiaan. Aku tidak mau kita terus bertahan hanya karena kebiasaan. Lagi pula kamu juga tidak ingin kan aku terus menyalahkan Siena dalam hubungan kita?"
Vino mencoba menenangkan diri, tapi hatinya terasa biasa saja.
"Airin, aku... aku pikir kita bisa memperbaiki ini." ucapnya mencoba untuk tidak menyerah secepat itu.
Airin menggeleng, "Aku sudah mencoba, Vino. Sudah berkali-kali mencoba tapi hasilnya tetap sama, semakin kesini sikap kamu semakin dingin pada hubungan kita."
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Tidak perlu melakukan apa-apa, cukup lepaskan aku saja. Dan kenyataannya, aku lebih merasa nyaman dengan Reza sekarang. Aku juga tahu kamu juga mulai merasa berbeda pada Siena. Entah kamus dari atau tidak."
Vino tertegun mendengar nama Siena disebut. "Siena lagi, Siena lagi. Kenapa sih selalu bawa-bawa Siena dalam hubungan kita?"
"Karena kenyataannya memang seperti itu." ucap Airin dengan nada sedikit meninggi, "Aku bisa melihatnya, Vino. Kau mungkin tidak menyadarinya, tapi perasaanmu padanya sudah berubah. Kau lebih dari sekadar kakak baginya," Airin menjelaskan dengan suara lembut.
Vino terdiam, merenungi kata-kata Airin. Ia tahu ada kebenaran dalam ucapan Airin, tetapi sulit baginya untuk menerimanya.
"Baiklah," Vino akhirnya mengalah, "Jika itu yang kau inginkan. Aku harap kau bahagia dengan Reza."
Airin tersenyum lemah, "Terima kasih, Vino. Aku harap kau juga menemukan kebahagiaanmu. Entah itu sama Siena atau yang lain."
Mereka berdua kembali ke tempat Reza dan Siena berdiri. Airin memegang tangan Reza, memberi isyarat bahwa semuanya sudah beres. Vino menatap Siena dengan perasaan campur aduk, menyadari bahwa hubungan mereka mungkin tidak akan pernah sama lagi.
Bersambung
Happy reading
Semangat2 siena jgn mengeluh perjuangan cintaimu klo serius sm vino dsn tunjukan kpd orgtuamu bs hidup tanpa tanpa semua fasititas dr orgtuamu...
kasian sena pasti sangat sedih vino pergi tapi klo berjodoh gak lari kemana...
..