NovelToon NovelToon
MENIKAHI LELAKI TUA

MENIKAHI LELAKI TUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Kontras Takdir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Afriyeni Official

"Cih ! Aku tak kan pernah mau menikah dengan lelaki yang sudah tua. Apalagi umurnya hampir sebaya dengan bapak ku !"
Batin Nisha seakan tak terima saat mata liar Ridwan memandang kemolekan tubuh nya dengan penuh nafsu.
Nisha terpaksa melayani nafsu bejat pria setengah baya itu untuk membayar "HUTANG".
Semua tragedi hidup Nisha, berawal dari hasrat Ridwan yang ingin memperistrinya.
Pria itu cemburu buta saat Nisha tampak berduaan dengan kekasihnya Farel. Ridwan pun menuntut Nisha untuk membayar semua hutang budi yang pernah ia berikan pada Nisha dan keluarganya dengan cara ia harus menyerahkan tubuhnya pada Ridwan.
Nisha pun hamil di luar nikah dan terpaksa menikah dengan Ridwan. Lelaki tua yang tak di cintainya.

Bagaimana nasib Nisha selanjutnya ?
Jangan lupa kepoin ceritanya y 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MIMPI BURUK

TOLONG ! TOLONG AKU !

Jeritan dan rintihan Nisha dalam tidurnya membuat Pamela tersentak bangun. Ia tampak panik mengguncang-guncang tubuh Nisha dengan kuat.

"Kak ! Kakak ! Bangun !"

Pamela kebingungan melihat Nisha yang terus mengigau dan meminta tolong.

Tubuh Nisha menggeliat dan meronta dengan kedua tangan terkepal keras. Pamela segera turun dari ranjang dan berniat hendak memanggil ibunya ke kamar sebelah. Namun niatnya urung saat Nisha mendadak duduk dan terbangun dengan nafas tersengal-sengal diatas ranjang.

"Mimpi apa sih ? Bikin panik saja !"

Semprot Pamela dengan nada jengkel kembali naik ke atas ranjang.

Ia pun kembali membaringkan tubuhnya dan memandang Nisha sejenak dengan raut wajah tampak kesal. Pamela merasa sangat jengkel, tidur nyenyak nya terganggu oleh Nisha yang bermimpi buruk.

"ULAR !"

Gumam Nisha pelan mengejutkan Pamela yang sontak ter gelinjang kembali duduk.

"Ular ? Mana ular !"

Matanya terbelalak dan berpendar kesekeliling memperhatikan setiap sudut ruangan.

Pamela sangat takut dengan fenomena hewan melata yang satu itu.

Nisha menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan melihat reaksi Pamela yang duduk gemetar disampingnya.

"Aku bermimpi di lilit ular besar !"

Desah Nisha berat.

Pamela langsung mendengus dan menggerutu mendengar penjelasan Nisha. Ia pun kembali rebahan dengan hati yang teramat dongkol.

" Dasar lebay !"

Rutuk nya sembari membelakangi Nisha dengan punggungnya.

"Ularnya besar sekali. Aku mau ditelan hidup-hidup !"

Nisha tetap bercerita meskipun adiknya tampak mengabaikan dan tak ingin mendengarkan.

"Awalnya aku di kejar harimau, lalu aku sembunyi di dalam drum besar. Rupanya di dalam drum itu ada ular besar yang langsung melilit ku dan ingin menelanku hidup-hidup !"

Nisha menceritakan mimpinya lebih jelas lagi.

"Bodo ah, aku mau tidur !"

Ucap Pamela menarik selimut dan menutup wajahnya agar Nisha menghentikan ceritanya.

Dengan perasaan gundah, Nisha merebahkan tubuhnya kembali. Matanya menerawang memikirkan makna dari mimpinya barusan. Ia merasa itu bukan sekedar mimpi biasa. Hatinya diliputi keresahan, matanya sulit untuk di pejamkan kembali. Sedangkan Pamela tampak nya sudah tertidur dengan bunyi dengkuran halus yang terdengar di sampingnya.

Sepanjang malam, Nisha cuma melamun hingga matanya terpejam menjelang dini hari.

##################################

Siang hari nya di kedai minuman.

Entah mengapa, Nisha merasa tak enak badan hari ini. Perut nya terasa mual dan tubuhnya lemas serta gampang letih sedari tadi. Ia jadi malas dan tampak tak bersemangat saat bekerja. Bu Ratna yang memperhatikannya sedari tadi jadi khawatir dengan keadaan Nisha yang terlihat pucat dan lesu.

"Kamu sakit ?"

Tanya Bu Ratna ketika Nisha mengantarkan pesanan seorang pengunjung kedai.

Gadis cantik itu mengangkat bahunya pelan dan tampak bingung menutupi keadaannya pada Bu Ratna.

"Saya gak apa-apa buk. Mungkin cuma kecapean sedikit !"

Sahut Nisha dengan senyum yang terukir di bibir yang mulai tampak pucat.

Bu Ratna menatap Nisha dengan tatapan penuh selidik. Beliau memperhatikan keadaan Nisha dengan seksama.

" Kamu tampak pucat. Apa kamu sudah makan ?"

Tanya Bu Ratna lagi dengan raut wajah prihatin.

"Udah buk, barusan !"

Jawab Nisha dengan perut yang kembali terasa mual.

Tubuhnya tampak di penuhi keringat dingin karna berusaha menahan rasa mual yang mulai menyerangnya.

Hoek !

Ia tak sanggup lagi. Nisha segera berlari ke kamar mandi belakang untuk mengeluarkan muntah yang sudah mendekati tenggorokannya. Tak ayal lagi, muntah itu langsung keluar saat Nisha mencapai pintu kamar mandi. Bu Ratna terkejut melihat keadaan Nisha yang muntah-muntah. Ia pun segera menolong Nisha dengan mengusap- usap punggungnya.

"Kayak nya kamu masuk angin Nisha ! Tunggu sebentar biar ibuk ambilkan minyak kayu putih !"

Ujar beliau seraya bergegas ke arah depan kedai.

Tak lama beliau kembali dengan minyak kayu putih berada ditangannya. Dengan sigap, tangannya membaluri punggung Nisha dengan minyak kayu putih. Tak lama, Nisha tampak mulai tenang dan tak lagi mual.

"Kalau kamu rasanya tidak enak badan, gak usah di paksakan Nis, lebih baik kamu pulang saja dulu. Istirahat di rumah !"

Nisha yang tampak mulai lemas tak lagi membantah ucapan Bu Ratna.

Ia terpaksa mengangguk kan kepalanya dan berpamitan pada Bu Ratna untuk pulang kerumahnya.

Langkahnya terlihat gontai tatkala meninggalkan kedai minuman Bu Ratna diiringi pandangan Bu Ratna yang menatapnya dengan perasaan sedikit janggal.

####################################

Sudah beberapa hari ini, Ridwan tak lagi mengabarinya via hand phone yang saat ini sering Nisha bawa ke tempat kerja. Pamela sepertinya sudah bosan menggunakan benda itu karna tak ada temannya satupun yang memiliki handphone. Sedangkan Nisha hanya menggunakan benda itu untuk mendengarkan lagu yang bisa menghiburnya saat bekerja.

Ridwan juga tak terlihat menjemputnya sepulang kerja. Sepertinya, ia menepati janji nya untuk membebaskan Nisha dengan tidak mengganggu Nisha lagi. Ada kelegaan di hati Nisha karna terbebas dari belenggu hutang piutang Ridwan. Sayangnya, ia terpaksa merelakan kehilangan Farel karna merasa percuma berharap pada pemuda yang masa depannya belum terlihat sama sekali.

Sepanjang perjalanan pulang.

Nisha beberapa kali merasa masih mual. Ia pun menghentikan langkahnya sejenak saat kepalanya mendadak terasa pusing. Pandangan nya tampak mulai mengabur dan mengeluarkan keringat dingin. Ia seakan tak sanggup lagi untuk menempuh perjalanan pulang dengan jalan kaki.

"kenapa kamu duduk disini nak ?"

Seorang ibu-ibu empat puluhan tiba-tiba menegurnya dari arah sampingnya yang terduduk di tepi jalan dekat sebuah rumah penduduk.

"kepala saya pusing buk !"

Sahut Nisha dengan bibir yang terlihat pucat dan berkeringat banyak.

Ibu-ibu itu memperhatikan Nisha sesaat.

"Mau ikut ke rumah ibuk gak ? Kebetulan anak ibuk seorang bidan. Mungkin kamu bisa di obati biar gak pingsan di jalan !"

Ucap ibu itu dengan raut wajah prihatin.

Nisha memandang ibu-ibu itu sejenak dengan sorot mata penuh keraguan.

" Dekat kok, itu rumah ibuk !"

Jari telunjuk ibu-ibu itu menunjuk ke arah sebuah rumah yang cuma beberapa meter jaraknya dari tempat ia duduk.

Nisha menoleh ke arah yang di tunjuk ibu-ibu itu. Tanpa pikir panjang ia langsung mengangguk menerima ajakan si ibu. Kondisinya yang semakin lemah membuat gadis itu tak punya pilihan lain.

"Ayo ibuk bantu !"

Nisha tampak pasrah di papah oleh si ibu ke arah rumahnya.

###################################

Hari sudah mulai gelap.

Nisha sudah sedikit baikan setelah di beri obat oleh anak ibu-ibu yang tadi menolongnya.

Langkah kakinya mulai bergerak cepat menerobos kegelapan malam yang menyelimuti desa nya. Ia sudah tak sabar ingin sampai dirumah dan berbaring di tempat tidurnya.

Perkataan anak ibu itu yang merupakan bidan desa masih terngiang-ngiang di telinganya. Walau merasa sangat terkejut dan tak percaya, namun hatinya Nisha diliputi rasa bimbang dan kegundahan yang luar biasa.

Nisha kemudian menghubungkan mimpi buruknya tadi malam dengan apa yang ia alami hari ini. Mungkinkah ini adalah arti dari mimpi buruknya itu ? Ingin rasanya ia menangis, tapi tak bisa. Suasana malam yang mencekam di desanya lebih membuatnya takut dan memaksanya untuk segera pulang dari pada menangisi sesuatu yang telah terjadi.

1
EMP Official
Hai juga 😀
Ceriwis (Kurogane Haruka)
menolak tua si om
Ceriwis (Kurogane Haruka): iihhh mau jadi adik gula-gula ahhh 😁
EMP Official: sugar Daddy itu mah 🤭
total 2 replies
Ceriwis (Kurogane Haruka)
jangan bilang kalo begal kak..
EMP Official: begal cinta dek 🤣
total 1 replies
Ceriwis (Kurogane Haruka)
hai haiiii ..
EMP Official
Luar biasa
EMP Official
Lumayan
EMP Official
Buruk
EMP Official
Kecewa
EMP Official
Biasa
jhope's wife
semangat upnya ya thorr🤩
EMP Official: mksh 😍❤️
total 1 replies
jhope's wife
aku mampir 💜 mampir juga yu ke karya aku, terimakasih😻
EMP Official: makasih udah mampir 🥰 oke, meluncuurr 💃
total 1 replies
EMP Official
............. welcome to my novel .......... 🤗🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!