Terjerat Cinta CEO Kejam

Aku kembali ke lantai atas dan kembali beberes utuk menyelesaikan pekerjaan ku.

Waktu terus berlalu tak ku sangka jam sudah menunjukan pukul 12 siang waktu nya kami para pekerja kebersihan istirahat, aku menuju lantai bawah untuk menuju kantin karyawan aku menunggu ka sasa di lobby karena ingin berangkat bersama kekantin,

"ayo?" ucap k sasa yang baru keluar dari lift

"tumben lama ka? Tanya ku karena biasanya ka sasa cepat ke bawah

"soalnya ada proyek yang harus di urus tadi jadi baru keluar deh"

"oh gitu"

Kami pun sampai dikantin sudah cukup banyak orang yang mengantri makanan aku dan ka sasa pun ikut mengantri makanan

aku melihat ka deni ia sedang membagi makanan untuk kita semua

"hy ka deni?" sapa ku tapi

"hy" jawabnya dengan sedkit ketus, aku sedikit heran dengan sikap ka deni yang biasanya tersenyum padaku tapi sekarang malah cuek dan ketus

aku sedikit heran dengan sikap ka deni tapi aku berusaha untuk tak mempedulikan nya.

Aku dan ka sasa duduk di meja yang disediakan disana meskipun dengan tatapan tajam dari para karyawan disana

Tak lama saat ku tengan makan dengan ka sasa tiba - tiba

"burr'' ka sinta menjatuhkan air ke kepala ku

"ahh" ucapku lalu berdiri dan memutar tubuhku ke belakang terlihat ka sinta marah padaku ia bahkan menatap tajam

"sinta apa yang kamu lakukan" ujar ka sasa

"apa, dia itu orang yang tak tau malu, beraninya kamu menggoda pak bobby " ujar ka sinta padaku aku sediki heran dengan apa yang ka sinta katakan

"maksud ka sinta apa, aku tidak melakukan yang ka sinta tuduhkan, aku tidak menggoda pak bobby" belaku

"alah kamu bohong" ujar ka sinta

"lo ada bukti gak?" ucap ka sasa

"ada, lihat nih" ujar ka sinta menyerahkan sebuah foto berisi aku dan pak bobby tengah berada di ruangan foto itu hanya di ambil bagian belakangnya saja,

"itu foto saat ku di panggil ke ruangan pak.bobby, disana juga tak terlihat aku sedang berhadapan dengan pak bobby," bela ku

"alah, alasan buat apa kamu ke ruangan pak.bobby kalau bukan untuk menggodanya" ujar ka sinta tak terima

"benar ka, aku gak bohong, tadi aku di suruh ke ruangan pak angga, tapi tiba tiba pak bobby memanggilku dia menyerahkan kartu namanya padaku" ujarku sambil menyerahkan kartu nama pak bobby pada ka sinta, tapi tetap aja ka sinta tak percaya, ia malah mendorongku,

"dasar pelakor lo , buat apa lo masih simpan ni kartu nama kalau lo memang gk butuh, dasar simpanan" ucap ka sinta lalu mendorongku beruntung ada ka deni yang menahanku sehingga bokongku tak menyentuh lantai.

"ahhh" ucapku

"CHIKA" teriak ka sasa

"lo yah sinta, kayak diri lo bener aja" ujar ka sasa

"mau apa lo, teman lo aja yang gak bener" balas ka sinta

"lo pikir lo bener, gua juga tau apa tuh simpanan pak bobby, lo pikir gua gak tau semuanya hah"

"tutup mulut lo jangan sok tau lo" ujar ka sinta langsung menarik rambut ka sasa dan terjadilah keributan antara ka sasa dan ka sinta

"ka sasa, udah stop ka" ucapku mencoba melerai, suasana kantin pun heboh sekarang karena pertengakaran ka sasa dan ka sinta, aku binggung sekali sekarang.

Semua orang hanya menatap dan tak mau menghentikan pertengkaran itu, mereka malam menonton seolah olah itu adalah sebuah hiburan.

"aduh ka deni ini gimana, tolong hentikan mereka" ucapku pada ka deni tapi ka deni pun binggung karena cukup sengit antara pertengkaran ka sinta dan ka sasa.

aku yang binggung pun langsung mencoba menelepon pak rio untuk membantuku, ku keluarkan ponsel terbaru ku dengan merk di gigit apel tersebut, ku lihat ka deni menatap.heran padaku.

"halo pak tolong di Kantin sedang ada " belum selesai ku bicara rambutku di jambak

"awww sakit"

"lo hubungi siapa, lo mau ngadu" ujar ka sinta

"engga ka, aku"

"meli lo diem aja" ujar ka sinta pada teman nya. Dia pun mulai ikut berkelahi dengan ku aku yang tak terima juga ikut menjambak ka meli. Dan terjadi lah keributan antara aku dan ka sinta dan ka sasa. Meskipun ka sasa membela ku tapi ka sinta juga terus berusaha meraih ku, semua orang hanya diam menatap tak ada yang mencoba melerai perkelahian kami.

"STOP" teriak seseorang disana . Kami berempat pun berhenti terlihat pak rio dan tuan damian tak lupa mereka para staff berdatangan.

aku dan ka sasa hanya menunduk terlihat wajah kami yang berantakan dan tentu saja rambut kami yang acak acak kan. Aku menatap ka sasa tapi kami berdua hanya tertawa.

"chika, sasa ada yang lucu" tegur pak angga

"maap pak, " jawab kami serentak

"kalian berempat ikut saya ke kantor personalia" ujar pak angga terlihat wajahnya yang kecewa karena tingkah kami berempat.

"maap pak rio dan taun damian, kalian sampai turun kemari, saya akan menghukum mereka semua " ujar pak angga

"lakukan dengan adil" ucap tuan damian.

"kamu ke ruangan ku setelah semua selesai" tunjuk tuan damian padaku.

Aku hanya menghembuskan nafas beratku. Dan sepertinya hukuman ku akan bertambah nantinya.

"ba baik pak" ujarku

Tuan damian pun pergi tapi sebelum pergi ia melirik ke arah pak rio

"selesaikan rio"

"baik pak"

Kami berempat di giring ke ruang personalia terlihat bu dewi disana ia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kami, tak lupa pak rio ikut serta disana dan tuan damian juga malah duduk disana yang awalnya tak ingin tau, jadi tau

"ada yang bisa jelaskan pada saya?" tanya bu dewi

"sinta yang duluan bu, dia tiba tiba menjambak saya." bela ka sasa

"enak saja, chika yang duluan bu, dia jadi pelakor" bela ka sinta

"bohong bu, saya gak mungkin jadi pelakor" ucapku

"lo jangan bohong mulu" ucap ka sinta

"aku gak ngelakuin hal itu" bela ku lagi

"lo jangan nyolot gitu sama chika, kayak diri lo bener aja" ucap ka sasa membelaku

"lo bisanya ngancem gua, lo juga kagak bener" tunjuk sinta pada sasa

Dan mereka berdua bertengkar kembali

BRAKk

Tuan damian menggebrak meja

"Stop" kalian berdua malah ribut lagi

"chika jelaskan pada saya" tanya bu dewi yang juga mulai pusing dan takut karena tuan damian menatap kita semua

aku pun menjelaskan semuanya apa yang terjadi di kantin

"bila ibu gak percaya, ibu bisa panggil ka deni dia saksinya" ucapku

"siapa dia?" tanya tuan damian menatapku

"dia salah satu pelayan di kantin" ujarku

"rio panggil dia kemari"

"baik pak"

Tak lama ka deni pun datang, ia juga membawa ponsel ku

"chika ini milikmu" ujar ka deni

"oh, terima kasih ka" ucapku menerima ponsel dari ka deni, sepertinya memang terjatuh saat ka sinta menjambak ku

"tuh kan benar, lo tun simpanan orang" ujar ka sinta

"engga, maksud ka sinta apa?"

"bu dia itu simpanan pak bobby. Lihat ponselnya sekarang merk terbaru dan keluaran terbaru, mana sanggup dia beli apa lagi dia punya hutang sama rentenir" ujar ka sinta

"sebenarnya apa si alasan lo sirik mulu sama chika, mau dia simpenan orang ke mau punya hutang ke, gak ada hubungan nya sama lo" ujar ka sasa yang sangat geram pada ka sinta

"udah ka" bisik ku

"benar apa yang dikatakan chika, kamu ini kenapa sinta?" tanya bu dewi penasaran

"dan kamu juga tau dari mana chika punya hutang dan jadi simpanan?" tanya bu dewi kembali

Bersambung. . .

Terima kasih yang sudah baca novel ini.

Tolong like, komen dan vote yah biar thor semangat lagi lanjutin ceritanya.