Harem : Menyamar Di Sekolah Khusus Perempuan

Samantha tersenyum lebar. Ia tentu setuju dengan ajakan Angga. Tangannya langsung menarik Angga untuk ikut bersamanya.

Diam-diam Angga dan Samantha pergi ke asrama. Suasana di asrama tentu sangat sepi. Mengingat semua penghuninya sedang berada di sekolah.

Samantha berjalan lebih dulu di depan. Dia menuntun Angga untuk masuk ke kamarnya. Kini mereka baru saja melangkah masuk ke dalam sana. Tanpa pikir panjang, Samantha langsung mengunci pintu kamar.

"Kau satu kamar dengan siapa?" tanya Angga.

"Dengan cewek bernama Acha dan Yasmin," sahut Samantha.

"Acha? Yang satu kelas denganku?" Angga memastikan.

"Iya." Samantha tampak mulai melepas pakaiannya satu per satu. Sampai tidak menyisakan satu helai benang pun.

Glek!

Angga telan ludah satu kali. Apalagi ketika Samantha berputar menghadapnya.

"Kenapa kau bengong saja? Ayo lepas pakaianmu juga," suruh Samantha.

"Oke." Angga mengangguk. Sambil melakukannya, dia mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Ngomong-ngomong, yang mana ranjangmu?" tanyanya.

"Tentu saja yang tunggal ini. Itu karena aku lebih dulu memilihnya dari yang lain," sahut Samantha seraya menunjuk ranjang yang dirinya maksud. Dia kemudian kembali menatap Angga. Cowok itu sudah melepas semua pakaian, bahkan wignya.

Samantha tersenyum. Dia segera memadukan bibirnya dengan mulut Angga. Mereka mengawali semuanya dengan ciuman. Lalu perlahan melanjutkannya ke ranjang.

'Sepertinya ini adalah sesuatu yang harus kulakukan di sini. Karena sudah beberapa kali aku menghadapinya,' batin Angga. Dia akhirnya memilih untuk tidak menahan diri lagi. Angga lampiaskan seluruh nafsunya yang terpendam kepada Samantha.

Samantha hanya bisa menggeliatkan tubuh tidak karuan. Dia bahkan terus mendesah.

Sampai akhirnya penyatuan dilakukan oleh Angga. Saat itulah dia merasakan nikmat luar biasa. Hingga dirinya tak kuasa berhenti melenguh bersama Samantha. Erangan keduanya menjadi sahut-menyahut. Di iringi pula dengan suara tepukan daging yang bertemu.

Segalanya berakhir saat Angga dan Samantha merasa saling terpuaskan satu sama lain. Angga langsung tumbang ke sebelah Samantha. Dia merasakan betapa nikmatnya puncak kenikmatan saat dilakukan bersama seseorang. Tentu berbeda dengan pengalaman Angga yang selama ini hanya bisa mengocok sendiri.

"Kau hebat juga. Kau pasti sering melakukannya ya?" selidik Samantha. Dia dan Angga sama-sama mengontrol nafas.

"Begitulah." Angga memutuskan untuk berbohong. Padahal itu pertama kali baginya. Pupus sudah keperjakaan Angga.

Samantha terkekeh geli. Dia memejamkan matanya.

"Apa kita sudah selesai?" tanya Angga. Di lubuk hati terdalamnya, dia sebenarnya masih merasa belum puas.

"Iya. Kita tidur saja," jawab Samantha.

Angga mendengus kecewa. Akan tetapi jika Samantha tidur, maka dia punya kesempatan mencari tahu tentang cewek itu.

Setelah memastikan Samantha tidur nyenyak, Angga mengenakan pakaian kembali. Tak lupa juga wig untuk melengkapi penyamarannya.

Setelah itu, Angga memeriksa semua barang Samantha yang ada di kamar. Dari semua barang, ada satu barang mencurigakan yang berhasil ditemukan Angga. Yaitu sebuah kotak persegi kecil yang ada di dalam laci meja Samantha.

Angga buka kotak itu. Di sana dia menemukan banyak foto seorang cowok. Dahi Angga berkerut karena bingung dengan jumlah foto tersebut. Mungkin foto dengan wajah sama itu berjumlah ratusan lebih.

'Apa dia pacarnya Samantha?' pikir Angga. Dia akhirnya mengambil satu foto dari sekian banyak. Kemudian mengambil kunci kamar. Angga segera beranjak keluar dari kamar Samantha.

Di sisi lain, Luna masih mencari Angga. Ia bahkan nekat mendatangi kelas cowok itu seorang diri.

"Apa anak baru itu ada?" tanya Luna pada salah satu teman sekelas Angga.

"Dia tidak masuk hari ini. Kenapa kau tiba-tiba mencarinya?" Acha menjadi orang yang menjawab pertanyaan Luna.

"Tidak ada. Hanya tanya saja," sahut Luna yang langsung beranjak pergi. Mengetahui Angga tidak masuk, maka otomatis dia berpikir kalau cowok itu ada di asrama. Jadi tujuan Luna sekarang adalah pergi ke asrama.

Setibanya di kamar, Luna akhirnya menemukan Angga. "Kau di sini ternyata," tegurnya.

Angga yang sedang fokus dengan ponsel, sontak kaget dengan kedatangan Luna.

"Kau bikin kaget saja," komentar Angga.

"Aku mencarimu kemana-mana," ungkap Luna.

"Benarkah? Kenapa?" tanggap Angga.

"Hanya cemas." Luna perlahan menutup pintu kamar. "Beritahu aku segala hal tentangmu. Terutama kasus yang ingin kau selesaikan. Kelakuan kotor para guru? Pembullyan? Atau insiden kematian yang baru saja terjadi?" tanyanya.