NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Abi Apa Salah?

Suami Pilihan Abi Apa Salah?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Rakina Yura Izzati hadis 22 tahun harus menelan pil pahit dalam pernikahan yang dia jalani.
Lahir dari keluarga yang taat agama. Yura di jodohkan Abinya dengan teman Abi dan yang tak lain adalah bos Yura di kantor.
Aviansyah Rayyn Biadama. Putra satu-satunya dari Biadama yang mau tidak mau harus mengikuti perjodohan yang di tentukan untuknya.

Avian yang awalnya tertarik dengan Yura sebelum pernikahan. Tetapi entah apa yang membuat Avian berubah menjelang pernikahan dan bahkan menikah dengan Yura karena membenci Yura.

Pernikahan yang indah seperti bayangan Yura ternyata berbanding terbalik. Air mata serta hati yang semakin sakit yang dia terima dari suaminya yang sangat membenci dia.
Apakah Yura sanggup menjalani pernikahan itu?
Lalu bagaimana dengan Avian. Apakah Avian akan berubah dengan seiring waktu berjalan.
Mari kita baca ceritanya dan mohon untuk semua dukungan para readers untuk subscribe, like, koment dan vote yang banyak. Terima kasih.

Follow Ig saya.
aninunharahap12

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27 Perhatian Itu Datang Sendiri

Yura begitu cemas dengan memencet jarinya dan sama dengan Avian yang berkali-kali kesulitan menelan salivanya.

"Avian Yura tidak tidur di lantai di malam hari bukan?" sahut Artika tiba-tiba mempertanyakan sesuatu yang dia bahkan tahu kebenarannya.

Pertanyaan Artika membuat Avian yang semakin panik yang tidak mampu menjawab pertanyaan itu sementara Artika dan Biadama terus memperhatikan wajah Avian yang berusaha untuk mendapatkan jawaban dari sang putra

Avian yang memang terlihat sangat gelisah dan tidak tahu harus menjawab apa. Dia sekarang sekolah di serang.

"Tidak Hah," bukan Avian yang menjawab, tetapi Yura yang mengambil alih dari pertanyaan itu.

Situasi itu benar-benar sangat menegangkan dan membuat Yura yang harus ambil alih untuk menjawab, karena tidak ingin Avian yang di pojokkan. Bagi Yura hal itu sangat tidak pantas.

"Itu kemarin saat di kantor. Yura dan tim punya pekerjaan di pabrik dan kita semua lelah yang akhirnya menidurkan diri di lantai tanpa mengenal waktu, tempat dan mungkin karena itu kondisi Yura seperti ini," jelas Yura dengan memberikan alasan yang masuk akal.

Lagi dan lagi Yura harus menciptakan kebohongan untuk menutupi aib yang suami.

"Jadi Yura sama sekali tidak tidur di lantai dan itu juga tidak mungkin," sahut Yura melihat ke arah Avian yang masih tetap diam.

"Yura lain kali kamu harus pikirkan kesehatan, mungkin bagi kamu itu adalah hal yang sangat sepele, tetapi kamu lihat dampaknya bagaimana dan untung saja kamu tidak apa-apa!" tegas Biadama.

"Iya Pah," sahut Yura dengan mengangguk. Artika yang sejak tadi memperhatikan sang putra yang sekarang menghela nafas.

"Baik Pak Biadama. Kalau begitu saya permisi dulu!" sahut Dokter pamit.

"Baik Dokter, terimah kasih untuk bantuannya," sahut Biadama.

"Sama-sama," sahut Dokter yang sudah selesai memasukkan alat-alat pemeriksaannya ke dalam tas dan langsung keluar dari kamar.

"Yura kamu beristirahatlah dan Avian kamu dengarkan apa kata Dokter tadi. Jangan membuat istri kamu jadi kenapa-kenapa," tegas Biadama.

"Iya Pah!" sahut Avian dengan mengangguk.

"Ayo Mah! Kita istirahat!" sahut Biadama. Artika mengangguk dan meninggalkan kamar Yura dan Avian.

Setelah kepergian ke-2 orang tua Avian. Yura yang mencoba untuk duduk dengan tubuh yang masih lemas.

"Mau kemana kau?" tanya Avian.

"Mau tidur ke sofa. Aku tidak bisa untuk tidur di lantai, lama-lama aku bisa mati," jawab Yura singkat.

"Jangan berpindah dan tetap di tempatmu!" ucap Avian yang membuat Yura menautkan kedua alis mendengar pernyataan Avian.

"Maksud kamu?" tangan Yura.

"Jangan bertanya dan tidurlah!" tegas Avian mengambil bantal dari samping Yura dan Avian yang berjalan menuju sofa.

Yura hanya melihat bagaimana Avian yang membaringkan diri di atas sofa dengan lengannya yang berada di atas dahinya. Yura masih terus melihat dengan wajah yang terlihat penuh dengan kebingungan.

Dia mungkin masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Avian yang membiarkan dia untuk beristirahat di ranjang besar yang katanya Avian tidak akan membiarkan Yura untuk berbaring di sana karena merasa jijik. Yura tadi memang berniat untuk pindah tetapi ke sofa dan tidak di lantai. Karena dia juga ingin sehat. Tetapi di luar dugaan dengan Avian yang malah membiarkan dia untuk berada di atas ranjang.

Yura pun langsung membaringkan tubuhnya ke posisi awal, tetapi dia juga masih melihat Avian yang sudah memejamkan mata. Yura juga perlahan memejamkan mata.

************

Jarum jam yang menunjukkan pukul 2 malam. Suasana di dalam kamar pasangan suami istri itu terlihat hening. Baik Yura dan Avian sama-sama tertidur di tempat mereka masing-masing.

"Uhuk-uhuk-uhuk-uhuk!" di tengah keheningan itu Yura terbangun dengan batuk-batuk yang begitu gatal di tenggorokannya.

Suara batuk itu terus saja terdengar yang membuat Avian perlahan membuka mata. Avian menoleh ke arah tempat tidur dan melihat Yura yang masih memejamkan mata. Namun memegang tenggorokan yang terasa sakit.

Hahhhh.

Avian menghela nafas berat yang merasa sangat terganggu dengan suara batuk itu yang membuat dia terbangun.

Avian menurunkan sepasang kaki itu dan langsung menghampiri Yura yang masih saja batuk. Avian menoleh kearah nakas yang melihat gelas yang berisi air yang tertutup. Avian mengambil gelas itu dan langsung menaiki ranjang yang duduk di samping Yura.

Yura yang masih memejamkan mata dengan berbaring miring membelakangi Avian terkejut saat bahu itu ditepuk dan membuat Yura menoleh kebelakang. Yura yang sudah membuka mata sedikit kaget dan melihat Avian yang menunjukkan wajah datar.

"Kamu minum dulu!" titah Avian yang memberikan air mineral tersebut.

Yura menelan salivanya dan mencoba untuk duduk dan lagi-lagi dibantu oleh Avian dan Yura yang langsung saja minum dengan gelas yang dia pegang dan di tumpu dengan tangan Avian.

Setelah Yura selesai minum Avian mengembalikan gelas tersebut ke tempat semula. Lalu Avian yang mengambil obat Yura dan langsung memberikan obat itu pada Yura.

Yura merasa tubuhnya semakin panas dingin karena melihat perilaku Avian yang di luar prediksi. Dia tidak tahu apakah itu halusinasi akibat panas yang dia derita, sehingga merasa apa yang dilakukan Avian adalah sebuah mimpi. Tetapi ternyata itu adalah kenyataan.

"Makasih," sahut Yura yang masih mengeluarkan suara lemas.

"Istirahat kembali!" ucap Avian yang langsung turun dari ranjang dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Yura yang merasa jauh lebih baik setelah minum obat dan rasa gatal di leher itu sudah hilang langsung membaringkan diri kembali.

*********

Sinar matahari yang begitu cerah yang terpancar dari luar masuk dari celah-celah jendela menerpa wajah Yura yang masih tertidur di atas ranjang. Karena kondisi yang kurang sehat membuat Yura memang belum bangun sejak tadi. Yura juga tidak salat subuh karena memang tidak terbangun. Sinar matahari mampu membuat hangat di wajah gadis cantik itu, tetapi tetap saja tidak membuat wanita itu terganggu dalam tidurnya.

Ceklek.

Avian yang keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi berwarna putih. Avian menoleh ke arah Yura yang sejak tadi tidak bergerak saat dia meninggalkan dan saat dia kembali. Avian melihat mata indah itu yang terusik dengan sinar matahari membuat Avian menoleh ke arah jendela. Avian berjalan menuju jendela dan langsung menutup tirai jendela untuk tidak mengganggu tidur Yura.

Avian tidak membangunkan Yura sama sekali melangkah menuju lemari untuk mengambil pakaiannya. Avian yang mulai siap-siap ke kantor yang memakai pakaian dari baju dan celana sampai peralatan lainnya di dalam kamar dan juga tidak disadari Yura yang sekali-sekali Avian menoleh ke arah lurah yang tetap saja pada posisi awal.

********

Setelah selesai rapi-rapi Avian menuruni anak tangga menghampiri kedua orang tuanya yang sedang sarapan bersama.

"Avian bagaimana Yura?" tanya Artika yang berdiri yang tampak menyiapkan makanan di atas nampan.

"Dia masih tidur," jawab Avian datar yang menarik kursi lalu duduk dengan mengambil setangkap roti yang langsung mengolesi dengan selai Nutella.

"Apa dia tidur nyenyak tadi malam?" tanya Biadama.

"Tadi malam batuk-batuk dan aku pikir sudah ada perubahan," jawab Avian.

"Ya sudah kalau begitu nanti papa akan kembali telepon Dokter Mila," sahut Biadama.

Avian tidak menanggapi apa yang dikatakan Biadama dan dia mulai sarapan.

Bersambung

1
salsa mom's Eka
aku mendukung yura buat pisah thor.
pertemukan yura dengan pria yg mencintai dia.
please jangan balikan dengan Avian.
biarkan Avian tau dengan sendirinya bahwa sifat yura memang baik...dan itu menjadi penyesalan dirinya.
Wiwit Wilowati
setelah tau fakta nya tinggalkan ja si Avian biar tahu rasa...gak jelas asal nuduh ja...bukan dicari kebenarannya..😇😇
Bandar Jayalampung
makanya jgn tolol
Holipah
yura bego masih bertahan d situ
Bandar Jayalampung
udah deh Yura pisah aja dulu. biar tau rasa suami kmu yg goblok tolol itu 😡
Wiwit Wilowati
klu bicara pakai akal sehat Avian bukan emosi yg gak jelas...
Bandar Jayalampung
nah Lo mampus kau Alvian ayo Adam bawa Yura pergi . biar dia nyesel
Siti Khoiriah
kesel banget thor sama avian
gedeg....
Bivendra
syirik aja lu knp lu tkt tersingkir dgn kdtgn yura drmh ortunya
menantu koq belagu bgt
Milla
next
Milla
next
Zenakhayra
penulisan nama kadang salah...novelnya menarik
ainuncepenis: Kak boleh di kasih tahu di bagian mana kak. biar di revisi kak
total 1 replies
Milla
min doubel up donk
Dian Fitriana
up
Lebrianty ayu
mampir ya Thor
Milla
min doubel up yaa
Bivendra
syira ini manipulayif palingan dy suka suka sm cat avian ini mknya gatel
ni pun cat avian ladenin
Milla
next min
Saini Jamudin
lanjuuut
Bivendra
ini penyebab salah paham nya ternyata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!