Seorang gadis yang baru saja menyelesaikan kuliah nya dan berencana menenangkan pikiran keluar negeri. Karena beberapa bulan lalu dia harus mengeluarkan energi untuk belajar dan terus belajar agar iya bisa wisuda di tahun ini. Namun siapa sangka di saat keluar negeri bukan nya pikiran tenang justru malah di pertemukan dengan seorang ketua mafia yang sangat kejam di negera itu.
Hmm bagaimanakah gadis itu menghadapi masalah yang baru itu? Bisakah dia menikmati masa liburan nya atau malah tidak sama sekali. Penasaran? Yuk pantengin!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretvii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga Liem
"Maaf Abi, om, sebaik nya permasalahan ini di bahas nanti saja, tidak enak ada banyak tamu di sini." Nadia berusaha mehangat kan kembali suasana yang seharusnya bahagia itu, ia juga tidak tega melihat raut wajah suami nya yang berubah menjadi kusam seperti itu, padahal sedari awal wajah sang suami sangat bahagia, apalagi setelah beberapa jam yang lalu ia mengucapkan akad.
"Abi minta maaf Liem, Nadia, Abi lupa, ayo Rendra kita bahas ini nanti, tidak enak dengan tamu undangan, kami pergi dulu ya, assalamualaikum." Pamit Abi, entah mengapa iya sampai harus membahas itu tadi di depan menantu nya, padahal hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi mereka, tapi malah menjadi situasi yang mencekam kan.
"Liem, apakah kamu baik-baik saja? Aku tahu kamu pasti tidak baik-baik saja, tapi bisa kah kamu berpura-pura untuk tersenyum? Aku tidak enak dengan para tamu." Ucap nadia hati-hati, Nadia mengatakan itu saat Abi dan Rendra sudah tidak ada lagi di hadapan mereka.
"Aku baik-baik saja Nadia, maaf aku tidak bisa menyembunyikan kekecewaan ku tadi, aku hanya tidak suka melihat wajah pria itu, tenang lah sekarang aku akan tersenyum." Ucap Liem tersenyum manis, walaupun Nadia tau senyuman itu ia paksakan namun suami nya itu tetap terlihat sangat tampan.
"Terimakasih suamiku." Ucap Nadia tersenyum manis, walaupun ia mengenakan cadar tapi Liem tahu kalo istri nya itu sedang tersenyum manis.
Entah keberanian dari mana setelah mendengar kata suamiku, Liem tersenyum sangat manis dan tanpa sadar ia mengecup kening istri nya itu, walaupun sedang banyak tamu undangan, hal itu membuat Nadia malu pipi nya merah merona untung nya ia mengenakan cadar.
***
Ruang keluarga
Kini Nadia dan keluarga nya telah berada di ruang keluarga, termasuk keluarga Rendra. Semua nya diam, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, Susana terasa mencekam, sehingga pada akhirnya Abi memulai pembicaraan.
"Maaf Rendra, Liem, Abi memang tidak tahu apa masalah kalian berdua, tapi sekarang kita ini telah menjadi keluarga, alangkah baik nya kita menyelesaikan masalah ini bersama, agar tidak berlarut-larut itu tidak baik." Ucap Abi mencoba mencairkan suasana, Abi juga berusaha menyatukan anak dan ayah itu.
"Betul kata Reyhan, ayah minta maaf padu mu Liem, ayah menyesal karena telah terhasut oleh ibu tiri kamu." Ucap Rendra menyala kan istri nya.
"Mengapa kau jadi menyalahkan ku?" Ucap Tiara, ia tidak terima suami nya itu menyalahkan diri nya seorang, padahal kan mereka berdua yang melakukan nya.
"Itu memang salah mu, andai kau tidak mengajak ku ke Indonesia waktu itu, aku pasti tidak akan menelantarkan anak ku." Ucap Rendra terus menyalahkan Tiara dan selalu berusaha untuk membela diri.
"Astaghfirullahalazim, maaf Rendra Tiara, saya sebenarnya tidak ingin ikut campur, tapi kita sedang bersama keluarga besar, alangkah baik nya kita selesaikan dengan baik, tanpa saling menyalahkan." Kini umi ikut menimpali, umi merasa sedikit terganggu dengan kedua orang paruh baya itu yang saling menyalahkan, bukan nya saling menyesal justru malah sebaliknya.
"Umi benar, maaf ya semuanya, maaf atas perbuatan ibu dan ayah ku, terutama untuk bang Liem, maaf atas kesalahan ayah dan ibu selama ini, aku dan ayah berusaha untuk mencari keberadaan Abang, tapi semua nya nihil kami kesulitan menemukan Abang, belum lagi Farhan yang selalu menghalangi kami, tapi sekarang ia telah di penjara, yang kami dengar atas kasus penculikan, hanya itu yang dikatakan polisi, dan kami sendiri tidak tahu siapa yang di culik." Jelas fahri.
Fahri memang tidak tahu latar belakang keluarga nya, karena entah mengapa anak itu bisa berbeda dengan saudara nya, ia bahkan dekat dengan agama, ia lebih suka menuntut ilmu agama dari pada ilmu dunia.
Liem hanya dia saja mendengar kan perdebatan itu, Nadia memegang tangan suami nya untuk berusaha menguatkan suaminya, dan agar suaminya itu tidak tersulut emosi.
"Maaf nak Liem, Abi tahu kamu sangat emosi sekarang, tapi tolong selesaikan masalah ini, Abi tidak mau ada hal-hal yang tidak di inginkan, di tambah lagi kalian masih pengantin baru, jadi Abi minta tidak ada keributan." Ucap Abi lembut.
"Iya Abi, tidak ada keributan kok, Liem sudah maafkan mereka, apakah boleh Liem izin ke kamar, Liem sangat capek rasa nya ingin istirahat." Ucap Liem berusaha berbicara lembut, ia menahan emosi agar tidak keluar.
Abi yang memang tahu kondisi Liem dan nadia pasti kelelahan sekali, ia mengangguk kan kepala sebagai isyarat memberi izin mereka berdua pergi ke kamar.
***
Di kamar
"Liem aku tahu kamu pasti sangat kecewa dengan ayah mu, tapi bagaimanapun dia tetap ayah mu, aku harap kamu bisa memanfaatkan nya, tidak usah terburu-buru, tapi perlahan-lahan agar hati mu tidak terlalu kecewa." Nasehat Nadia pada Liem, kini Liem berada dalam pelukan Nadia, entah mengapa Liem sangat manja padi istri nya itu.
"Iya sayang, akan aku coba." Ucap Liem dalam pelukan Nadia, rasa nya ia enggan untuk melepaskan pelukan nya itu. Nadia tersenyum mendengar Liem mengatakan sayang.
"Kamu bilang apa tadi?" Tanya Nadia pura-pura tidak dengar.
"Iya sayang, akan aku coba." Ulangi Liem.
"Apa, coba ulangi lagi?"
"Iya sayang, akan aku coba, kamu kenapa jadi budek gini?" Liem memasang wajah bingung nya. Sedangkan Nadia yang melihat ekspresi itu tidak bisa lagi menahan tawa nya.
"Apa yang lucu?" Tanya Liem semakin bingung.
"Enggak ada kok, udah ah, aku mau mandi dulu, gerah tauuk." Kesel Nadia, lalu ingin beranjak pergi dari ranjang, dan melepaskan pelukan Liem.
"Ayok kita mandi bersama." Ucap Liem dengan memasang wajah polos nya, sedangkan Nadia yang mendengar itu membelakan mata nya.
"Apa? Kenapa harus bersama? Sendiri-sendiri aja, aku capek banget soalnya." Elak Nadia, ia masih malu jika harus mandi bersama, apalagi mereka baru saja sah menjadi suami istri.
"Emang nya kenapa? Kita kan sudah sah menjadi suami istri, dan setahu aku suami istri itu Sunnah kalo mandi bersama, aku sudah belajar Islam sejak aku lamar kamu, jadi aku sudah tahu sedikit-sedikit, tapi yang paling aku pelajari sih kita Fathul Izhar." Ucap Liem dengan tersenyum penuh makna, Nadia yang mendengar itu bergedik ngeri, ia kesulitan menelan ludah nya.
"Astaghfirullah Liem, kenapa kamu mesum sekali sekarang?" Tanya Nadia, ia memasang wajah seolah-olah, seperti sedang ketakutan pada suaminya itu. Ia juga menutupi diri nya dengan bantal.
Bersambung....
Happy reading All ♥️
Terimakasih untuk pembaca setia ☺️🥰♥️
Jangan lupa like, komen dan juga share ke teman-teman kalian ya🙏. Oh iya kasih saran dan juga dukungan ya biar aku semakin semangat, sekali lagi terimakasih 🙏♥️🥰
