Zombie Hunter, sebuah game misterius yang telah membawa satu tim yang beranggotakan dua puluh orang masuk ke dalam dunia pararel. Sehingga kedua puluh orang itu terjebak di sebuah kota mati yang dipenuhi dengan jutaan zombie.
Seakan di dunia tersebut telah terjadi hari kiamat, hanya dipenuhi dengan mayat hidup yang sangat menyeramkan. Mereka akan menyerang manusia dengan cara membabi buta.
Tapi bagaimana kalau ternyata game tersebut telah membuat peraturan bahwa hanya satu orang saja yang memiliki kesempatan untuk menang dan bisa keluar dari dunia yang mengerikan itu? Akankah ada yang berhasil selamat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
[Atta, Dion, Cevi, Doni, Maudy, Amel, Hilman, Ardi, Gina, Putra, Farhan, Beni, dan Amir telah gagal dalam permainan ini. Kini hanya tersisa 7 orang lagi. Ayo jadikan dirimu menjadi satu-satunya sebagai Zombie Hunter.]
[ Pencapaian level Tim Hero: Liondra (level 4), Raka (level 8), Riska (level 1), Tian (level 6), Yoga (level 7), Seno (level 2), dan Alex (level 5).]
Suara terdengar sistem menggema, untuk sementara ini Raka adalah peraih level yang paling tinggi diantara yang lainnya, yaitu level 8. Membuat dia semakin terlihat arogan. Saat ini senjata yang dia miliki adalah senapan, larasnya yang panjang dan bisa menebak dari jarak jauh.
Saat ini Alex dan Liondra sedang memikirkan bagaimana caranya untuk membantu Tian dan Riska, agar mereka bisa keluar dari mobil dan masuk ke dalam toko pakaian. Sementara masih banyak zombie yang sedang berlalu lalang di jalan raya sana.
"Aku sangat mengkhawatirkan Riska dan Tian." Lirih Liondra. Saat ini dia dan Alex sedang berdiri di balkon lantai 2.
"Aku pasti akan membantu mereka keluar dari sana." Jawab Alex, walaupun tidak mudah, tapi dia harus memikirkan bagaimana caranya untuk membantu Tian dan Riska keluar dari mobil dan masuk ke dalam toko pakaian.
Liondra menjadi teringat dengan makanan yang dia bawa di dalam tasnya, dia memberikan sebungkus roti kepada Alex. "Emm... Aku tahu kamu pasti belum makan sama sekali, kamu harus makan dulu! Bertarung dengan zombie tentu saja membutuhkan banyak tenaga."
Alex sebenarnya sangat merasakan lapar, tapi dia teringat dengan Tian yang belum makan sama sekali. "Tapi..."
"Riska juga pasti membawa makanan untuk Tian." Potong Liondra.
Alex pun sangat merasa lega mendengarnya, dia segera membawa roti pemberian dari Liondra dengan sedikit grogi. "Emm... te-terimakasih."
"Aku yang seharusnya berterimakasih kepadamu. Kamu sudah menyelamatkan aku. Seandainya kita bisa selamat dan keluar dari dunia game ini, aku...emm... aku ingin setiap hari kamu mengajari aku belajar. Jujur saja aku sering sekali mendapatkan nilai jelek." Liondra berkata dengan malu-malu, karena sebenarnya walaupun dia tidak pernah bertegur sapa dengan Alex, tapi dia sering mendengar nama Alex, karena Alex adalah mahasiswa yang berprestasi.
Alex yang sedang memakan roti, dia nampak tertegun ketika mendengar permintaan dari Liondra. Permintaan Liondra adalah penyemangat baginya agar bisa selamat di permainan game ini.
Walaupun di dalam aturan, yang selamat hanya satu orang. Tapi Alex sangat berharap dia bisa selamat bersama dengan yang lainnya.
...****************...
"Ini coklat untukmu." Ucap Riska sambil memberikan coklat kepada Tian.
Tian terlihat kaget, mungkin karena biasanya dia yang selalu memberikan coklat untuk Riska, walaupun Riska selalu menolaknya. Tapi kini sekarang menjadi terbalik, Riska yang memberikan coklat untuknya.
Walaupun sangat gugup, tapi Tian segera mengambil coklat tersebut. "Terimakasih, Riska."
"Iya, sama-sama. Aku minta maaf dulu selalu menolak kamu." Riska menjadi merasa bersalah kepada Tian.
"Tidak apa-apa, kamu tidak salah. Mungkin aku yang terlalu terburu-buru, aku langsung menyatakan perasaan aku sama kamu tanpa melakukan pendekatan terlebih dahulu. Seharusnya kita saling mengenal dulu satu sama lain, walaupun em... aku naksir kamu dari SMP." Tian berkata dengan panjang lebar, walaupun sedikit terbata-bata.
Riska mengerutkan keningnya, dia sama sekali tidak tahu bahwa dirinya pernah satu SMP dengan Tian.
"Dulu kita sekolah di SMP dan SMA yang sama, walaupun beda kelas." Ternyata benar kata Alex, Tian harus mengatakan sendiri tentang perasaannya kepada Riska. Hal tersebut membuat Tian sangat merasakan lega.
Sambil memakan coklat, Tian mencoba memperhatikan zombie-zombie yang ada di jalan raya sana. Makhluk-makhluk yang mengerikan itu sedang berjalan berlalu lalang di jalan raya tanpa arah dan tujuan. Sementara dirinya dan Riska harus segera keluar dari mobil sebelum siang hari tiba.
...****************...
Raka nampak kesal melihat kebersamaan Alex dan Liondra yang sedang berbicara berdua di balkon. Pria itu sedari tadi sedang memperhatikan mereka berdua dengan perasaan penuh rasa kecewa.
Saat ini Raka, Sena, dan Yoga sedang duduk bersama di salah satu sudut lantai 2.
"Cewek lu kayaknya demen sama si cupu itu." Bisik Sena dengan nada meledek.
"Dia bukan pacar gue lagi." Jawab Raka dengan nada kesal.
"Lho kapan putusnya? Kok kita tidak dikasih tahu?" Sewot Sena, kemudian dia menatap ke arah Yoga yang sedang duduk di sampingnya.
Sena tersentak kaget ketika melihat wajah Yoga yang nampak menyeramkan. Sampai pria itu segera berdiri, begitu pula dengan Raka.
semoga liodra,tian &alex selamat......
walaupun aturan mainnya hanya satu orang yg menang dan dipastikan bisa selamat, tapi msh berharap Alex, Liondra dan Tian bisa selamat dan keluar dari situ
Kira2 Liondra bisa selamat enggak ya? dengan darah yang terus merembesss, sedang zombie jika memciumm bau darah seperti manusia yang menciumm bau duitt warna merahh 🤭
Alex dan Tian...bagaimanapun caranya kalian bertiga harus selamat, meski harus melawan syistem...kalian harus bisa keluar dari dunia portal yang menyesatkan..
Memang Raka sungguh terlalu, ambisi dan keserakahan sudah menutup akal sehatnya 😱. Bahkan wanita yang "katanya" sempat disayang akhirnya dijadikan lawan 😉😞.
Apa iya hanya sampai di sini kisah Alex dan Liondra? Akankah Liondra masih bisa untuk bertahan ....