NovelToon NovelToon
Sorry, Thank You & I Love You

Sorry, Thank You & I Love You

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:115.3k
Nilai: 5
Nama Author: Gresyst_lee

Jatuh cinta tentu sangat menyenangkan. Tapi, bagaimana kalau cinta pertamamu malah memberimu luka?

Bertahan atau meninggalkan, hanya dua itu pilihannya.

Bercerita tentang Xena, wanita yang jatuh cinta pada pandangan pertama. sayangnya, pria yang dicintai malah sudah mencintai wanita lain. Dan sialnya, pria itu malah meminta Xena menjadi kekasihnya, hanya untuk menutupi perasaannya yang sesungguhnya.

Awalnya Xena tak menaruh curiga, sampai disaat dimana dia mengetahahui, kalau pria yang dia sukai tak memiliki perasaan yang sama untuknya. Untuk apapun, pria itu selalu menomorsatukan Sana, sahabat sang pria yang ternyata adalah wanita yang pria itu cintai.

Xena adalah kekasih Rayan, tapi dia malah merasa menjadi orang ketiga dalam hubungan Rayan dan Sana.

Lalu, apa dia harus bertahan dengan pria yang jelas-jelas tak ingin bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5

Sudah jam 17.30 menit. Cepat-cepat  Xena menutup laptopnya. Xena punya planing penting jadi, dia tidak mau pekerjaan tambahan dari si botak merusak planingnya itu.

‘’Maaf pak, nenek saya meninggal. Nggak bisa lembur malam ini,’’ ucapnya melewati si botak begitu saja.

Si botak langsung berteriak, meminta Xena untuk segera kembali. Tapi nihil, Xena tak lagi berada di ruangan. Wanita itu lari dengan kecepatan penuh tadi.

Si botak pun beralih menatap Cassie yang baru saja akan menutup laptopnya.

‘’Sis.’’

Was-was. Cepat-cepat Cassie mengambil tasnya. ‘’Maaf pak, nenek Xena meninggal. Sebagai teman baiknya saya harus melayat.’’ Secepat kilat Cassie menghilang dari hadapan si botak. Rekan kerja mereka hanya tertawa kecil, melihat kelakuan dua rekan termuda mereka itu.

‘’Anak-anak itu. Mereka selalu saja membodohiku! Neneknya meninggal? Ini sudah ribuan kali saya mendengar alasan itu. Memang neneknya itu Naruto, punya jurus 1000 bayangan?’’ Si botak menggerutu pada rekan kerja yang masih belum pulang.

Sudah setua ini dan masih saja dia dipermainkan oleh dua bocah ingusan. Untung saja pekerjaan keduanya bagus, kalau tidak? Dia pasti akan memecat keduanya. Eh, tapi bukannya tidak bisa memecat karyawan sembarangan?

*****

‘’Katanya nenek kamu meninggal. Nih aku mau ke rumah kamu, mau ngelayat.’’ Cassie menghampiri Seina, yang duduk di cafe samping DS group. Dia jelas tau, Xena sedang menunggu Rayan.

‘’Berdosa sekali kamu. Nenekku kan sudah meninggal sejak lama Sis.’’

‘’Kamu tuh yang berdosa. Yaudah ah, aku pulang duluan, mau istirahat.’’

Xena mendengus. Cukup tau arti dari kata istirahat yang dimaksud. Itu adalah club, tempat Cassie menghilangkan penat, setelah capek bekerja seharian. Tidak hanya itu, Xena juga tau alasan paling utama kenapa Cassie selalu menghabiskan waktunya di club.

Beberapa kali Cassie mengajak, tapi Xena tak pernah mau. Bukannya apa, wanita itu hanya tak terbiasa dengan suara music yang kencang. Dibanding ke club, Xena memilih menghabiskan waktunya untuk menonton dracin dan melihat aktor-aktor tampan yang bisa menyegarkan matanya. Lagian dia punya Yudi, adiknya yang sangat posesif, mana mau Yudi membiarkan Xena masuk ke club?

‘’Kapan-kapan ikut denganku.’’

Xena menggeleng. ‘’Ntar calon pacarku cemburu lagi. Dengan wajah yang seperti ini, pasti akan banyak yang menyukaiku.’’

‘’Ck.’’ Cassie berdecak sambil tersenyum. ‘’Kamu dan khayalanmu yang luar biasa. Sudah ah, aku duluan ya.’’

‘’Bye.’’ Dia melambai tangan nya.

*****

Mata Xena terus tertuju pada ruangan Rayan yang masih terang benderang. ‘’Ah, kapan sih dia pulang?’’ Xena melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah hampir setengah 9 malam dan Rayan masih betah berada di ruangan kerjanya. Ruangan Rayan terlihat jelas, dari tempat Xena duduk.

‘’Yuhu.., ’’ Xena girang. Melihat lampu ruangan Rayan yang baru saja mati. Cepat-cepat dia melangkah, menuju lobby perusahaan lagi.

‘’Dia lagi.’’ Rayan terus melangkah. Tak peduli pada Xena dan rentetan pertanyaan yang diajukan wanita itu. Baru juga lepas dari stress karena banyaknya pekerjaan dan sekarang dia harus meladeni tingkah menyebalkan Xena.

‘’Berhenti bertanya Xena!’’

Bukannya diam, Xena malah melompat kegirangan. Tangannya mengambil tangan Rayan, lalu digoyang-goyang. ‘’Pak Rayan tau nama saya? Ah so sweet banget sih pak.’’

Hembusan nafas kasar menyertai langkah Rayan. Hanya nama bukan? Apanya yang so sweet dari hal itu. Khayalannya luar biasa anehnya.

‘’Menjauh dari saya.!’

‘’Nggak bisa pak. Pak Rayan tau nggak, berapa jam saya harus menunggu, hanya untuk bertemu bapak seperti ini?’’

‘’Bukan urusan saya!’’ Xena menahan tangan Rayan, saat pria itu hendak naik ke mobil.

‘’Boleh numpang nggak?’’

‘’Nggak!’’

Tangan Rayan masih ditahan Xena. Wanita itu tampak memelaskan wajahnya. Biasanya pria tak bisa menolak, saat wanita mengeluarkan jurus ini. kesimpulan ini, dia dapatkan dari banyaknya drama yang dia tonton.

Tidak langsung mengizinkan, Rayan melihat sekeliling terlebih dulu. Sudah lumayan sepi memang. Ah, mau tidak mau dia mengizinkan Xena untuk ikut dengannya. Bagaimanapun Xena adalah seorang wanita, pikirnya yang bermaksud baik.

Xena kegirangan. Ternyata ada gunanya juga drama yang sering ditonton, pikirnya.

‘’Oh ya pak. Saya bisa masak loh.’’

Rayan tak mempedulikan. Nggak penting menurutnya. Mau Xena bisa memasak kek, bisa pencak silat atau bahkan bisa terbang sekalipun.

‘’Pak Rayan mau nggak saya masakin? Rasanya enak loh.’’

‘’Nggak perlu.’’

‘’Loh kenapa? Pak Rayan kan belum pernah coba makanan buatan saya.’’

‘’Kamu bisa diam nggak? Kepala saya pusing, karena kamu terus ngerocos.’’

Xena mengangguk. Wanita itu membenarkan posisi duduknya, dengan pandangannya yang langsung dibuang ke arah luar. Sesekali dia melirik Rayan. Nampak jelas raut kelelahan di wajah Rayan. Xena sedikit merasa bersalah, karena terus merecoki pria itu sejak tadi.

‘’Ada apa pak?’’ Xena bertanya, saat Rayan tiba-tiba meminta sopir untuk menghentikan mobil.

‘’Kenapa pak?’’ Dengan wajah bingungnya, Xena mengikuti arah pandang Rayan.

‘’Pak Rayan mau makan di cafe itu?’’ tanyanya lagi, karena arah pandang Rayan menuju satu cafe yang ada di samping kanan mobil.

‘’Hellow’’

‘’Pak’’

‘’Hei.’’

Xena melambaikan tangannya di depan wajah Rayan, karena tak kunjung mendapat respon dari pria itu. Xena kembali melihat ke arah cafe. Sebenarnya apa yang menarik dari cafe itu, sampai bikin Rayan terdiam seribu bahasa.

Atau, apa Rayan punya sebuah kenangan di cafe itu? Xena mulai menebak. Dia mulai sibuk dengan pikirannya.

Sementara Rayan, pria itu terus memandang ke arah cafe tanpa mengalihkan tatapannya sedikit pun. Bukan karena sebuah kenangan atau apapun seperti yang Xena pikirkan. Di dalam sana, ada Sana, wanita itu sedang mengobrol dengan beberapa teman wanitanya.

Sesekali Rayan tersenyum. Ah, dia rindu senyum itu, dia rindu wajah itu. Seandainya bisa, ingin sekali Rayan masuk dan menghampiri Sana.

‘’Pak. Sebenarnya ada apa sih? Bapak pengen masuk apa gimana?’’ Pertanyaan itu mengalihkan Rayan.

Ada apa sih? Semakin bingung saja Xena. Saat Rayan malah mendesah berat. ‘’Seandainya bisa,’’ gumamnya kecil yang bikin kening Xena berkerut.

Cuma masuk kan? Apanya yang susah?

‘’Mau masuk pak? Yuk.’’ Xena langsung menarik tangan Rayan, tapi langsung ditepis oleh si pria.

‘’Kamu apa-apaan sih!?’’

‘’Loh kok malah ngebentak sih? Katanya bapak pengen masuk tadi.’’

‘’Kapan saya bilang gitu?’’

Xena memutar jengah bola matanya. Ya Tuhan, lama-lama pria ini menyebalkan juga, pikirnya dalam hati. Untung suka, kalau tidak, mungkin Xena sudah membuangnya ke lubang buaya, saking sebalnya.

Xena langsung menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, saat mendengar Rayan yang memberi perintah untuk kembali melanjutkan perjalanan.

‘’Pak beneran deh. Tadi kenapa sih?’’ Karena rasa keponya, Xena kembali bangun dan melihat Rayan. Pria itu hanya diam sambil menatap jalanan.

‘’Kekepoan ini benar-benar menyiksaku,’’ gumam Xena. Wanita itu kembali menyandarkan kepalanya. Matanya sudah dipejamkan. Rayan sedikit melirik, dia hanya bisa menggeleng, dengan semua tingkah Xena.

*****

‘’Terimakasih ya pak.’’ Xena melambai, melihat mobil Rayan sudah menjauh dari depan rumahnya.

‘’Pria itu. Apa dia akan mati, kalau membalas ucapanku?’’ Xena sedikit kesal, melangkah ke rumah dengan langkahnya yang sedikit dihentakan.

Bersambung .....

1
3sna
bukan mencintai,cm menyukai
3sna
tdk ada pertemanan antara laki2 dan perempuan,,
3sna
sampe bb ini masih muter2 trnyt
3sna
daniel#rayyan,,typo bnyk bgt
aca
terlalu lemah gampang maafin dasar bodoh
aca
abis ne nangis darah qm ray
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
..
Anonymous
.
Leni
menyikat bkn brrti mencintai kn
Leni
ngk suka sm sikap senang plinplan se x x beri pelajaran sm rayan nilai perlu buat Xena sm Bryan aja buat rayan menye Sa l
Ayu Audy
Luar biasa
Rita Riau
dliraba Murat,,, wow,, cocok dgn yang yang,,,,
Noviendah Sitohang SmileVoice
sedih 😩
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Leni
xen kpn pergi a biar kapok ray
Leni
ditunggu bila waktu a tiba
Leni
ngk jelas kadNg Daniel sebut rayan
missyy
🌹🌹🌹🌹
missyy
ciee xenaaa/Joyful//Joyful/
missyy
yang tegas dong rey, gimana sih jadi cowo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!