BUNGA YANG LAYU

Mawar, melambaikan tangannya melepas kepergian suaminya itu. Dimana Toriq, sudah menjemput bos-nya ke bengkel sekarang.

"Fiuhh... Akhirnya aku bebas dari, Jasper. Hampir saja aku kebablasan tadi, bisa-bisanya aku tidak sadarkan diri dan pasrah dengan sentuhannya itu. Dulu,aku pernah berciuman dengan Romi. Ketika tangannya mulai aktif, aku langsung menghindar dan menolak. Beda sekali dengan Jasper, seakan-akan pikiranku di kendalikan olehnya. Apa karena kami berstatus suami-istri, sehingga rasa takut sudah hilang dan ingin lebih melakukannya. Mawar,kamu benar-benar sudah gila !". Mawar, menepuk keningnya beberapa kali. Jauh lebih baik,dia membersihkan diri dan beristirahat saja.

Tidak dengan Jasper, sepanjang perjalanan menuju bengkel cuman senyum-senyum sendiri. Membuat Toriq, menggeleng melihat bos-nya sudah jatuh cinta. "Sudah jatuh cinta, bos?".

Jasper, menoleh ke arah Toriq dengan tatapan tajam."Bukan urusanmu". Jawabnya langsung mengubah ekspresi wajah dingin. Dimana ada seorang pria yang di kenalnya, sudah menunggu di bengkelnya itu.

"Selamat malam, saudaraku!". Pria itu, langsung memeluk tubuh Jasper dan sedikit menepuk pundaknya."Apa kabar saudaraku? Aku tebak dari raut wajahmu ini, tengah berbahagia sekali".

"Untuk apa kamu kesini, Victor?". Jasper, menatap ke arah Victor yang terkekeh kecil. "Apa kamu disuruh kakek tua itu?".

"Jasper,jangan mengatai beliau kakek tua. Beliaulah membuat kita seperti ini,aku kesini untuk menyampaikan pesan dari kakek. Kau sudah lama tidak menjenguk kakek, alangkah baiknya meluangkan waktu kesana. Jasper, lupakan masalah itu. Aku tahu, bagaimana kehilangan sesosok wanita yang berharga bagimu". Victor, tersenyum kecil.

"Wanita itu,aku sudah menganggapnya sebagai adik. Tapi,kakek membunuhnya langsung tanpa mencari tahu kebenarannya. Aku tidak peduli dengan penyesalan kakek, sikapnya tidak pernah berubah!". Jasper,masih marah kepada kakeknya yang sudah membunuh seseorang yang berarti dalam hidupnya.

"Lagipula wanita itu, hanyalah teman kecil semata. Kamu bisa mendapatkan jauh lebih baik lagi,beliau merindukanmu dan temui sebentar saja. Keadaan beliau kurang sehat, Jasper". Victor, tersenyum kecil.

"Aku tidak bisa, masih ada pekerjaan yang harus di perhatikan". Tolak Jasper, membuat saudaranya menaruh rasa curiga dan melihat cincin di jari manis itu.

"Apa kamu sudah menikah, Jasper? Lihatlah,kamu menggunakan cincin di jari manis. Mana mungkin kamu menyukai perhiasan,kalau tidak ada maksud lain?". Victor, memainkan kedua alisnya.

"Hmmmm...Aku sudah menikah,baru beberapa hari yang lalu". Jawab Jasper, tidak bisa menyembunyikan hubungan mereka.

Victor, tertawa terbahak-bahak mendengarnya."Jasper,kenapa kamu tidak memberitahu kepada kami? Otomatis kami datang di acara pesta pernikahan,lalu kakek akan memberikan hadiah spesial untuk istrimu".

"Tidak ada resepsi pernikahan segala, kami menikah secara sederhana.Lagipula aku tidak membutuhkan hadiah spesial dari kakek, maupun kalian". Jasper, menghela nafas beratnya.

"Tidak ada pesta-pesta? Baiklah,aku tebak karena kamu mengancamnya. Iyakan? Jasper,kau benar-benar pria sejati dan mampu membuat wanita bertekuk lutut kepadamu. Aku penasaran dengan adik ipar ku, secantik apa dia?". Victor, tersenyum ke arah Jasper yang menatapnya aneh.

"Sepertinya cukup berbicara dengan mu ini, pergilah!". Jasper,tak segan-segan mengusir Victor yang sudah di anggapnya saudara sendiri. Walaupun mereka bukan sedarah, karena di adopsi oleh seorang pria yang mengangkat mereka sebagai anak. Sekaligus menjadikan anak buah, untuk menjaganya kemana-mana.

"Jasper,kakek Oscar masih menginginkan kamu kembali dan melupakan masalah itu. Bukankah kakek, sudah meminta maaf kepada mu? Baiklah,aku pergi dulu dan pikirkan baik-baik yang aku katakan. Akan aku sampaikan kepada kakek,kalau kamu sudah menikah". Oscar, meninggalkan tempat tersebut.

Seharusnya aku tidak semarah ini, kepada beliau sudah berjasa dalam kehidupan ku. Tapi, mengingat kematian Salsa dan muncul kebencian itu. Batin Jasper, menghembuskan nafas beratnya.

"Bos, memangnya tidak kenapa-kenapa dengan Neng Mawar? Siapa tahu,Tuan Oscar menginginkan anda kembali menggunakan kelemahan anda". Tanya Ken, mendekati bos-nya.

"Tuan Oscar,mana mungkin melakukan ancaman agar peliharaannya kembali. Beliau tidak pernah melakukan itu, justru mengiming-imingi kebahagiaan". Sahut Toriq, langsung.

"Mulutmu tajam juga, menyebut bos sendiri sebagai peliharaan. Padahal kamu sendiri di pelihara juga, maupun bos dan Tuan". Sahut Ken, membiarkan Jasper menggeleng kepalanya.

Jasper, membebaskan anak buahnya melakukan apapun. Asalkan melakukan hal positif, memperlakukan mereka sebagai saudara.

Kakek Oscar, menyukai sifat Jasper yang tidak dimiliki anak angkat lainnya. Menyayangi Jasper, melebihi nyawanya itu dan mampu menguasai kekuasaan yang diinginkannya.

"Tidak. Kalaupun beliau macam-macam dengan istriku,aku yang maju lebih dulu". Kata Jasper, melihat apapun yang di beli anak buahnya.

Malam ini, Jasper disibukkan dengan pikirannya berkecamuk kemana-mana. Bahkan tidak menemui istrinya itu, sudah larut malam baru selesai dengan pekerjaannya.

**********************************************

Wulan,yang mendengar cerita temannya langsung menyentuh dadanya itu. Dia syok berat,dimana suaminya Mawar mengabulkan permintaannya. "Mawar, kamu beruntung menikahi pria yang sederhana cuman pemilik bengkel. Tau-taunya banyak uang, pengen juga!".

"Mumpung banyak anak buah suamiku di bengkel,gimana pulang ikut dengan ku? Ayolah,jangan malu-malu kucing". Kekehnya Mawar, memainkan kedua alisnya.

"Boleh,deh.Kalau aku menikah nanti,gak bakalan kerja lagi. Semoga mendapat pria seperti suamimu,pengen!". Wulan, bergelut manja di lengan Mawar.

Seorang pria mengambil minuman kaleng,sejak tadi mengawasi gerak-gerik Mawar berjaga di kasir. Lalu, berjalan menuju kasir untuk membayar minumannya.

"Bolehkah kita bicara sebentar?". Victor, melepaskan kacamata hitam dan menatap wajah Mawar.

Wulan, menyenggol lengan Mawar karena ada pria tampan yang mu mengajaknya berbicara sebentar.

"Maaf,saya sibuk bekerja". Mawar, langsung menolaknya.

"Saya ingin membicarakan sesuatu hal yang menarik. Maksudnya tentang Jasper,nona". Kedip mata Victor, melenggang pergi meninggalkan kasir.

Wulan, mengizinkan temannya menyusul pria itu. Takutnya ada informasi penting, mengenai Jasper yang misterius.

Mawar, mendekati pria yang berbaju hitam. Duduk di kursi, sambil menikmati minuman kalengnya. "Aku tidak percaya sepenuhnya, akhirnya saudaraku Jasper menikah dengan wanita biasa".

Mawar, mengerutkan kening mendengar kata saudara."Saudara suamiku, maksudnya?".

"Yaps...Aku dan suamimu di adopsi oleh seseorang ketika berumur lima tahun, kami tidak memiliki siapapun saat itu dan kami tidak sedarah. Menjadi gelandangan di jalanan, masih usia anak-anak yang polos. Menganggap beliau seperti kakek sendiri, memperlakukan kami penuh kasih sayang dan keadilan. Beliau tidak tega melihat anak-anak menjadi gelandangan di jalanan,tanpa pakaian, makanan,dan tempat tinggal. Beliau memberikan apapun, mengabulkan permohonan kita dan memiliki segalanya. Tapi, orang-orang tidak tahu apa yang di pikirkan beliau ketika kami dewasa nanti.Suamimu masih berumur lima tahun, tapi sudah melaksanakan tugas dari beliau. Setiap hari, anak-anak di ajarkan bela diri dan menggunakan senjata api. Termasuk suamimu menjadi anak buah kepercayaannya beliau, nona. Kau tahu,beliau adalah ketua Mafia. suamimu sama dengan sebutan Mafia".

Deg!