Linda adalah adik kandung dari Rani. Linda di boyong Rani ke rumahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota tempat tinggalnya sekarang.
Rani sudah berkeluarga tapi belum kunjung di karunia anak. Rumah tangga Rani awalnya adem ayem,tapi semenjak kedatangan sang adik suaminya mulai berubah.
Kebohongan demi kebohongan terus suaminya ucapkan untuk menutupi perselingkuhan denga sang adik ipar.
Apakah Linda tega menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Linda menjalani harinya dengan penuh suka cita. Rasanya ia sudah tidak sabar bertemu dengan anak yang ada didalam perutnya
"Sehat - sehat ya,nak. Mama yakin kamu akan jadi anak yang pintar dan sholeh." gumam Linda sambil mengelus perutnya. Tendangan kecil dari s3lama membuat Linda tersenyum.
Tiba - tiba perut Linda terasa sakit sekali. Linda berusaha menarik nafas mencoba menetralkan kram yang makin terasa nyut - nyutan. Dengan langkah tertatih Linda berjalan keluar dari kamarnya sambil memanggil bik Asih.
"Bikkkk.....Bibikkkkk....." panggil Linda dengan suara yang tidak terlalu kencang karna ia berteriak sambil menahan sakit.
Kebetulan nak Asih sedang lewat dan melihat Linda merintih kesakitan. Bibi langsung berlari kearah Linda.
"Kenapa, neng?" tanya Bibik mendudukan Linda pada kursi.
"Perut saya sakit banget,bik." Jawab Linda dengan lemah. Peluh membasahi jidat dan leher Linda.
"Jangan - jangan Neng Linda mau lahiran. Neng tunggu sebentar bibik akan panggil man Asep dulu, habis itu kita langsung ke puskesmas. " bibik juga terlihat panik berlari ke toko yang ada disebelah rumah memanggil suaminya.
"Pak." panggil ibu Asih dengan nafas ngos - ngosan.
"Ada apa,bik?" tanya mang Asep melihat istrinya berjalan tergopoh gopoh.
"Itu pak. Sepertinya neng Linda mau lahiran,ayo pak siapkan kendaraan kita harus bawa neng Linda sekarang kepuskesmas." jelas bik Asih.
Mang Asep langsung mengikuti istrinya kerumah dan berpesan pada nakal buahnya untuk menjaga toko.
"Mamang mau ke puskesmas dulu,ka.u tolong jaga toko ya. Kalau mamang belum pulang sampai magrib kamu tutup aja tokonya ga usah nungguin mamang ." ujar mang Asep pada karyawannya.
"Baik,mang. Moga neng Linda di dipermudah persalinannya." doa karyawan itu.
"Aamiin." mang Asep berlalu, menghidupkan mesin mobil dan memasukkan perlengkapan yang sudah disiapkan sebelumnya.
"Gimana,bu. Kita berangkat sekarang?" tanya mang Asep.
"Ayo,pak." bik Asih memapah Linda menuju mobil. Baju Linda bagian bawah sudah basah karna sepertinya air ketubanya sudah pecah.
"Jalan,pak. Neng Linda bertahan sebentar ya,sebentar lagi kita sampai." bik Asih menggosok pinggang Linda yang terasa sakit. Setidaknya elusan pada pinggang Linda mengurangi rasa sakit pada pinggangnya.
Linda terus meringis menahan sakit, bik Asih terlihat panik karan baru pertama kali melihat orang yang mau lahiran.
"Cepat sedikit,pak." teriak bik Asih ga sabaran.
"Iya,bu. Ini juga udah cepat. " jawab Mang Asep yang konsentrasi dengan stirnya.
Tidak sampai seperempat jam,mereka sampai juga di puskesmas. Mang Asep langsung memajukan mobilnya dan berhenti tepat di pintu masuk. Ia seger aturan memanggil petugas untuk membantu membawa Linda kedalam.
Beberapa petugas membawa sebuah brangkar dan mengangkat tubuh Linda mendirikan tubuh Linda yang sudah basah.
Petugas mendorong brangkar diikuti bik Asih yang terlihat cemas. Tak henti - hentinya mulutnya melafalkan doa - doa suapanya Linda di mudahkan dalam proses persalinannya.
"Neng yang kuat." Bik Asih memberi semangat pada Linda yang sudah terlihat lemah.
"Maaf ,bu. Ibu tunggu disini aja,biar pasien kami yang tangani. Nanti jika ada sesuatu kami akan panggil lagi nanti." uajr salah seorang petugas puskesmas dan menghentikan langkah ini Asih yang hendak masuk ke ruang persalinannya..
Saat pintu ditutup, bik Asih tampak tidak tenang. Raut kecemasan terpancar dari wajahnya. Ia berharap semoga Linda dan bayinya selamat.
"Gimana,bu?" tanya mang Asep saat sudah berada di samping istrinya.
""Belum tau,pak. Neng Linda masih didalam." jawab Bik Asih yang sedari tadi mondar mandir ga jelas.
"Bu,sebaiknya ibu duduk dulu." ajak mang Asep.
"Ga bisa pak." jawab bik Asih masih saja berjalan mondar mandir sambil sesekali matanya menatap pintu.
"Ya sudah terserah ibu aja. Bapak pusing liat ibu balik sana balik sini." mang Asep memilih duduk di bangku yang ada. Dalam hati berdoa semoga dilancarkan bayi dan ibunya selamat tak kurang sesuatupun.
knp jadi dendam ke ari?
malah lbh jahat rani, tega sama adiknya sendiri