Ibrahim anak ketiga dari pasang Rendi dan Erisa memilih kabur dari rumah ketika keluarga besar memaksanya mengambil kuliah jurusan DOKTER yang bukan di bidangnya, karena sang kakek sudah sakit-sakitan Ibrahim di paksa untuk menjadi direktur serta dokter kompeten di rumah sakit milik sang kakek.
Karena hanya membawa uang tak begitu banyak, Ibrahim berusaha mencari cara agar uang yang ada di tangannya tak langsung habis melainkan bisa bertambah banyak. Hingga akhirnya Ibrahim memutuskan memilih satu kavling tanah yang subur untuk di tanami sayur dan buah-buahan, karena kebetulan di daerah tempat Ibrahim melarikan diri mayoritas berkebun.
Sampai akhirnya Ibrahim bertemu tambatan hatinya di sana dan menikah tanpa di dampingi keluarga besarnya, karena Ibrahim ingin sukses dengan kaki sendiri tanpa nama keluarga besarnya. Namun ternyata hidup Ibrahim terus dapat bual-bualan dari keluarga istrinya, syukurnya istrinya selalu pasang badan jika Ibrahim di hina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Pertemuan Arumi dengan Dela tidak sengaja, Tante. Dela sering menghampiri suami saya di sawah atau pun kebun, disitu saya sering ketemu Dela" ujar Arumi terlihat sangat senang
"Loh buat apa Dela menghampiri suami kamu?" tanya Mamanya Dela keheranan, Arumi tersenyum penuh kemenangan tapi berbeda dengan Dela yang wajahnya terlihat sangat pucat.
"Arumi tidak tahu, Tante. Tapi Dela hampir setiap hari menghampiri suami saya, bahkan repot-repot bawakan makanan" jawab Arumi
Mamanya Dela langsung menatap Dela dengan tajam, tidak tahu harus berkata apa pada anaknya itu. Dela segera menyangkal dengan alasan hanya ingin melihat bagaimana orang-orang memanen buah dan padi, tapi Mamanya Dela tak percaya begitu saja dengan perkataan anaknya.
"Mama kenal kamu, Dela. Dari kecil kamu paling tidak suka yang namanya ke sawah atau pun ke kebun, dengan alasan di sana panas. Lalu kenapa tiba-tiba kamu bilang ingin melihat orang bekerja memanen di sana, mulai sekarang jangan lagi menghampiri suaminya Arumi. Apa tidak khawatir dengan perkataan orang kampung? Bisa saja orang-orang menganggap kamu ingin menggoda suami orang"
Mamanya Dela bukan tidak mengerti dengan maksud perkataan Arumi padanya, sangat jelas bahwa Arumi saat ini sedang mengadu padanya tentang kelakuan anaknya. Mamanya Dela tidak marah, justru sebaliknya Mamanya Dela malu atas perbuatan anaknya itu.
Mamanya Dela merasa kecolongan atas kelakuan anaknya, perbuatan anaknya jika terus di biarkan akan mencoreng nama baik keluarga mereka. Bahkan bisa merusak citra keluarga mereka yang selama ini mereka jaga, tentu Mamanya Dela tidak mau orang kampung tak menghormati keluarga mereka lagi.
"Bukan menganggap, tapi memang anaknya sedang menggoda suami saya" gumam Arumi dalam hati
"Maaf...." ucap Dela dengan wajah tertunduk, tapi sebenarnya Dela sangat marah pada Arumi.
"Tidak apa-apa, tapi Mama harap kamu tidak menghampiri suami Arumi lagi. Jika kamu masih melakukan itu, Mama akan kirim kamu ke luar negeri"
Kemudian Mamanya Dela beralih ke arah Arumi, meminta maaf atas perbuatan anaknya karena tidak bisa mendidik anaknya. Arumi dengan tersenyum memaafkan perbuatan Dela, bahkan Arumi berkata kalau dirinya bersyukur bisa mengenal Dela mesti melalui jalur yang salah karena Dela sering menghampiri suaminya.
Melihat Arumi memafaatkan perbuatan anaknya begitu saja, membuat Mamanya Dela semakin bersalah bahkan sangat kesal dan marah akan sikap anaknya. Mamanya Dela meminta Arumi untuk sering-sering berkunjung ke rumahnya, sementara Arumi tak menyia-yiakan kesempatan tentu menyetujui saja.
Dela mengepalkan tangannya dengan kuat, kedua bola matanya menatap Arumi dengan tajam. Dela tak menyangka Arumi sangat nekat, untung saja saat ini Dela masih selamat dari amukan Mamanya jika tidak mungkin Dela akan membuat perhitungan pada Arumi.
Tak terasa sudah hampir satu jam Arumi dan Mak Sumi mengobrol dengan Mamanya Dela, karena merasa sudah lama berada di rumah Dela. Arumi pun pamit hendak pulang, begitu juga dengan Mak Sumi yang setia menemani Arumi.
"Jangan kapok ya main kesini, kamu juga bisa main kesini meski Dela gak ada di rumah" ujar Mamanya Dela mengantar Arumi dan Mak Sumi sampai depan
"Siap Tante, Arumi tidak akan kapok kok. Nanti kapan-kapan Arumi main lagi kesini pas berkunjung ke rumah Mak Sumi"
Setelah berpamitan Arumi dan Mak Sumi melangkah pergi dari rumah Dela, dari awal keluar dari rumah Dela Arumi tak henti-henti tersenyum. Niat awalnya bertamu ke rumah Dela ingin memberitahu tentang video Dela pada Mamanya Dela, tapi urung saat Arumi lebih mendapat respon dari Mamanya Dela.
Video itu akan tetap Arumi simpan, untuk senjata kalau saja Dela berulang lagi. Baru saja Arumi dan Mak Sumi melangkah hendak meninggalkan halaman rumah Dela, terdengar suara seseorang memanggil nama Arumi sehingga membuat langkah kaki Arumi berhenti lalu menoleh begitu juga dengan Mak Sumi.
"Ada apa?" tanya Arumi ketus
"Jangan pernah datang lagi ke rumahku, aku peringati kamu. Kalau masih datang kemari, aku tak akan segan-segan melukai kamu"
Ternyata Dela yang menyusul Arumi, wanita itu masih kesal pada Arumi dan semakin membenci Arumi atas kunjungannya tiba-tiba sehingga membuat Mamanya menegurnya. Arumi mendengar ancaman Dela justru tersenyum, lalu mendekat ke arah Dela.
"Saya tergantung sikap kamu, jika kamu terus menggoda suami saya. Saya aka terus berkunjung ke rumah kamu, saya akan memperlihatkan video saat kamu menggoda suami saya pada Mama kamu. Saya jika tidak sabar, bagaimana reaksi keluarga kami jika video itu tersebar luas" ujar Arumi mengancam Dela balik
"Video apa yang kamu maksud?"
"Nanti aku akan kirimkan pada kamu, sekarang saya mau pulang saya sudah lelah jadi mau istirahat" Arumi segera menarik lengan Mak Sumi dan meninggalkan Dela begitu saja.
Sejak kedatangan Arumi ke rumah Dela waktu itu, Dela tak pernah lagi terlihat batang hidungnya menghampiri Ibrahim. Apalagi semenjak Arumi mengirimi video saat Dela menggoda Ibrahim, makanya Dela tak mau ambil resiko. Jadi Dela memilih tidak lagi mengganggu Ibrahim, serta mengubur perasaannya pada Ibrahim.
Arumi menjalani hari dengan perasaan tenang, karena pengganggu dalam rumah tangganya telah Arumi singkirkan. Jadi Arumi bisa lebih fokus pada kehamilannya yang sudah memasuki trimester kedua, Ibrahim juga merasa tenang semenjak tidak di datangi lagi oleh Dela setiap hari.
Ibrahim tidak tahu sama sekali alasan di balik Dela tak pernah muncul lagi, toh bagi Ibrahim juga tidak penting dan justru itu lebih bagus. Bagi Ibrahim dalam hidupnya yang terpenting adalah kebahagian istrinya, yang saat ini sedang mengadung hasil buah cinta mereka.
.
.
.
Sementara di lain tempat Bu Ani sudah satu minggu ini menginap di rumah Arka dan Laras, karena merasa kesepian sendirian di rumah meski Arham tetap memberi kabar padanya setiap hari tetapi tetap saja rasa sepi itu sangat terasa di hidup Bu Ani di tambah belum memiliki cucu sama sekali.
"Ayo, Bu. Kita berangkat" ajak Laras yang sudah siap mengantar ibu mertuanya pulang ke rumah sendiri, karena ibu mertuanya sudah merindukan rumah penuh kenangan itu.
Bu Ani mengangguk lalu masuk ke dalam mobil yang duduk di samping kursi pengemudi, perlahan mobil Laras mulai keluar dari pagar rumahnya. Laras dan Bu Ani terlibat obrolan seru tentang Arumi yang sudah lama tidak berkunjung ke rumah Bu Ani, tapi menurut Bu Ani itu lebih baik.
Laras yang tertawa bersama Bu An dalam obrolan, tak menyadari kalau di depan ada sebuah truk kehilangan kendali karena remnya blong.
"LARAS AWAS....." teriak Bu Ani
Brak......
Suara benturan keras, kecelakaan tak bisa terhindar.
#
#Jangan Lupa Follow Ya
FB: Marisa Hafizoh
IG: hafizoh_17xxx
happy ending juga....
cerita yg bagus