NovelToon NovelToon
Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Dua bersaudara kakak beradik yang sudah lama memainkan MMORPG menggunakan kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) tiba-tiba berpindah dunia disaat mereka sedang menunggu tutupnya server.

Adik perempuan yang bernama Rena sudah bertahun-tahun menggunakan kapsul DDVR yang sekaligus digunakan sebagai penunjang kehidupan karena dirinya yang mengalami koma akibat kecelakaan di masa lalu, akhirnya bisa mengalami dunia nyata meskipun dengan tubuh yang berbeda dan di dunia yang berbeda pula.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Reno, yang sudah mempersiapkan pernikahannya sementara semua impiannya hampir sudah tercapai semua kini harus dihadapkan dengan situasi yang berbeda, di dunia dan dengan tubuh yang berbeda, sama sekali tidak memiliki jalan untuk kembali.

Apakah Reno akan mengalah dengan adiknya, Rena, dan hidup di dunia baru sebagai seorang Penakluk? atau dia akan tetap berusaha mencari jalan pulang sementara meninggalkan adiknya di dunia yang asing dan kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#23 – Kota Kecil Wildermere V

Sesampainya di atas rumah gerbang, keduanya dapat melihat lima belas pria bersenjata dan berzirah, berdiri di depan rumah gerbang dengan bersorak sumpah serapah sambil mengangkat senjata mereka, menggambarkan kekesalan mereka dengan begitu jelas.

Lima belas prajurit yang dikenal sebagai pasukan elit dan juga pasukan kebanggaan Eoron oleh penduduk Wildermere, kini berdiri di depan puri Meregraf. Keberadaan mereka yang tiba-tiba, membuat warga yang sedang beraktifitas dengan normal di sekitaran Meregraf pun langsung berlarian menjauh dan berdiri di dekat bangunan-bangunan yang ada. Kini para warga hanya bisa terdiam sambil terus menonton apa yang akan kali ini pasukan elit Eoron lakukan.

Auriel berdiri dengan tenang sambil memperhatikan segala situasi, kemudian mulai menutupi senyuman nya. Bukankah ini adalah hal yang tepat untuk membuatnya merubah pikiran? Para warga juga saat ini sedang menyaksikan. Ini akan jadi hal yang bagus jika kita bisa menunjukkan betapa berjasanya kita jika berhasil membasmi para berandalan ini, dan pada akhirnya membuatnya sadar bahwa menjadi diri yang sekarang di dunia ini adalah benar-benar sebuah anugrah.

Ouros yang berdiri di sebelahnya justru tampak khawatir sementara mulai mengingat-ingat, apakah dia sudah melakukan kesalahan sebelumnya. Memangnya aku sudah melakukan apa ke mereka? apakah para bandit itu adalah kelompok mereka juga?

"Siapa kalian?" Teriak Auriel, membuka pembicaraan.

Salah satu dari ke lima belas prajurit pun maju ke barisan terdepan. "Hah?! Kalian tidak tahu siapa kita?! Lancang sekali kalian ini! Kalian datang ke tanah kami, tapi tidak mengenal kami! Kurang ajar! Tak sampai disitu, kalian juga sudah membunuh saudara-saudara kami … dengan sadisnya! Turun kalian sekarang juga! Maka dengan begitu, kami akan melakukannya dengan cepat."

Auriel menoleh menatap Ouros yang tampak masih mengingat-ingat apa yang sudah dia lakukan sebelumnya. Kemudian, ia mencolek Ouros. "Hei, tampaknya ini tidak bisa dibiarkan. Jika kita membiarkan para akamsi ini terus berbicara yang tidak-tidak kepada kita, bisa-bisa citra kita di depan penduduk Wildemere bisa tercoreng. Apakah kamu mau?"

Ouros menoleh, menanggapi ucapan Auriel. "Benar juga. Tapi, apa yang mesti kita lakukan? Membunuh mereka? ini aneh sekali, kita baru empat minggu di dunia ini, tapi kita seakan sudah terbiasa dan begitu ringan menentukan untuk membunuh siapa saja."

Auriel memiringkan kepalanya, menatap jauh ke arah rumah-rumah penduduk yang mana di sana terdapat para warga yang masih berdiri memperhatikan kekisruhan yang terjadi di depan puri mereka. "Kalau begitu, kita perlu alasan."

"Alasan—"

Tiba-tiba Auriel memeluk Ouros, menekan dan menutupi wajahnya di perut Ouros. "Suamiku, aku takut!" teriaknya. "Aku tidak tahu bahwa kawan-kawan berandalan itu akan datang untuk balas dendam!"

Ouros terdiam, sementara ekspresinya terlihat bingung. Ia pun berbisik, "Hei, apa yang kamu lakukan—"

"Hiks … hiks … dasar biadab, setelah gagal memperkosa ku, dan malah terbunuh oleh suamiku yang kuat dan perkasa! Kalian malah datang kembali dan berharap akan mengancamku dan Menculikku! Dasar biadab!" Auriel sesenggukan, namun tetap bersuara dengan keras sehingga terdengar sampai ke para warga yang menyaksikan.

Para warga yang mendengar itu pun mulai bergosip satu sama lain, mulai membicarakan apa yang baru saja mereka dengar.

"Haa … padahal aku sudah mulai percaya kepada Eoron, tapi siapa sangka, anak buah mereka masih sama biadabnya. Kasihan nyonya itu."

"Benar … ini sungguh disayangkan. Semoga saja, lima kesatria menyeramkan mereka bisa mengatasi para bawahan Eoron yang bejat itu!"

***Luar biasa aktingnya!***Pikir Ouros sementara ia bisa mendengar semua yang diucapkan oleh para warga dari jauh.

"Ahem … kalian! Sungguh biadab! Dan sungguh, bawahan adalah cerminan dari pemimpin mereka!" teriak Ouros dengan lantang. "Kalian pikir kalian bisa melakukan seenaknya kepada orang yang tampak lemah seperti istriku ini?! Kalau begitu, bagaimana dengan para penduduk Wildermere?! Apakah kalian bahkan tidak menganggap mereka sebagai makhluk hidup!? Sungguh biadab!"

Ke lima belas prajurit yang hendak memancing amarah warga terhadap tuan baru pemilik Meregraf pun justru kini berbalik. Para warga kini justru mulai menatap mereka dengan penuh amarah dan rasa jijik. Ke lima belas prajurit kini hanya bisa saling tatap dan kehabisan kata-kata untuk membalas.

"Diam kalian semua!" teriak salah satu dari lima belas prajurit sambil mengacungkan pedang nya ke arah para warga yang mulai bergosip dan mengumpat mereka.

"Dan sekarang kalian ingin membunuh para warga! Waaah! Kalian sungguh biadab!" teriak Ouros. "Kalian sungguh tidak bisa dimaafkan lagi! Aku sebagai orang yang menjunjung tinggi keadilan, sama sekali tidak bisa membiarkan ini!"

Wow, ternyata mengadu domba rasanya seperti ini, toh? Pikir Ouros sesaat merasakan perasaan berdebar ketika berorasi.

Ouros kemudian menoleh ke arah Demon Knight yang sudah berdiri di antara lapisan pertama dan kedua rumah gerbang. Mereka sejak awal sudah bersiap-siap sesaat mendengar kekisruhan di luar.

Ouros kemudian mengangkat satu tangan nya, sedang satu tangan nya lagi masih memeluk Auriel. "Kesatria! habisi mereka! dan sisakan satu saja!"

Para warga yang mendengar orasi Ouros pun hanya bisa terpaku, menatap dengan mata yang berbinar-binar. Salah satu dari mereka bahkan ada yang sampai berkata, "akhirnya, untuk pertama kalinya aku bisa menyaksikan seorang bangsawan yang rela marah untuk rakyat jelata seperti kita."

Sementara itu, gerbang lapisan pertama pun dibuka dan jembatan angkat pun diturunkan. Lima demon knight yang sudah menunggu pun mulai keluar, berlari dengan begitu cepat dan langsung menghantam barisan terdepan lima belas prajurit.

Di sisi lain, ke lima belas prajurit Eoron yang belum sempat merespon provokasi Ouros pun kecurian dengan lima prajurit barisan terdepan tiba-tiba saja tumbang dengan bagian tubuh mereka yang terpotong terbagi dua, dan dengan darah yang memuncrat kemana-mana, membuat merah rerumputan hijau dan tubuh kawan-kawan mereka yang berdiri di belakang.

Masing-masing Demon Knight membunuh tiga prajurit Eoron, dengan satu yang hanya membunuh dua sedang menyisakan satu dengan memotong kedua tangan dan kaki sang prajurit.

Kejadian itu begitu cepat, tidak sampai dua detik.

Para warga yang melihat itu pun takjub, dan mulai bersorak sorai dengan bangga. Mereka juga mulai mengumpat lebih keras ke para prajurit Eoron yang telah gugur bagaikan hama. Mereka juga mulai tertawa dengan gembira sesaat melihat sisa satu prajurit tanpa tangan dan kaki yang mulai diseret oleh sang Demon Knight, kembali masuk ke dalam puri.

***.

Para warga di sekitar Puri Meregraf pun mulai memiliki perasaan simpati dan dukungan terhadap Ouros dan juga Auriel. Dengan begitu, mereka pun juga mulai menyebarkan rumor tentang kebusukan Eoron dan bawahan nya yang tidak pernah berubah sejak awal. Masih biadab dan tidak beradab.

Lalu setelah pertempuran yang sangat singkat, setelah menginterogasi sisa prajurit Eoron, terdapat seratus Demon Knight tiba-tiba keluar dari puri Meregraf. Sementara itu, rumor sudah tersebar dengan terlihatnya kerumunan yang berkumpul di sekitar puri pun juga sudah bertambah banyak.

Dan kini, dengan seorang penyihir tua sebagai komandan sementara mereka, Bohumir, seratus Demon Knigh pun mulai berbaris menuju dermaga, dan mulai membunuh setiap prajurit Eoron yang teridentifikasi di jalan mereka.

Kemudian sesampainya di dermaga, mereka pun lanjut dengan menyerang dan membajak tiga kapal milik pasukan Eoron. Dari sana, mereka pun menggunakan tiga kapal itu untuk menyeberang menuju kastil kolosal Ealdklif.

Sesampainya di kastil Ealdklif, pembersihan pun dimulai.

Sementara itu, di puri Meregraf, Ouros dan Auriel pun berdiri di atas rumah gerbang terluar, memandang ke arah warga yang masih berkumpul seakan hendak merayakan sebuah kemenangan.

"Wahai penduduk Wildermere, kalian tidak perlu khawatir, karena sebentar lagi, kota kalian akan terbebas dari kelompok perompak biadab!" ucap Ouros dan membuat para warga bersorak sorai mengelu-elukannya.

***Setelah melakukan interogasi\, aku tidak mengira bahwa Eoron yang dirumorkan sangat kuat dan salah satu sosok terkuat di Ravenmoor\, ternyata hanya mampu mengangkat seeokor sapi. Apakah selama ini aku hanya terlalu paranoid tentang skala kekuatan orang-orang di dunia ini?***Pikir Ouros\, sementara mengingat dirinya pernah mengangkat pohon besar yang tumbang dengan satu tangan dan dengan mudahnya sekitar seminggu yang lalu di perjalanan menuju Wildermere.

"Warga Wildermere sekalian! Mungkin kalian belum tahu siapa kami!" ucap Auriel tiba-tiba. "Kami adalah penjelajah dan juga sepasang suami istri yang akan menetap di kota yang indah ini. Dan oleh karena itu, kami akan memperkenalkan diri kami. Saya adalah Auriel, dan di sebelah saya adalah Ouros."

"Hidup Tuan Ouros! Hidup Nyonya Auriel!" tiba-tiba saja ada yang bersorak dari belakang para warga.

"Hidup!" dan kemudian dibalas oleh warga yang lainnya dan ikut bersorak sorai.

Ouros yang menyaksikan itu pun tersenyum. "Hmm, tidak buruk juga."

Sementara itu, Auriel mulai kembali memeluk lengan Ouros sembari menyandarkan kepalanya, kemudian mulai tersenyum sembari matanya menyorot ke barisan paling belakang kerumunan warga. Matanya menyorot menatap Priscilla yang berdiri dan menyelinap di sana.

***.

Bersambung …

***.

1
arfan
semangat up bos
Alif R. F.
thank you /Pray/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!