Kisah ini bermula saat wanita itu mulai menarik perhatianku. Entah mengapa segala pola tingkahnya membuatku jatuh cinta. Ia tidak membuatku terbuai lama di dalam angan. Tanpa basa-basi dia bersedia menjadi kekasihku. Namun, semuanya semakin pelik untuk dipercayai. Dia yang kuanggap gadis manis yang butuh perlindungan, rupanya seorang peri yang ditugaskan untuk melindungiku.
Jika bersamaku hanya akan membuat peri itu merasakan sakit dan pedih menjalani hidup sebagai manusia, apakah mengakhiri hubungan ini adalah satu-satunya jalan keluar agar aku tidak menyakitinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
“Aku memang bukan manusia, tetapi aku tidak berdusta, Luna,” bantah Fara, dia berusaha meyakinkan Luna untuuk percaya pada perkataan bohongnya itu.
Namun tetap saja Luna tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Fara. Dia sangat percaya dengan apa yang dikatakan oleh Leon.
“Aku tidak pernah percaya dengan makhluk pembohong sepertimu. Aku lebih percaya pada kekasihku, Leon,” jawab Luna dengan nada tegas.
“Aku bukan makhluk pembohong!" bantah Fara yang tak terima dengan tuduhan Luna.
“Buktinya, kamu sudah membohongi Leon selama dua tahun. Kamu tak jujur padanya kalau kamu bukan manusia,” balas Luna. Mendengar tudingan Luna membuat Fara nebjadi terdiam dan tak berkutik lagi. Wajah Fara kemudian berubah menjadi memelas.
“Apakah kalian selalu menganggapku makhluk jahat? Padahal aku sudah mengatakan yang sejujurnya kepada dirimu," kata Fara dengan nada lirih.
"Aku akui aku menutupi kebenaran kalau aku ini bukan manusia selama aku menjalin cinta dengan Leon, tetapi aku tak mau kehilangan Leon. Aku sangat mencintainya,” jelas Fara.
"Kini aku sudah mengungkapkan kebenaran atas kebohongan yang dilakukan oleh Leon kepada dirimu. Tetapi kenapa kamu tidak percaya kepadaku, Luna?" sambung Fara. Matanya nampak basah dan terlihat sedih.
Melihat wajah Fara yang memelas seperti itu membuat Luna menjadi simpati terhadap Fara.
“Maafkan aku, Fara. Tetapi aku lebih percaya kepada Leon ketimbang dirimu. Sebab Leon sudah berkorban banyak agar aku bisa sembuh dari penyakitku,” tutur Luna. Mata Fara mendelik tajam pada Luna.
“Itu karena Leon sangat kasihan kepadamu, Luna. Tetapi dia selalu mengatakan kepadaku kalau dia masih mencintaiku. Hanya saja kami berbeda alam sehingga kamu dijadikan topeng agar kami masih bisa bersama,” Fara kembali mengumbar bualannya agar Luna terpengaruh olehnya.
“Kalau begitu aku akan menghubungi Leon dan menanyakan padanya atas kebenaran yang kamu sampaikan kepadaku," ujar Luna.
Dia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Leon. Fara pun kaget mendengar niat Luna untuk bertanya kepada Leon secara langsung. Fara lalu merebut ponsel milik Luna dan membantingnya hingga pecah.
Prak!
Luna pun kaget ketika menyaksikan ponselnya rusak karena aksi Fara.
“Hei, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah merusak ponselku?” seru Luna. Dia membelalakkan matanya begitu tajam kepada Fara. Luna berpikir Fara sudah keterlaluan dan sengaja mendustainya.
“Memang kamu ini sengaja membual untuk merusak hubunganku bersama Leon, iya kan?” tuding Luna. Fara pun terkekeh mendengarnya.
“Hihihi ternyata kamu tidak mudah dibujuk, Luna. Namun ku pastikan malam ini kamu tidak akan bisa bersama lagi dengan Leon,” jawab Fara.
dia pun segera menunjukkan sosoknya yang mengerikan lalu siap menyerang Luna. Luna pun kaget ketika melihat Fara akan kembali berniat menghabisinya.
“Pergi kamu, makhluk jahat! Jangan ganggu aku dan Leon lagi!” usir Luna. Dia pun bergerak mundur untuk menjauhi Fara yang siap mencekik lehernya dengan tangannya yang memiliki kuku panjang dan tajam.
“Aku tidak akan pernah gentar atau mundur sebelum aku bisa mendapatkan Leon, bahkan siapapun akan kuhabisi termasuk kamu, Rio, dan istrinya,” ujar Fara sambil tersenyum menyeringai.
Luna berpikir jika Fara masih akan tetap mengganggunya, dia sebenarnya ingin menghubungi Leon atau Rio yang mungkin bisa saja mengusir Fara pada saat itu.
Namun ponsel Luna sudah rusak. sehingga dia tidak bisa menghubungi Rio atau Leon. Luna sebenarnya ingin berteriak untuk meminta tolong kepada orang tuanya, bahwa ada makhluk jahat yang sedang mengincar nyawanya saat ini.
Tetapi Luna berpikir lagi kalau orang-orang di rumahnya tidak akan mungkin melihat sosok Fara, sehingga mereka pasti menduga jika Luna sedang berhalusinasi atau mungkin menganggap Luna jadi tidak waras.
'Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan untuk menjauhkan Fara dariku? Aku takut jika dia sampai menghabisi nyawaku, pikir Luna, dia semakin melangkah mundur hingga dekat tersudut pada pojok dinding.
