Pernikahan Segudang Luka

*

*

degg

𝑎𝑝𝑎 𝑑𝑖𝑎 𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎 𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘𝑘𝑢, 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑎ℎ𝑢 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎? batinnya bermonolog?

"ayah halo, " tersentak dan kembali pikiran nya setelah melayang ntah kemana

"ah iya nak deni, benar sekali hmm apakah nak deni sanggup, untuk mencari tempat tinggal baru untuk kalian berdua tempati, menurut ayah kan sebaiknya memang kalian mandiri bukan" ucap ayah zani dibarengi kekehan kecil guna menghilangkan kecanggungan

"alhamdulillah deni juga memang sedang mencari rumah untuk kita tinggal nanti, sekarang justru deni mencari info lewat teman deni, walaupun tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah mama, yang penting kita tidak satu rumah lagi ayah" jawab dengan penuh keyakinan, demi istri nya akan dia lakukan,

"alhamdulillah kalo begitu na, kalo bisa hari ini sudah dapat, karna sore nanti zani akan pulang kesana dijemput sama pamannya, katanya papa deni yang meminta untuk menjemput nya? " dikata terakhir suara nya kian mengecil tapi masih bisa didengar deni,

"yaudah ayah, seperti nya aku juga harus secepatnya mencari rumah, dan kayanya hari ini aku masuk setengah hari saja, kalo memang zani pulang sekarang, aku pastikan semua sudah selesai sebelum zani datang kemari" ada rasa senang dihatinya ketika tau sangat istri yang belum lama ini dia nikahi, ntah karna sudah nyaman akan kehadiran istri nya atau, karna sudah terbiasa bersama, jadi ketika tidak ada kehadiran zani hari deni terasa ada yang kosong?

"ya sudah nak deni, sebelum nya terimakasih, dan maaf sudah merepotkan kamu" tak enak hati

"gpp ayah, ini sudah tanggungjawab ku sebagai suaminya" jawab tenang deni

"kalo begitu deni tutup telpon nya ayah asalamualaikum" lanjut lagi sebari memberi salam,

"waalaikumsalam" jawabnya dan tut.. sambungan telpon putus

"alhamdulillah masalahnya selesai, ayah selalu berharap pernikahan mu dengan nak deni sampai akhir hayat nak" monolog nya

hari menjelang sore

zani siap siap untuk perjalanan pulang nya menuju rumah baru yang memang sudah dibicarakan oleh sang ayah, ternyata sang suami zani pun mengabarkan bahwa rumah dan barang barang zani pun sudah siap, tinggal menunggu kedatangan zani, soal peralatan rumah, mungkin zani yang akan mengisinya sesuai keinginan sang istri,

pelukan perpisahan dan segala sesuatu nya mereka mulai lega melepaskan zani untuk pulang ke kota, karna terlihat dari wajah zani yang sedikit cerah dan ada binar bahagia membuat mereka tidak keberatan dan akhirnya zani berangkat bersama pamannya menuju kota T dimana suaminya berada,

begitu dengan ayah dan bunda zani mereka pun berpamitan pulang kerumah lagi, tak lupa mengucapkan terimakasih kepada nany yang sudah memberikan kenyamanan yang mungkin tidak zani dapat kan dari orang tuanya karna kesalahpahaman kemarin,

"bu aku berdoa semoga pernikahan zani baik baik saja ya bu, kasian dia dapat mertua yang brengsek? aku juga berharap suaminya dapat membahagiakan zani" gumam Lina, dengan tulus

"amiin lin, mudah mudahan tidak ada yang terjadi lagi kasian dia ya sudah yuk sebentar lagi mau magrib , bapak kamu kemana lagi jam segini belum pulang" dumel nany kepada anaknya,

"ibu ini seperti tidak tau aja bapak dimana? pastinya sedang mancing di sungai bu, bentar lagi pasti pulang sebelum adzan" sembari terkekeh dan masuk kedalam rumah,

"dan paman ingat kan sekali lagi sama kamu, jangan pernah membuat paman malu sama pak Wijaya, kalo sampai dia mengadu atas kelakuanmu, dan berpengaruh pada bengkel ku, kamu yang tanggung jawab" tegas paman zani memperingati,

"iya paman, kalo papa nya bang deni tidak kurang ajar lagi" jawab zani dan gumam kecil nya yang tentu hanya dia yang dengar..

*

*

Happy gelonjotan guys

jangan lupa tinggalkan jejak

vote like, comment dan kasih bintang terbaik menurut mu