NovelToon NovelToon
Meraih Mimpi

Meraih Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: isha iyarz

" Tapi sekarang kamu jauh dari abang. Siapa yang melindungimu kalo dia kembali merundung? " Arya menghela napas berat. Hatinya diliputi kebimbangan.
" Kalo dia berani main tangan pasti Diza balas, bang! " desis Diza sambil memperhatikan ke satu titik.
" Apa yang dia katakan padamu? " Arya menyugar rambut. Begitu khawatir pada keselamatan adiknya di sana. Diza menghela napas panjang.
" Mengatakan Diza ngga punya orang tua! Dan hidup menumpang pada kakeknya! " ujarnya datar.
" Kamu baik-baik saja? " Arya semakin cemas.
" Itu fakta 'kan, bang? Jadi Diza tak bisa marah! " pungkasnya yang membuat Arya terdiam.
Perjuangan seorang kakak lelaki yang begitu melindungi sang adik dari kejamnya dunia. Bersama berusaha merubah garis hidup tanpa menerabas prinsip kehidupan yang mereka genggam.
Walau luka dan lelah menghalangi jiwa-jiwa bersemangat itu untuk tetap bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isha iyarz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Arya menyugar rambut. Matanya menatap kelam. Kebencian itu kembali beriak gelisah di hatinya. Lecutan prasangka bermunculan di kepala. Dia ingin bertanya. Namun rasa khawatir lebih meraja.

Khawatir jika kenyataan seperti semua dugaannya. Khawatir fakta itu menumbuhkan tunas kebencian yang baru. Bagaimana pun dia ingin menjadi anak yang bisa menghormati ayahnya walau lelaki itu tidak pernah mengakuinya dan Diza. Tapi paling tidak, dia tidak menyimpan benci berkepanjangan pada lelaki itu.

" Sebenarnya malam itu, saat kita menyelinap ke ruang itu, aku sudah tahu bapakmu memiliki hubungan dengan panti. " Segara menunduk. Arya mengernyit.

" Aku tak ingin tahu mengapa dia mengirimmu dan Diza kesana. Khawatir kau malah merasa aku mencampuri urusanmu. " Segara terdiam sejenak. " Hanya saja ... Dia sudah beberapa kali datang. Apalagi setelah kita tidak ada. " Lelaki itu menatap Arya yang terdiam.

" Kau tau apa yang dia cari? " Arya menekuk lutut.

" Ginjal " sahut Segara setelah terdiam cukup lama. Arya menoleh tanpa ekspresi. Dia tahu aktifitas panti sejak beberapa bulan sebelum kepergiannya. Sejak kehilangan beberapa temannya yang pergi tiba-tiba. Panti beralasan mereka kabur.

Dan hukuman untuk Luki membuatnya dan Segara mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Malam kelam yang membuat keduanya sepakat untuk meninggalkan panti. Sebelum giliran mereka yang dihabisi.

" Kau teringat Luki? " Segara menyandarkan tubuh ke sisi ranjang. Menatap plafon kamar yang berwarna tosca. Arya hanya melenguh. Menyembunyikan wajah dikedua lututnya.

" Apa kau menemukan Luki seperti yang kau inginkan? " Arya tiba-tiba menegakkan tubuh. Pertanyaan itu jadi salah satu hal yang sangat ingin dia ketahui. Segara mengangguk.

" Mereka entah membicarakan apa. Karena hanya saling berbisik. Lalu ibu panti membuka beberapa loker. Kau benar. Loker-loker itu isinya memang mayat.

" Mayat sebagian teman-teman kita. Dan mereka membunuh bukan sekedar permintaan pasar. Terlibat emosi dengan salah satu anak asuh bisa jadi jalan berpindah alam. Bapak panti tidak segan-segan melakukannya. " Segara mengusap wajah.

" Apa itu nasib yang dialami bang Romi dan Ardiansyah? " Arya menoleh. Segara kembali mengangguk.

" Aku sempat memeriksa loker yang berada di bagian bawah. Ada bang Romi di sana. Namun Ardiansyah tidak ada di manapun. Mungkin sudah dibuang atau dikubur aku tak tau " lirih Segara diakhir kalimatnya.

" Dan itu jadi momentum kau pergi meninggalkan kota? Kau ketahuan? " Arya mengejar pengakuan lelaki itu.

" Kau bisa menebaknya? " Segara terkekeh. " Aku melaporkan panti ke kantor polisi. Sayang, aku tak tau jika komisaris kota adalah seorang beking. Yang ada malah aku diburu. Hingga kedatangan seorang pengusaha muda yang mencari keberadaan tuan Hans.

" Namanya pak Beno. Dia berencana membeli sebuah gedung di kotanya yang waktu itu masih dalam kepemilikan tuan Hans. Di sebuah persimpangan, aku yang sedang lari dari kejaran anak buah bapak panti, tak sengaja menabrak mobil yang bergerak pelan mencari alamat.

" Karena terdesak, aku masuk saja ke mobil itu. Pak Beno pura-pura menanyakan alamat ada pengejarku. Hingga mereka kehilangan jejak. Aku memberitahu dimana alamat tuan Hans. Dan pak Beno menawariku untuk mengikutinya.

" Menyekolahkanku. Memberi kehidupan yang lebih baik. Hingga aku jadi seperti ini sekarang! " Segara mengakhiri penjelasannya.

" Beno? " Arya menyipitkan mata.

" Yaa! Pengusaha yang sedang naik daun dan kaya raya. " Segara mengatakan beberapa lagi kebaikan seorang penolongnya. Arya diam.

" Oh, istirahatlah, Arya! Besok masih panjang. Kita bicara lagi dengan lebih leluasa! " Segara bangkit dari duduknya. Arya mengangguk. Dia bangkit berdiri setelah Segara menutup pintu dan berlalu.

*****

" Nah, sekarang Diza kembali bangun lebih pagi " Tatiana tertawa saat menemukan Diza sudah duduk di meja makan sambil menikmati segelas teh hangat.

" Bang Arya bilang akan mengantarku ke kampus hari ini " Diza tersenyum lebar.

" Salam buat kakakmu, Diz! " Bulan menatap hangat. Diza mengangguk. Tatiana memperhatikan tanpa bicara lagi. Mereka menikmati sarapan beberapa saat lamanya.

" Kakak berangkat dulu. " Bulan bangkit sedikit tergopoh. Bergegas meraih tasnya diatas meja dan menuju pintu penghubung masuk ke garasi.

" Aku tunggu di depan, Ta! " Mentari ikut beranjak tak lama kemudian diikuti Zeta yang menyeret tas sambil memainkan ponsel.

" Kak Bulan kayaknya menyukai bang Arya, Diz! " Tatiana berucap pelan saat mereka tinggal berdua. Diza mengangguk.

" Padahal kak Melati juga menyukai kakakmu. " Tatiana menunduk. Diza tersenyum.

" Apa salahnya kak Bulan suka? Yang penting bang Arya memilih kak Melati! " tukas Diza menenangkan. Tatiana mengangkat kepala. Dia mulai tersenyum.

" Diz! Bang Arya nyampe! " teriakan Zeta terdengar dari depan. Keduanya segera menghabiskan sarapan. Dan beriringan keluar mendekati seorang lelaki yang tampak gagah di teras rumah.

" Ayo, berangkat! " Arya menarik tangan adiknya menuju mobil. " Eh, ayo sekalian semuanya! " tawar Arya.

" Ngga usah, bang! Kita susah mau kemana-mana kalo ngga bawa motor " tolak Mentari yang diangguki Zeta dan dan Tatiana.

" Ya, udah! Abang duluan kalo gitu! " lelaki itu membuka pintu mobil diikuti Diza di pintu yang lain.

" Bang Gara ngapain hari ini? " Diza menoleh kakaknya setelah mobil mulai memasuki ruas jalan utama.

" Ngurus kerjaan dialah! Kamu sering ke rumahnya? " tanya Arya. Diza menggeleng.

" Baru dua kali. Sekalinya dia ngga di rumah. Bang Gara kerja dimana? " tanya Diza lagi.

" Dia bekerja pada seorang pengusaha kota ini. Kamu bisa menebak siapa? " Arya tersenyum miring.

" Jangan bilang om Beno! " Diza tertawa lirih. Tiba-tiba terlintas undangan yang diucapkan Witri waktu itu. Arya menoleh sambil mengangkat alis.

" Kita selalu berhubungan dengan masa lalu yang tadinya hendak kita hindari. Kita pikir orang baru, nyatanya kita kembali dalam lingkaran orang-orang di masa lalu itu " Diza mengangkat bahu. Arya tersenyum.

" Kamu benar, dek! Dia om Beno yang kita kenal. " sahut Arya sambil menghembuskan napas panjang. Diza menoleh kaget. Dia hanya sekedar bicara tanpa berpikir.

" Bagaimana bisa? " ujarnya ternganga. Lalu mengalirlah sekilas cerita tadi malam di dalam mobil. Tentu dengan banyak cerita yang tidak dikatakan Arya pada adiknya.

" Kemarin Witri menemui Diza, bang! Dia mengatakan om Beno mengundang ke rumahnya. Dia memberi kartu alamat rumahnya. Tapi aku belum ada mampir! " Friska terkekeh pelan.

" Mau apa mereka? " Arya menautkan alis tebalnya. Diza hanya mengangkat bahu.

" Oh, ya! Batasi kedekatanmu dengan Gara, dek! Dia mungkin masih menganggap kamu adik kecilnya seperti saat di panti. Dia terbiasa mengasuhmu jika abang tidak ada. Tapi jangan lupa kalau kalian bukan mahram! Kalian dilarang bersentuhan! " Arya menoleh adiknya yang menunduk.

" Iya, bang! Maaf, Diza lupa! " gadis itu menggaruk tengkuk.

" Nah, sudah sampai. Selamat belajar! Semangat! " Arya menoleh. Menatap gerbang yang nampak berdiri kokoh di depan bangunan luas milik kampus.

" Makasih, bang! " Diza mencium tangan kakaknya hangat sebelum melangah turun dari mobil. Arya memperhatikan hingga tubuh Diza berbaur bersama mahasiswa lain yang berjalan memasuki halaman kampus.

Perlahan mobil bergerak menjauh. Arya memutuskan menunggu kepulangan Diza dengan mengunjungi beberapa tempat yang menarik hatinya.

Sementara di rumahnya, Segara memberitahu Bren tentang kehadiran sahabat masa kecilnya. " Dia mungkin akan tinggal di sini beberapa hari ke depan. " ujar Segara sambil menikmati sarapannya. Bren mengangguk patuh.

" Apa gadis kemarin tidak datang lagi? " tanya Bren.

" Mungkin nanti! " jawab Segara tersenyum tipis.

" Oh, ya, bang! Beberapa penghuni gedung hendak memperpanjang waktu di sana! " Bren menghentikan suapannya.

" Awasi saja mereka, Bren! " titah Segara tegas. Bren mengangguk mengerti.

" Jangan lupa awasi dua lelaki yang datang kemarin! " Segara meraih air putih di dekatnya. Mendorong piring kosongnya sedikit ke tengah meja.

" Iya, bang! " Bren beranjak membawa piring-piring kotor ke wastafel dan mencucinya. Segara menuju ke kamarnya, mengambil jaket dan kunci mobil. Bergegas keluar rumah setelah memastikan persiapannya lengkap.

*****

" Kalian dari mana? " Tatiana yang menyambut kedatangan Diza menatap kepergian Arya.

" Jalan-jalan aja muterin kota! Ini aku bawain buah " Diza mengangkat dua kantong belanjaan di depan gadis itu.

" Oh, ya, Diz! Tadi kamu langsung pulang, ya? " Tatiana mengikuti langkah Diza menuju dapur.

" Iya. Ada apa? " Diza yang memasukkan buah ke dalam lemari es menoleh.

" Witri nyariin kamu tadi! " jawabnya yang hanya di oh-kan Diza pelan.

" Tumben dia jinak, ya? Ngeliat sikapnya kemarin-kemarin rasanya aneh aja tiba-tiba jadi baik! " Tatiana mencuci tangan.

" Aku males ngomongin dia! " Diza terlihat acuh. Tatiana mengangkat bahu. Lalu melangkah menuju ruang tengah untuk menonton. Diza bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.

1
Iza Kalola
Ada lucunya juga padahal jantung lagi dag dig dug mikirin Diza...😃
Iza Kalola
nenek lucnut, 😡🔥
Iza Kalola
Akhirnya mulai terungkap dalangnya.
Iza Kalola
Rekomendasi untuk cerita ini. keren kerenn bangeet
Iza Kalola
makin tegang, makin seru. /Smile//Determined//Kiss/
Pecinta Bunga
Wah, bakalan bertemu nih Arya dan Segara dengan Tama. Mereka memang harus bersatu supaya bisa menyelamatkan Diza
Pecinta Bunga
Wah, bakalan ketemu Arya Segara dan Tama. Mereka memang harus bersatu supaya bisa menyelamatkan Diza
Dhedhe
deg²an bacanya ..ikut berimajinasi 🤭🤭
Iza Kalola
wow woww... sport jantung..🫠
Iza Kalola
penuh misteri 🫠
Aisha Lon'yearz
thanks dukungannya, kaka
Iza Kalola
cukup menegangkan dan aku suka cerita yang seperti ini... semangat thor, masih nungguin kelanjutan ceritanya./Determined/
Iza Kalola
keren, semoga makin banyak yg baca karya ini. semangat selalu author/Determined/
Aisha Lon'yearz
makasihhh 😊
Jasmin
lanjut Thor
Jasmin
aku suka, aku suka... gaya bahasa yg enak dan gak bisa di lewatkan per kata 🥰
Jasmin
mantap Thor
Jasmin
Arya 💥
Jasmin
keren Thor ..
Jasmin
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!