Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan
Sah
Sah
Sah
Semua orang mengaminkan doa-doa yang di ucapan oleh penghulu. Haris Ayah kandung Intan tak berhenti mengusap air matanya yang mengalir penuh Haru.
Bunda Mutia memeluk Ayah Arsya saking bahagianya, akhirnya anak sulungnya sudah mau menikah. Ayah Arsya tersenyum juga penuh rasa syukur berharap pernikahan ini bisa mendatangkan sakinah mawadah warahmah bagi keduanya.
Kean, Dede Zayn, Zea dan Zia bersorak bahagia, sementara di ujung sana ada Divo yang mengepalkan tangan, tak terima atas pernikahan yang Bosnya gelar dengan orang yang di sukanya, namun apalah daya dirinya yang cuma staf biasa di perusahaan itu, dirinya tak bisa apa-apa.
Intan dan Reihan lalu sungkem kepada Eyang Hadi dan Eyang Hana. Eyang Hadi menepuk pundak Reihan kuat-kuat lalu berpesan.
"Jaga anak orang dengan baik... kamu sekarang menjadi pemimpin keluarga..." Pesan Eyang Hadi.
"Nak Intan bilang sama Eyang kalau Reihan nakal ya... " Kata Eyang Hana sambil memeluk Intan dengan wajah bahagianya.
Setelah selesai dengan kedua Eyangnya mereka menuju Ayah Arsya dan Bunda Mutia.
Intan menangis sesenggukan, rasanya dadanya begitu sakit karena telah berbohong di dalam pernikahan ini, Intan menangis lalu terus memeluk Bunda Mutia.
"Stttt Pengantin gak boleh nangis... Kakak udah jadi milik orang sekarang... Kakak harus jadi istri yang berbakti ya..." Kata Bunda Mutia sembari mengusap air mata Intan.
Intan mengangguk lalu sekali lagi memeluk Bunda nya, "Maafkan Intan Bun... Maafkan Intan... " Batin Intan.
Ayah Arsya merangkul Reihan lalu melepas dan menatap tajam penuh intimidasi pada Reihan. "Putri kami berharga, jangan sampai terluka, jangan sampai menangis, kamu memintanya dengan baik-baik, maka kami harap kamu jaga dengan baik-baik, jika kamu sudah tidak bisa maka kembalikan dengan baik-baik... " Tutur Ayah Arsya.
"Baik Yah... Reihan janji Intan akan menjadi satu-satunya... " Kata Reihan lalu mengambil tangan Arsya, dadanya sedikit bergetar melihat tatapan Arsya yang begitu tajam ke hatinya.
Intan dan Reihan bergeser lalu dengan sedikit ragu mereka menyalami Ayah Haris, Ayah kandung Intan yang tinggal di Jakarta.
"Titip putri terbaikku!! jangan berkhianat!! " Kata Ayah Haris lalu memeluk Reihan.
"Tenang Ayah mertua, aku tidak akan mengikuti jejakmu!! " Bisik Reihan berani membuat Ayah Haris memerah malu.
Intan memeluk Ayahnya lalu mereka pun lalu bergeser lanjut ke hadapan Papa Abian, Papanya Reihan beserta istrinya. Tidak berlama-lama karena Reihan masih dendam dengan ke acuhan Ayahnya yang pergi meninggalkan dirinya sejak kecil itu tanpa berkabar.
Kemudian terakhir ke hadapan Mama Hanaya, Mamanya Reihan dan suami terakhirnya. Reihan dan Intan sama malasnya karena sikap Arogan Mama Hanaya yang tak begitu suka dengan wanita tertutup seperti Intan.
Setelah semuanya selesai mereka pun menuju ruang ganti dan akan melaksanakan sesi berikutnya yaitu resepsi pernikahan yang di gelar sekaligus setelah akad nikah selesai.
***
Iringan lagu mengiringi langkah pengantin yang begitu menawan dan mempesona.
Raja dan Ratu sehari yang di ikat melalui janji suci. Semua mata terpana saat kedua mempelai berjalan menuju pelaminan.
Intan dan Reihan sudah berlatih semalaman untuk tersenyum terus dengan bahagia meski hati mereka sendiri belum tentu bahagia.
Wajah berbinar keduanya menipu semua khalayak yang menyaksikan pernikahan keduanya, Penyanyi pun menyanyi lagu yang selaras dengan tatapan yang Reihan berikan pada Intan.
Matamu melemahkanku
Saat pertama kali ku lihatmu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini
Matamu melemahkanku
Saat pertama kali ku lihatmu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini
Oh mungkin inikah cinta
Pandangan yang pertama
Karena apa yang kurasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta
Mulai dari mana oh dari mana
Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati
Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati
Matamu melemahkanku
Saat pertama kali ku lihatmu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini
Oh mungkin inikah cinta
Pandangan yang pertama
Karena apa yang kurasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta
Mulai dari mana oh dari mana
Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati
Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus
Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati
Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati
Semua orang datang dan meminta foto juga mengucapkan kata selamat, Intan dan Reihan hari ini begitu sukses menipu semua orang, akting mereka benar-benar nyata seolah mereka benar-benar saling mencintai.
Setelah semua tamu undangan dan keluarga selesai mengalami mereka pun duduk dengan wajah lelahnya.
"Astaga... menyesal aku mengikuti saranmu untuk mengundang semua relasi... " Intan mengeluh tapi masih memperlihatkan deretan gigi seolah tengah bercanda dengan suaminya.
"Ckkk ini tidak akan lama, sudah tinggal beberapa... jangan jadi orang lemah... " Jawab Reihan juga tapi tetap tersenyum dan pura-pura memijat kaki Intan yang kelelahan, sehingga semua orang memandang iri dari kejauhan, bahkan ada yang bersorak kegirangan, siapa lagi kalau bukan teman-teman Intan saat kuliah dulu.
"Astagaa... Ya ampun... mereka semua bisa iri dengan kepalsuan ini... " Keluh Intan di depan Reihan.
"Hahaha... itu artinya ini sempurna... Kita sukses membahagiakan semua orang kan... " Kata Reihan justru tergelak, semakin menambah iri di pandangan teman-teman Intan, seolah-olah Intan begitu beruntung memiliki dirinya yang sempurna.
"Hahaha... Kebahagiaan... panggung sandiwara ini kapan akan berhenti... " Intan lelah tersenyum bahkan hatinya menangis, hal konyol yang dirinya ambil, demi menutupi kesakitan hatinya pada rasa cinta yang tidak pernah bisa dia percaya di dalam hidupnya.
Reihan pun ikut tertawa, meski hatinya sendiri bingung rasanya bagaimana, Cinta atau nafsu atau ambisi dirinya tak mau terlalu memusingkan, yang dia butuhkan saat ini pengakuan semua orang tentang pernikahannya, juga wajah bahagia dari kedua Eyangnya yang tak pernah pudar.
Reihan merangkul Intan lalu mengambil wajah Intan lebih dekat dan membelakangi semua orang, seolah-olah menciumnya Intan dengan mesra.
Reihan melakukan itu karena Divo tak pernah berkedip menatap ke arah Intan, Reihan ingin menunjukkan kepada semua lelaki bahwa Intan adalah miliknya, bonekanya yang hanya dirinya yang boleh menyentuhnya.
Kedua dada mereka berdetak saat Reihan mendekatkan wajahnya dengan Intan tidak melakukan apapun hanya mendekat hingga berjarak satu senti, mereka menahan nafas lalu saling pandangan.
"Bertahan lah ini hanya sebentar... " Bisik Reihan lalu memeluk Intan, membiarkan semua orang memotret kebahagiaan semu yang keduanya ciptakan.
***
Astaghfirullah.... maaf ya ternyata masih ada typo banyak 🙏🙏🙏🥺