Suami Yang Dianggap Miskin

.

.

.

💞💞💞💞💞💞💞

" Apa ? Dinda pemulik cafe XX yang sedang viral itu ? Cafe itukan masih baru ? Hemmm... Aku tidak percaya jika dinda pemilik cafe elite itu. Dapat uang darimana dia bisa bikin cafe semewah itu, itu perlu modal ratusan juta bahkan bisa sampai milyaran.

Sarah mengadukan kepada reno sang suami tentang kenyataan yang barusaja dia ketahui. Reno sudah pasti syok, bagaimana dia tidak syok ternyata adiknya yang sudah dia hina mempunyai usaha yang cukup menjanjikan.

" Apa mungkin satria dapat warisan dari orang tuanya dan uang itu dipergunakan untuk membuka usaha cafe itu. " Ucap reno menganggap satria mendapat warisan.

" Dia warisan darimana mas ? Dia itu hanya punya seorang nenek saja, orang tuanya sudah tidak ada semua. Tidak mungkin satria punya warisan sebanyak itu, atau mungkin bapak juga membantu mereka sehingga mereka bisa punya usaha sebesar itu. " Ucap sarah akal bulusnya mulai bekerja dengan tidak tahu malu.

Reno langsung menghubungi kakaknya, Rudi. Sepertinya reno termakan omongan sang istri.

[ Ada apa ren ?] Tanya rudi dari seberang sana.

[ Mas, malam ini kita kumpul dirumah bapak. Ada yang harus kita bahas, ini penting banget ]

[ Masalah apa yang akan di bahas? Mas itu lagi pusing sama urusan kantor ]

[ Sama aku juga pusing mas. Pokoknya kita kumpul dirumah bapak, jangan lupa mas hubungi dinda juga ]

[ Baiklah ]

Klik... Reno mematikan sambungan teleponnya lalu meletakkan ponsel di atas meja kembali. Reno melirik jam mahal yang melingkar di tangan kirinya, jam menunjukan pukul setengah 6 sore. Dia bergegas mandi dan akan segera kerumah orang tuanya.

" Mas, Kita mau kerumah orang tuamu ? Dinda juga ada disana ?" Tanya sarah dengan wajah yang sudah terlihat ketakutan.

Dia tidak mau bertemu dengan dinda, apalagi jika dinda menceritakan soal keributan tadi siang saat di cafe. Apalagi tadi secara terang - terangan dinda sudah tahu hubungannya dengan damar. Bisa kacau jika dinda menceritakan semuanya saat perkempulan keluarga nanti malam.

" Emm... Mas bagaimana kalau aku tidak iku. Biar aku dirumah saja menemani anak kita. " Ucap sarah mencoba menolak ikut dan mencari alasan untuk menemani anak.

" Tidak sayang, kamu harus tetap ikut. Disana nanti juga ada mbak sinta. Dirumah juga ada bibik yang menemani anak kita,sudah sekarang kita segera mandi dan bersiap lalu kerumah bapak. Kalau dinda bisa dapat uang dari bapak , kita juga harus dapat juga dong. " Ucap reno sambil memainkan alisnya.

" Iya mas" Jawab sarah gugup.

" Yuk mandi, sudah lama kan tidak mandi sama - sama. Aku sangat merindukanmu sayang, datang bulannya sudah selesaikan ? Bisa dong kita main sebelum mandi." Ucap reno tersenyum jahil.

* Aku harus bisa mengambil hati mas reno dan menyakinkan mas reno. Dengan begini dia tidak akan percaya dengan perkataan dinda. Baiklah aku akan memberikan haknya mas reno, lagi pula sudah seminggu lebih aku tidak memberikannya. Bukan karena datang bulan, tapi karena aku malas dan lebih memilih melalukannya dengan damar * Gumam sarah dalam hatinya.

Sarah mengangguk tanda mengiyakan ajakan suaminya meskipun dalam keadaan terpaksa. Reno bersemangat dan langsung membimbing sarah masuk kamar. Dan didalam kamar sana terjadilah yang memang sudah sewajarnya terjadi antara sepasang suami istri.

*********

Kini semua sudah berkumpul di ruang keluarga rumah pak karim. Pak karim sendiri tidak tahu apa yang sudah membuat ke tiga anaknya datang dan berkumpul dirumahnya padahal dia tidak memintanya. Disini terlihat sekali perbedaanya atas sikap sarah, sarah sedari tadi diam dan tidak mau memandang ke arah dinda.

" Sebenarnya apa yang ingin kalian bicarakan sampai kalian berkumpul dirumah bapak ? Padahal bapak atau ibu tidak menyuruh kalian untuk datang ", Ucap pak karim dengan wajah kebingungan.

" Rudi tidak tahu pak. Tadi reno yang menghubungi rudi untuk datang kerumah bapak, dan reno meminta rudi untuk menghubungi dinda " Ucap rudi menjelaskan.

Semua pasang mata memandang kearah reno, mereka bertanya - tanya hal apa yang membuat reno mengumpulkan mereka di rumah orang tuanya.

" Mas sepertinya ini ada hubungannya dengan masalah di cafe tadi siang yang sudah aku ceritakan sama mas " Bisik dinda di telinga suaminya.

" Kita lihat saja din " Jawab satria juga berbisik.

" Ada apa reno kamu mengumpulkan kami semua di rumah bapak ? Jika ada yang ingin kamu sampaikan silahkan kamu sampaikan. " Ucap pak karim dengan tegas.

Hhuuuuuhhhhh

Reno terlihat membuang nafas dengan panjang. Sebelum bicara dia menatap satu-satu kearah semua orang yang ada diruangan.

" Bapak memberikan uang kepada dinda tanpa sepengetahuan kami kan ?" Tanya reno langsung menuduh.

Semua orang yang ada diruangan itu langsung memandang kearah pak karim kecuali dinda dan satria. Mereka sudah tahu arah pembicaraan reno, apalagi kalau bukan soal cafe.

" Uang ? Uang apa reno ? Lagipula bapak tidak pernah memberi dinda uang. Kamu dapat pemikiran seperti itu darimana ? Dan uang apa yang bapak berikan kepada dinda, jangan suka mengada - ada kamu reno. " Ucap pak karim tegas .

" Jangan bohong pak, kalau bukan dapat uang dari bapak darimana lagi mereka dapat uang untuk membuka usaha cafe " Ucap reno tetap tidak percaya dengan perkataan pak karim.

Cafe ? Tentunya saat ini para saudara dinda bingung, cafe apa yang dimaksud oleh reno. Dan seja kapan dinda punya usaha cafe ?

" Maksud kamu dinda punya usaha cafe?" Tanya rudi menjelaskan.

" Iya mas. Cafe XX yang baru buka 1 bulan yang lalu itu ternyata milik dinda. Kalau tidak percaya tanya saja pada orang nya, lagipula sarah juga tadi sudah mendengar langsung dari mulut dinda dan karyawannya jika cafe itu milik dinda " Ucap reno sambil melirik sarah.

Sarah hanya mengangguk tanda mengiyakan perkataan sang suami. Dinda tersenyum sinis kearah sarah, dinda tidak akan tinggal diam jika sarah berulah. Semua ini karena dia jadi keluarganya tahu semua. Namun dinda tidak mempermasalahkannya, cepat atau lambat keluarganya pasti akan tahu.

" Benar ! Cafe itu memang miliku dan mas satria. Kenapa ? Apa ada yang salah dengan usahaku ? Aku buka usaha juga tidak merepotkan kalian, bahkan aku tidak meminta kalian untuk membantunya. Jangan kalian kira bapak yang membantu kami ? Kalian salah besar ! Bapak saja tidak tahu kalau aku punya usaha cafe, sengaja aku merahasiakan semua ini karena aku tidak mau dianggap ria oleh kalian. Cafe itu murni modal dari mas satria, pria yang kalian anggap miskin dan selalu kalian hina . " Ucap dinda dengan sangat lancar tanpa takut dibentak oleh para kakaknya.

" Suani kamu dapat uang darimana ?" Tanya rena ingin tahu sang adik dapat uang darimana sampai bisa membuat usaha cafe yang sudah pasti memakan biaya yang tidak sedikit.

" Mungkin suami nya jadi kurir narkoba" Celetuk sarah tanpa takut dinda akan membongkar perselingkuhannya.

Sepertinya lupa jika kartu As nya sekarang sudah ada ditangan Dinda.

" Kamu jangan sembarangan menuduh !" Bentak satria tidak terima dikatakan sebagai kurir barang haram.

" Berani kamu membentak istriku ! Dasar orang miski, yang dikatakan istriku pasti benar. Hanya dengan cara itu kamu bisa mendapatkan uang secara instan. " Ucap reno dengan lantang.

Perkataan reno barusan mendapat persetujuan dari kedua saudaranya, rudi dan rena. Serta sinta istri dari rudi, sedangkan beni mrmilih diam dan tidak mau ikut campur. Dia tidak percaya jika satria akan melakukan pekerjaan itu, apalagi satria orang taat agama.

" Ohhh.... Semua ini bermula dari mulut mbak sarah. Mbak sarah apa kamu lupa jika kartu As mu saat ini ada ditangan ku ?" Tanya dinda menatap penuh arti kearah sarah.

Mendengar penuturan dinda , sarah langsung terdiam dan menundukan kepalanya. Dia lupa jika dinda sudah tahu perselingkuhannya dengan damar.

" Kartu As apa?" Tanya reno ingin segera tahu.

" Emm... Tidak mas. Dinda pasti hanya bercanda, biasa mas dindakan ingin berusaha dekat dengan ku jadi dia cari perhatian agar aku bisa memperhatikan dia. " Ucap sarah mencari alasan.

Alasan sarah justru membuat dinda semakin geram. Pak karim memandang kearah dinda, dia tahu jika dinda menyembunyikan sesuatu.

" Bicara saja apa yang kamu ketahui dinda. Jangan takut jika apa yang akan kamu sampaikan itu sebuah kebenaran. " Ucap pak karim.

" Baik pak. Mas reno, apa kamu tahu kelakuan istri kamu diluaran sana ? Kamu terlalu percaya dengan istri kamu sampai istri kamu lupa diri. Istri kamu itu sudah berselingkuh dengan pria yang bernama Damar" Ucap dinda tegas membuka perselingkuhan sarah dan damar.

" Bohong ! Dinda itu bohong , aku tidak ada hubungan apa - apa dengan damar. Aku tidak mungkin mengkhianati kamu mas. Dinda ini hanya ingin membuat kita berantem, dia iri melihat kehidupanku yang serba mewah. Maklum suaminya dulu hanya tukang cendol keliling sekarang hanya sopir. Dinda adikmu ini juga cuma bisa jadi orang rumahan!! " Ucap sarah membela diri tanpa sedikitpun merasa beralah.

Satria dan dinda sama - sama sudah terpancing emosi, bahkan satria sampai menggebrak meja dengan kuat. Selama ini satria tidak pernah semarah malam ini,mslam ini sepertinya dia sudah mulai kehilangan kesabaran.

Braaakkkk....

" Sekali lagi kamu menghina istriku aku tidak segan - segan membuat kamu menderita. Ini juga berlaku untuk semuanya" Ucap satria tegas.

" Haii... Satria kamu berani mengancam anak ku ? Dasar menantu tidak tahu diri. !"Bentak ibu rahayu dengan lantang.

" Bu tolong diam dulu. Mas, reno lihat saja video dan foto yang sudah aku kirim di ponselmu. Apa ada berteman dan memanggilnya sayang - sayang dan bermesraan seperti itu " Ucap dinda dengan santai.

Reno mengambil ponsel dalam saku celananya dan membuka pesan yang dikirimkan dinda melalui aplikasi hijau.

Deg....

*********

RATE BINTANG 5 NYA DULU YUK

DAN TERUS DUKUNG SEMUA KARYA - KARYA AUTHOR KAK.

TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️