Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Sesampainya nyonya Silvi di rumah pribadi milik Bram.

Dewi yang masih fokus pada masakan nya pun melihat mertua nya menangis. Dengan panik Dewi langsung berlari menghampiri mertuanya.

"Mamah kenapa?" tanya Dewi dengan penasaran apa yang sudah terjadi pada mertua nya itu.

"Kamu kemas semua barang-barang kamu sayang! Mama mau kamu tinggal bareng mama. Jawab lirih nyonya Silvi

"Sebenarnya ada apa ma?" tanya Dewi yang heran sebenarnya apa yang terjadi pada mertua nya setelah kembali dari kantor Suaminya.

"Suami kamu selingkuh nak.. Tangisan nyonya Silvi pun pecah. Dalam pelukan Dewi

Deg" sakit yang dirasakan Dewi saat mendengar penjelasan mertuanya, dan mengetahui kebenaran pahit.

"Apa mama yakin... Tanya lirih Dewi sambil meneteskan air matanya.

"Sudah kamu beres-beres dan kamu ikut mama ke rumah mama. Jawab nyonya Silvi dan langsung mengajak Dewi ke dalam kamar nya.

"Tapi mah.. Dewi perlu penjelasan dari mas Bram. Apa semuanya itu benar." jawab Dewi dengan tangisan nya yang pecah.

"Apa yang perlu kamu ketahui lagi sayang, sudah cukup sakit yang kamu derita selama ini. Mama gak akan biarkan kamu bersama si brengsek itu lagu. Jawab dingin nyonya Silvi dan segera mengemas barang-barang milik menantunya itu.

"Ayo kita pergi dari sini. Pinta nyonya Silvi dan segera menarik tubuh Dewi

"Bi Minah, tolong kamu bawakan koper ini ke dalam mobil saya. Jawab nyonya Silvi

"Nyonya dan nona muda mau kemana?" tanya bibi Minah sambil membawa koper milik Dewi.

"Kalau nanti Bram nanya kami ke mana jawab saja tidak tau apa kau paham. Jawab nyonya Silvi

"Jalan pak." jawab nyonya Silvi, pada supir pribadinya.

"Siap nyonya. Jawab supir dan langsung melajukan mobilnya menuju rumah utama Sebastian.

"Kamu yang sabar ya sayang, mama janji akan mencari kan kamu pasangan yang terbaik meski itu bukan dengan anak mama. Batin nyonya Silvi yang setia memeluk tubuh Dewi yang masih menangis dengan kerusakan rumah tangga nya.

*****

Sementara itu Bram sudah sampai di rumah nya. Dan langsung berlari memasuki rumah.

"Bi.... di mana mama saya?" tanya Bram yang panik

"Nyonya besar dan nona muda sudah pergi tuan. Jawab takut bibi Minah

"Apa... Kemana mereka pergi?" tanya Bram

"Saya tidak tau tuan, nyonya besar tidak memberitahukan saya. Jawab gugup bibi Minah

"Arghhhhh.... Ini semua salah Bram mah, maafin Bram mah. Teriak Bram dan menjatuhkan tubuhnya di lantai.

Sementara itu bibi Minah yang melihat Bram untuk yang pertama kalinya prustasi, merasa kasihan namun apa dayanya bibi minah lebih memilih pergi meninggalkan Bram sendirian meratapi nasip nya.

*****

"Tuan muda tadi saya di beri tahu nyonya besar untuk menyampaikan pesan pada tuan muda. Jawab Jeremy

"Pesan apa?" tanya Adrian yang masih fokus pada laptopnya.

"Nyonya besar meminta tuan untuk menghadiri jamuan makan malam bersama. Jawab santai Jeremy

"baik lah, kau ikutlah dengan ku nanti malam. Jawab Adrian sambil fokus bekerja.

"Apa tidak masalah tuan, jika saya ikut?" tanya Jeremy

"Jangan banyak bertanya. Kau itu sahabat ku dan sudah menjadi anak mama juga. Jawab dingin Adrian

"Baiklah jika begitu, saya permisi dulu tuan jawab Jeremy sambil berjalan keluar dari dalam ruangan milik Adrian.

Tiba-tiba saja Adrian teringat dengan gadis yang di temuin nya waktu lalu. Yang berhasil membuat fikiran nya tidak fokus.

"Sial.. Kenapa aku tidak bisa melupakan nya. Batin Adrian sambil berjalan menuju balkon kantor nya, untuk mengambil udara segar agar pikiran nya tidak terlalu kalut.

"Hah..... Ternyata udara dari ketinggian cukup bisa membuat pikiran tenang. Tapi apa mungkin aku bisa bertemu dengan nya kembali. ucap dingin Adrian

Tok"

Tok"

"Masuk. Jawab dingin Adrian yang mendengar suara ketukan pintu.

"Tuan waktunya sudah makan siang, tuan mau di pesan kan makanan apa atau mau makan di luar?" tanya Jeremy

"Kita makan di luar saja, ayo ikut aku. ajak Adrian dan langsung berjalan melewati Jeremy

"Baiklah, nta ada apa dengan nya?" batin Jeremy penasaran dengan perubahan Adrian.

Dengan langkah cepat, Adrian dan Jeremy sudah memasuki lift khusus Presdir. Dengan cepat Jeremy langsung menekan tombol angka 1.

"Ting" pintu lift pun terbuka Adrian dan Jeremy pun segera keluar dari dalam lift, dan berjalan dengan langkah besarnya menuju mobil pribadi milik Adrian.

"lo yang nyetir. Gue lagi malas! Jawab Adrian dan langsung duduk di sampir kursi kemudi

"Baiklah tuan, apa sih yang gak buat sahabat gue ini.! jawab Jeremy dan langsung melajukan mobil memecah jalanan kota yang tidak terlalu padat.

Selama di dalam mobil tidak ada yang membuka suara, Adrian mau pun Jeremy hanya fokus pada pikiran nya masing-masing.

Beberapa menit kemudian, mobil milik Adrian sudah sampai di kawasan restauran ternama milik keluarga Pratama. Adrian dan Jeremy pun segera keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju restauran.

"Selamat datang tuan muda?" ucap pelayan yang melihat kedatangan tuan muda Pratama.

"Hm.. Adrian hanya berdehem saja. Dan fokus berjalan menuju ruangan khusus untuk nya.

"Seperti biasa. Jawab Jeremy pada pelayan, dan pelayan yang sudah mengetahui apa makanan kesukaan Adrian dan Jeremy pun segera pergi ke koki restauran untuk memesan makanan kesukaan tuan muda Adrian.

"Seff, tuan muda Pratama ingin makan masakan seperti biasa, ucap pelayan pada Seff yang sudah mengetahui makanan apa yang harus dia buat.

Beberapa menit kemudian, masakan pun sudah siap dan pelayan yang membawa pesanan Adrian pun segera membawanya ke ruangan khusus untuk tuan muda Pratama.

Tok"

Tok"

"Tuan pesanan nya sudah siap?" tanya pelayan yang berdiri di depan pintu ruangan milik Adrian

"Masuk lah. Jawab Jeremy dan langsung membuka kan pintu ruangan tersebut, dan mempersilahkan pelayan yang mengantar makanan masuk.

"Silahkan di nikmati tuan. Jawab pelayan yang sudah menyajikan pesanan di meja tempat Adrian dan Jeremy duduk.

"Pergilah. Suru Jeremy dan langsung menyendokkan makanan nya ke dalam mulutnya.

"Saya permisi tuan. Dan berjalan menuju pintu keluar.

"Apa segitu laparnya? Sehingga kau tidak menunggu ku?" ejek Adrian

"Hehehe sorry bro, gue dah laper banget bro. Jawab Jeremy dan tetap fokus memakan makanan nya tampa melihat ke arah pandang Adrian.

"Ingat ntar malam jangan kabur lo." jawab Adrian sambil menyendokkan makanan nya ke dalam mulutnya.

"Tenang ajah bro, apa sih yang gak buat lo. Jawab Jeremy dengan makanan penuh di mulutnya.

"Santai napa makan nya?" dah kaya orang kerasukan setan ajah lo. Ejek Adrian sambil menatap lucu ke arah wajah Jeremy, dengan pipi menggembung akibat makanan membuat Adrian tertawa lucu.