NovelToon NovelToon
Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Angst / Enemy to Lovers
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Namanya Jingga Swastamita, seorang gadis yang hidup selama 19 tahun di panti asuhan.

Jingga, nama yang di berikan oleh ibu kandungnya, serta Swastamita yang memiliki arti senja. Nama yang di berikan oleh Ibu panti, karena ia ditemukan saat matahari akan kembali ke peraduannya.

Tanpa ia duga, seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya datang menemuinya setelah bertahun-tahun lamanya dan membawanya tinggal bersama.

Dia akan hidup bersama ayah dan juga ketiga saudara laki-lakinya. Saudara yang pada kenyataannya sangat membenci kehadirannya.

Penderitannya di mulai sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana. Mampukah Jingga melewati semua perlakuan buruk ketiga saudaranya? Apalagi salah satu dari mereka ternyata menginginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 - Kebahagiaan dan rasa rindu

5 tahun kemudian

Musim semi telah tiba, indahnya bunga sakura yang bermekaran membuat hati siapapun yang melihatnya menghangat. Salah satu pesona alam yang tidak boleh di lewatkan.

Seorang wanita berusia 27 tahun tengah berjalan santai di taman yang terdapat banyak pohon dengan bunga berwarna pink tersebut.

5 tahun sudah Jingga meninggalkan negara kelahirannya dan meninggalkan semua masa kelamnya. Di sini, ia kembali menata hidupnya dan menyembuhkan rasa sakitnya.

Jepang menjadi tujuan Yuda untuk membawanya pergi menjauh dari orang-orang yang menyakiti anaknya. Selain karena suasana yang menenangkan, Jepang juga merupakan tanah kelahirannya.

Dengan bantuan sang ayah, sedikit demi sedikit ia mulai bangkit. Pada awalnya ia kesulitan menerima kehadiran Yuda sebagai ayah kandungnya, tetapi pria itu tetap sabar menunggunya memanggil "Papa".

Hingga setelah 3 tahun, dia akhirnya memberanikan diri memanggil Yuda dengan sebutan "Papa". Pria itu benar-benar menepati janjinya untuk menjaga dan merawatnya dengan baik. Tidak ada yang perlu ia takutkan lagi untuk saat ini.

"Mama!"

Suara teriakan anak kecil menghentikan langkah Jingga. Wanita itu menoleh ke belakang dan tersenyum hangat saat melihat Ayahnya yang tengah menggendong anak kecil.

"Sudah selesai?" tanyanya lalu mengambil alih gendongan anak itu.

Anak kecil itu mengangguk semangat. "Mau?" ucapnya sembari menyodorkan es krim ke arahnya.

Jingga menggeleng, "Untuk Juan saja," ucapnya lembut. Ia membersihkan pipi anaknya yang belepotan karena es krim.

"Kakek tidak di kasih?" tanya Yuda dengan tampang sendu yang ia buat-buat.

Si kecil menggeleng dan langsung mendapatkan cubitan di pipi dari Kakeknya. "Tidak akan Kakek belikan es krim lagi kalau begitu," ancam pria itu.

Mata Juno berkaca-kaca mendengar hal itu," Huaaaa! Mama----"

Jingga menggelengkan kepalanya, "Cup! Cup! Nanti Mama yang akan membelikanmu es krim kalau Kakek tidak mau," ucapnya menenangkan sang anak.

"Papa kenapa suka sekali menggodanya, sih!" ujarnya sembari menatap Yuda dengan kesal.

Yuda tertawa keras, "Sangat menyenangkan menggodanya, dia akan terlihat lucu saat menangis dengan pipi gembil yang memerah itu," balas pria itu.

Jingga hanya memutar bola matanya dengan malas. Semenjak Juno mulai bisa berbicara, hampir setiap hari Yuda selalu menggoda si kecil hingga menangis.

Seperti yang ada di pikiran kalian, Juan adalah anak Jingga. Anaknya bersama Jean, benar-benar anak Jean, bukan anak Mario. Yuda sudah melakukan tes DNA untuk

memastikannya. Dia tidak ingin kejadian lama terulang kembali.

Ia baru menyadari kehadiran Juan saat usianya sudah menginjak 3 bulan. Apa yang ia rasakan saat ia mengetahui jika dirinya hamil?

Hancur!

Di saat ia berusaha keras menghilangkan rasa traumanya, justru ada janin yang tumbuh di rahimnya akibat dari awal mula traumanya hadir. Takdirnya benar-benar seperti Ibunya.

4 tahun lalu dia melahirkan Juan, anak itu tumbuh menjadi anak yang tampan seperti ayahnya. Ya. Wajahnya benar-benar mirip dengan Jean, seseorang yang seharusnya ia lupakan justru harus ia lihat setiap hari lewat anaknya.

"Jingga," panggil Yuda.

Mereka sudah duduk di kursi taman, menyaksikan Juan yang sedang bermain bersama anak anjing milik pengunjung lain.

"Kau bahagia, kan?" tanya Yuda. Tatapannya bergitu lembut kepada putrinya, sungguh ia menyesali kebodohannya dulu.

Jingga mengangguk, "Terima kasih sudah menjaga dan merawat Jingga dengan baik. Terima kasih sudah dengan sabar membantu Jingga bangkit. Jingga sayang Papa," balasnya lalu menyenderkan kepalanya di pundak sang ayah.

Yuda mengelus rambut putrinya dengan sayang. "Tidak perlu berterima kasih, itu sudah menjadi tugas seorang Ayah. Papa tidak akan membiarkanmu dan Juan terluka," ujarnya.

Jingga benar-benar menikmati hidupnya yang baru, apalagi setelah kehadiran Juan. Anaknya adalah hadiah terindah yang di berikan oeh Tuhan, meskipun dengan cara yang salah.

Kehadiran Papa Yuda dan Juan sudah cukup di hidupnya, pikir wanita itu.

Di tempat lain, tepatnya di sebuah rumah besar yang kini hanya di huni satu orang saja. Rumah yang dulunya menjadi saksi bisu penderitaan Jingga, kini terasa begitu dingin dan sepi.

Sang kepala keluarga lebih memilih untuk tinggal sendiri di sebuah desa yang jauh dari kota. Si sulung sudah menikah dan tinggal bersama sang istri di kota lain. Sedangkan si bungsu melanjutkan S2 di Negeri tirai bambu.

Sekarang hanya tinggal si tengah yang menempati rumah mewah itu. Setelah kepergian Jingga hari itu, ayah dan kedua saudaranya memilih pindah agar tidak mengingat perlakuannya kepada gadis itu.

Sedangkan dirinya lebih memilih menetap di sana, kenangannya bersama Jingga berada di rumah itu. Meskipun hanya kenangan buruk, setidaknya ia bisa melepas rasa rindu dengan melihat baju-baju pujaan hatinya yang masih tergantung rapi di kamarnya.

5 tahun ia berusaha mencari keberadaan Yuda yang membawa Jingga pergi. Tetapi sampai saat ini ia masih tidak menemukan titik terang. Tidak ada petunjuk apapun yang mereka tinggalkan.

Setiap harinya ia akan di sibukkan dengan pekerjaan, tidak ada yang spesial di hidupnya. Hanya foto Jingga yang terpajang rapi di atas meja yang menjadi semangatnya setiap harinya.

"Udah 5 tahun, dan Tuhan masih belum mengijinkanku ketemu sama kamu," gumamnya sembari menatap bintang di langit.

"Apakah Tuhan masih menghukumku? Aku lelah, tetapi rasa lelahku tidak sebanding dengan rasa sakit yang aku berikan padamu."

"Semoga Tuhan masih berbaik hati kepada manusia brengsek ini."

Usianya tahun ini juga sudah menginjak 27 tahun, banyak wanita-wanita yang berusaha mendekatinya di tempat kerja maupun di luar. Tetapi ia sama sekali tidak menghiraukannya.

Dia akan menjadi pribadi dingin yang tak tersentuh jika di luar. Saat sampai rumah, ia akan menjadi Jean yang rapuh karena kehilangan cinta pertamanya. Hatinya sudah tergembok rapi, dan kuncinya sudah di bawa pergi oleh Jingga.

Cinta pertama dan terakhirnya.

Bersambung

1
HiLo
ceritanya menarik
WiLsania
jalan ceritanya kek naik rollercoaster
Fatma Kodja
malang benar nasib jingga, ayo Paman Yudha bawa jingga sejauh-jauhnya agar tidak ditemukan oleh ayahnya dan juga kakak tirinya, biarkan mereka menerima karma karena akibat kesalahan ayahnya yang memperkosa ibunya hingga menghasilkan jingga dan sekarang jingga juga korban dari perkosaan saudara tiri dan juga Mario
Fatma Kodja
jahat sekali Jason sama Jean kenapa mereka tega sama jingga padahal jingga juga korban karena terlahir dari anak yang tanpa status nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!