TAMAT, minggu 12 mei 2024
Bagaimana jadinya bila satu orang wanita mencintai tiga pria sekaligus? Tunggu, bukankah jatuh cinta itu hanya boleh pada satu orang saja?
Begitulah hal yang di alami oleh seorang gadis bernama Neli, setelah di khianati kekasihnya sendiri dengan cara yang brutal. Neli akhirnya memutuskan untuk mengejar sosok penyelamatnya selama ini, yang tak lain adalah gurunya sendiri.
Namun, sikap acuh tak acuh dari Arya yaitu sang Guru tak membuat Neli patah semangat dan berjuang mendapatkan perhatian pria itu dengan cara apapun.
Namun suatu hari, cinta pertama Neli yang merupakan kakak angkatnya sendiri bernama Yuki kembali dan hati Neli mulai terasa tergoyahkan. Namun dia tetap memilih Pak Arya.
Tak lama sosok pria tampan lain kembali hadir bernama Tiklit yang membuat Neli makin sesak. Karena Tiklot adalah cinta pandangan pertamanya.
Siapakah yang akan di pilih Neli? Mampukah dia membongkar ke tiga identitas pria tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Ungkapan Perasaan Kayam
Putri akhirnya duduk di tempat yang tersedia, begitu kikuk hingga tak ada percakapan di antara keduanya untuk beberapa saat lamanya.
"Aku pesan ini, kamu bagaimana?" Kayam menatap Putri dengan lebih santai, dia tidak ingin tegang saat ini.
"Aku ikut aja sama kaya Kakak," Cicit Putri tak banyak berkomentar, Kayam tersenyum dan memanggil pelayan untuk memberikan pesanan mereka.
Kayam dan Putri kini duduk berdampingan, otak Kayam yang nakal mulai merancang siasat yang sudah dia buat sebelumnya. Kayam mengeluarkan ponsel miliknya dan terkekeh kemudian.
"K-kenapa Kak?" Putri menatap Kayam ragu, hingga sudut bibir Kayam kini sedikit terangkat. Akhinya, Putri masuk perangkap juga.
"Lihatlah foto mu saat masih kecil, aku memiliki banyak koleksi saat kamu sedang menangis." Kayam memperlihatkan foto-foto Putri yang menggemaskan.
Mata Putri seketika terbelalak dan hendak mengambil ponsel dengan lambang apel di gigit itu. Kayam menggesernya hingga membuat Putri harus lebih mendekatinya.
"Kak, jangan main-main dong sama wajah aku ih, aku malu!" Protes Putri hendak mengambil benda pipih itu, sedangkan Kayam terus tertawa melihatnya.
"Kak!" Putri hampir berhasil mendapatkan ponsel itu, namun dia tak sadar bila posisi duduknya kini sudah berpindah di atas pangkuan Kayam.
Keduanya saling bersitatap, sontak saja Putri hendak pergi namun pergerakannya yang cepat justru membuat kakinya oleng.
Brak!
Putri terjatuh ke lantai, namun kepalanya tak terasa sakit sedikitpun. Kedua mata Putri yang semula tertutup perlahan dia buka dan mendapati tangan Kayam menopangnya dari benturan.
Namun tatapan Putri kini jatuh pada mahluk di hadapannya, jarak wajah Kayam dan Putri tidak lebih dari lima senti. Putri menelan salivanya susah payah, dia kini dalam masalah besar.
Dada Putri berdetak dengan sangat kencang dan wajahnya memerah bagaikan tomat matang, Kayam tersenyum dan itu memang sudah rencananya sejak awal.
Jarak yang begitu dekat semakin di kikis oleh Kayam hingga nafas berat Kayam dapat terhirup oleh Putri. Aroma maskulin dan tangan Putri yang melemas seolah menyetujui keadaan itu, mata Putri akhirnya terpejam.
Tok
Tok
Tok
Pintu itu akhirnya ada yang mengetuk, sontak saja Kayam langsung berdecak kesal dan membantu Putri untuk kembali duduk, begitupun Putri yang akhirnya elus dada dan bersyukur. Rencana yang Kayam buat memang tak sepenuhnya gagal namun inti dari rencananya sudah hangus.
"Masuk!" Kayam memberi izin, sedangkan Putri malah melihat beberapa foto dirinya saat kecil di ponsel Kayam. Ada pula beberapa foto Kayam dan Yuki. Dan tentu saja ada juga foto mereka berempat yang sedang bermain bersama.
Para pelayan menyiapkan makanan di meja dan kembali ke luar, Putri yang masih berfokus pada ponsel Kayam membuat pria itu kembali mendekat.
"Bagaimana imut bukan?" Tanya Kayam, Putri mengangguk dan tersenyum lembut. Memang persaudaraan mereka amatlah erat dan manis, sedangkan perasaan Putri saat ini justru dapat merusak keharmonisan yang ada, itulah yang di pikirkan oleh Putri.
Kayam mulai menyantap makanannya, dia juga beberapa kali menyuapi Putri dengan santai. Sedangkan dada Putri yang terus berdetak kencang akibat berbagi sumpit yang sama mulai merasa tidak nyaman.
'Aku tidak boleh memiliki perasaan seperti ini pada Kak Kayam, aku tidak boleh merusaknya karena keegoisan sendiri.' Batin Putri, dia menatap Kayam yang memperlakukannya sama seperti di masa lalu.
Memperhatikan dengan sangat teliti, memberikan yang terbaik. Bahkan dia tanpa sungkan menyuapinya, Putri memang gadis manja baik itu pada kedua orang tuanya ataupun pada Neli sang Kakak.
Sedangkan Kayam sendiri sangat senang memanjakan gadis di hadapannya yang terlihat menggemaskan, meskipun menggunakan kaca mata tebal. Namun di mata Kayam, Putri adalah gadis tercantik yang selalu ada di hidupnya.
"Kak?" Akhirnya Putri buka suara, Kayam mengangkat wajahnya dan menatap kedua bola mata Putri.
"Kita berdua sudah dewasa dan sebaiknya kita memiliki jarak? Bagaimanapun juga kita bukan saudara kandung." Putri seolah mengatakan bila dirinya tidak ingin memberikan hal lebih selain persaudaraan.
"Kenapa harus memiliki jarak? Apa keberadaan ku mengganggu mu Putri?" Kayam sigap, dia tahu maksud dan tujuan ucapan Putri.
"Ya, kita memiliki kehidupan masing-masing dan aku rasa untuk saat ini kita terlalu dekat sebagai seorang saudara." Putri mengigit bibir bawahnya, dia bukan gadis pemberani seperti Neli yang bisa mengatakan perasaannya dengan jelas.
"Kenapa terlalu dekat, apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan?" Kayam mulai menerka bagaimana perasaan Putri saat ini.
"Ya, dan aku tidak bisa mengatakan hal itu pada Kakak. Aku ingin menjalani hidupku dengan damai dan melakukan tugas ku sebagai Putri." Kayam tersentak kaget, dia tahu maksud ucapan Putri menjurus ke arah mana.
"Apa makannya sudah selesai?" Tanya Kayam, dia tidak mau mendengar kelanjutan ucapan Putri. Putri mengangguk, dalam diam mereka dengan perasaan masing-masing yang rumit. Akhirnya Kayam mengantarkan Putri kembali ke kediamannya.
Hingga mereka sampai di depan gerbang kediaman Ziad, beberapa penjaga membukakan pintu dan Kayam akhirnya hanya mengantar Putri hingga ke depan pintu gerbang saja.
"Putri, aku tahu bila yang aku lakukan ini salah di mata mu. Tapi aku ingin mengatakan sesuatu terhadap mu." Kayam di atas sepeda motornya membukakan helem di kepala Putri.
"Aku menyukai mu, bukan sebagai adik atau saudara. Aku menyukai mu sebgai pria pada wania, bila aku salah maka aku ingin memperdalam kesalahan itu." Suara lembut dan seolah berbisik itu sontak membuat dada Putri kian bergejolak.
Dia mematung tak berkutik, dia ingin membalasnya. Ucapkan Kayam itu ingin dia balas dengan cinta yang sama, namun bibirnya seolah kelu dan berat untuk berucap.
"Ini bukan kesalahan Putri, aku juga tidak akan menyerah pada semua hal yang ada di hadapan ku. Hati ku sakit saat melihat mu terluka, aku tidak bisa hanya diam dan menunggu." Kayam mengelus pipi Putri dengan penuh perasaan.
"Putri, aku tahu bila kamu mungkin merasa terganggu dengan keberadaan ku dan tidak bisa menerimanya dengan mudah. Aku ingin berjuang dan membuktikan kepantasan ku. Bisakah aku melakukannya?" Kayam menggenggam tangan Putri hingga mata Putri nampak berkaca-kaca, kaca matanya kini mulai berembun.
"Tidak perlu menentang keluarga, aku hanya perlu membuktikannya saja bila aku mampu melindungi mu. Peri kecil ku yang manis, ijinkan aku berjuang?" Kayam mengecup telapak tangan Putri dengan lembut hingga membuat Putri semakin terisak.
"Boleh ya?" Tanya lagi Kayam, Putri mengangguk dan tak berkata sepatah katapun.
"Ayo kita berjuang bersama, bisakah kita melakukannya?" Putri menggelengkan kepalanya, bukan dia tidak mau. Namun dia merasa tidak pantas di samping Kayam.
"Kenapa?" Kayam tertegun sejenak, dia melihat wajah sendu Putri yang lain dari biasanya.
kurang😅
cepat sembuh ya Nuah 💪💪💪💪💪
menjalani terapi nya.
ternyata anak kita ultahnya dibulan yang sama..
pesona Gus Arya memang hebat bisa mengubah dunia Neli. selamat berjuang Neli 💪💪💪💪💪💪
semangat next di tunggu😍😍😍