"Aisyah mau kah kau menikah denganku?" Tanya Leon dengan harap-harap cemas. Aisyah tak segera menjawab dia bingung. Walaupun hatinya juga sudah terbuka untuk Leon.
Ada sesuatu yang sedang Aisyah selidiki yaitu kecelakaan ayah kandungnya.
Akan kah pernikahan Leon dan Aisyah terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
Hampir dua minggu Arsy di rawat di rumah sakit, dia juga sudah di pindahkan ke kamar rawat. Aisyah bolak balik kerumah sakit bersama suaminya. Bu Dina stay disana menemani Arsy.
Opah Emran juga ada disana, sama halnya tante Fira, Tristan dan Bella gantian melihat keadaan Arsy. Aisyah duluan ke rumah sakit, Leon menyusulnya setelah pulang kerja.
"Kak, ini kak Tristan, yang selalu ada buat aku. Nanti kalau aku enggak ada, kak Tristan juga harus sayang sama kak Aisyah yah." Lirih Arsy dengan wajah sendunya dan mata yang berair.
Aisyah menatap adiknya itu dengan pandangan kosong. Hatinya mencelos mendengar permintaan Arsy. Andai saja dulu dia tak berpisah dengan adiknya, mungkin Aisyah akan menemani Arsy setiap harinya.
Tristan menatap wajah Aisyah yang pucat. Dan menoleh lagi ke Arsy. "Jangan bicara kayak gitu. Kamu akan tetap hidup. Nanti kita ke pantai bertiga mau? Sama kak Aisyah juga." Ucap Tristan seolah sedang merayu anak kecil.
"Mau, kak Aisyah juga mau kan?"
Aisyah menelan salivanya dan membelai wajah adiknya "Iya kakak mau, kita liburan sama sama. Kamu harus sembuh!" Ucap Aisyah.
-
-
Leon menjemput istrinya ke rumah sakit, sekarang mereka pulang dulu kerumah. Namun saat baru masuk kamar tiba tiba dia berlari ke kamar mandi. Aisyah muntah muntah hingga matanya berair. Leon langsung menyusul istrinya ke kamar mandi dan memijat leher istrinya.
HUEEEEKKK HUEEEEK HUEEEEEK
"Ya ampun sayang kita ke dokter sekarang yah!"
Aisyah menggeleng pelan kepalanya pusing sekali dia bahkan hampir pingsan namun badannya di tahan oleh suaminya. "Sini." Leon menggendong istrinya ke lemari baju, dia mengganti baju istrinya dulu. Lalu membawanya ke kasur dia memijat kepala istrinya.
Leon ke bawah dulu sebentar meminta bibi membuatkan teh hangat dan bubur. Tak lama bibi ke atas membawa pesanan majikannya. Bi Marni juga memijat kakinya Aisyah.
"Non, sepertinya non hamil, pusing ndak non?" Tanya bibi. Aisyah dan Leon saling pandang dan menoleh lagi ke arah bi Marni. "Memang tanda tandanya gimana bi?" Tanya Leon lagi.
"Ya seperti non ini, den. Muntah muntah, pusing, perut keram." Kata bi Marni.
Aisyah baru ingat dia memang belum pms harusnya bulan ini dia pms. Aisyah melihat tanggal di ponselnya "Iya mas aku belum haid bulan ini." Lirih Aisyah.
"Kita ke dokter sekarang, bi tolong siapin mobil ke pak Slamet." Ucap Leon dia bergegas membawa istrinya ke bawah. Bi Marni juga cepat cepat ke bawah.
Pak Slamet dan pengantin baru itu langsung ke rumah sakit. Selama di perjalanan jantung Aisyah berdebar kencang, antara berharap dan tidak. Dia takut mengecewakan suaminya. "Mas kalau aku enggak hamil gimana?" Tanya Aisyah dengan menunduk lemas.
"Kita buat lagi hahahaha!" Celetuk Leon mendapat cubitan dari sang istri. Leon memeluk istrinya erat sekali. "Jangan sedih, anak itu rezeky sayang. Kalau belum, berarti Allah ingin kita pacaran dulu. Kita juga nikah baru sebulan lebih. Sebentar lagi kita kan mau resepsi juga sayang." Kata Leon mencoba menenangkan istrinya.
Asiyah mengangguk pelan dia tersenyum hangat pada suaminya. "Iya mas, aku takut mas kecewa sama aku. Maafin aku ya mas!" Lirih Aisyah.
Leon menghapus air mata istrinya. Sampailah mereka di rumah sakit, Leon dan sang istri memasuki ruang dokter kandungan itu. Dokter Tania langsung memeriksa perut Aisyah. Leon menunggu di kursi.
Cukup lama Aisyah di periksa, keduanya keluar menemui Leon. "Gimana dok istri saya?" Tanya Leon.
"Selamat ya pak, bu Aisyah hamil, insya Allah anaknya kembar. Ini ada titik dua, tapi masih samar samar. Setelah 5 bulan kita bisa usg lanjutan untuk mengetahui jenis kelamin anaknya. Kandungannya juga sehat, mungkin bu Aisyah sedikit banyak pikiran. Tolong di jaga ya bu. Ibu hamil harus happy, tidak boleh stress nanti akan mempengaruhi janin!" Ucap dokter Tania panjang lebar.
Leon dan Aisyah senang sekali, keduanya sudah berurai air mata. "Alhamdulillah ya Allah, enggak sia sia begadang tiap hari langsung dapenya 2 lagi hihi." Ucap Leon yang mengelus perut istrinya.
Aisyah mencubit lengan suaminya kecil "Mas malu itu ada bu dokter." Gerutu Aisyah. Leon malah cekikikan melihat istrinya. Dokter Tania juga sama cekikikan melihat pasangan di depannya.
"Tapi dok, kalau eum...berhubungan masih boleh kan?" Tanya Leon, Aisyah sudah malu sekali atas pertanyaan suaminya.
"Untuk sementara tunggu sampai 2 bulan dulu ya pak. Sampai kandungannya kuat. Sebetulnya boleh, tapi harus pelan pelan. Cuma biasanya untuk trimester pertama memang agak rentan pak." Kata dokter
Leon dan Aisyah mengangguk pelan. Dokter itu juga memberikan vitamin dan saran untuk kehamilan Aisyah. Dan Aisyah juga tak boleh banyak pikiran selama hamil.
Selesai dari sana Aisyah dan suaminya kembali pulang, sebelum pulang keduanya makan dulu. "Mau makan apa sayang?" Tanya Leon.
"Pengen iga bakar enak deh kayaknya!"
Leon melihat istrinya dengan keheranan. "Kenapa mas?" Tanya Aisyah. "Kamu kayak kak Jinan, dulu ngidamnya sama pengen iga bakar. Sampai kak Shaka cari cari iga bakar yang enak." ucap Leon.
"Hahahah berarti aku cocok donk sama kak Jinan." Kata Aisyah dengan wajah sumringah. "Oh iya mas, nanti kita kasih tahu ibu ya mas soal ini."
Leon nampak berpikir sejenak, takutnya ibu malah lebih perhatian sama istrinya di banding Arsy. Bukannya apa apa namun saat ini kondisi kesehatan Arsy memang lebih di utamakan. Bukan berarti Aisyah tak utama. Namun sampai Arsy sembuh dulu.
"Jangan dulu sayang, kalau kata kak Jinan pamali belum waktunya di kasih tahu. Nanti aja yah kalau udah 4 bulan sekalian kita syukuran 4 bulanan, mau yah?" Ucap Leon.
"Mau mas, aku setuju mas. Makasih mas sayang!"
"Love you Aisyah."