Aku Bukan Pelakor

"Sayang... Kakak kangen," rajuk Alex merangkul pinggang sang istri yang baru saja sampai di sampingnya, di lihat sang istri luar biasa cantiknya, memakai baju pengantin bak barbie hidup membuat Alex tak ingin berpisah lagi, dengan istri yang sudah dua hari tidak berjumpa dengan Alex, karena di umpetin sang tante, membuat Alex uring uringan selama dua hari.

"Baru juga dua hari ngak ketemu kak," kekeh Arimbi menatap lembut sang suami.

"Dua hari rasa dua tahun sayang, ngak lagi lagi kakak izinin kamu pergi sama tante Yura." cibik Alex kesal sama sang tante, janji cuma ke salon, nyatanya istrinya tidak di pulangin sampai acara resepsi mereka tiba, kan bikin dia gondok setengah mati.

Arimbi terkekeh mendengar kekesalan sang suami.

"Kamu kenapa ketawa, senang ya, lihat suami menderita." sewot Alex.

"Ngakok, habis lucu aja, seorang Alexio Prananta bisa merajuk juga, padahal biasanya muka datar aja tuh." kekeh Arimbi.

"Ooo... Kamu ngeledek kakak ya, pengen kakak gelitikin kamu ya." geram Alex mendusel wajah sang istri membuat Arimbi tekikik geli.

para tamu undangan sampai melongo melihat kelakuan Alex yang tidak terduga itu, baru kali ini Ceo berwajah datar itu memperlihatkan sisi lainnya di depan umum, bahkan keluarga dan sahabat sahabatnya ikut tepelongo melihat Alex yang memperlihatkan senyum manis dan terlihat bucin kepada sang istri, cuma klau Satria tidak kaget lagi, karena sebelumnya sudah melihat kelakuan Alex di depan matanya.

"Astaga, si kanebo kering bisa juga tersenyum." pekik asisten sekaligus sahabatnya itu.

"Itu belum seberapa, kemaren gue di suguhin yang lebih ekstrim lagi sama pria laknat itu." dengus Satria dengan kekesalannya.

"Hahha... Untung gue ngak ikut loe kemaren." kekeh Ikhsan.

"Dan untung juga, gue di suruh meeting sama klaien sama dia." ujar Nando.

"Kamvret... Kalian." kesal Satria melihat ke dua sahabat laknatnya itu.

Sementara Alvaro menatap sang adik angkat dari tempat duduknya, dengan senyum tipis terukir di bibirnya.

Dia senang angkatnya berjodoh dengan Alex, karena dia tau kekuatan yang di punya oleh keluarga Alex, dan juga dengan suami tante Yura, pasti bisa melindungi adik angkatnya.

"Semoga kamu selalu bahagia sayang, kakak akan tetap menjadi kakak mu, dan akan selalu memantau kamu dari jauh, dan maafin kakak harus membuka jatidiri kamu di media dek, kakak ingin keluarga kamu melihat keberadaan kamu, kakak yakin kamu bukanlah dari keluarga biasa." gumam Alvaro.

Sindi mengelus bahu sang suami dengan lembut, dia tau bagaimana perasaan Alvaro kepada Arimbi, Alvaro sudah menganggap Arimbi sebagai adik kandungnya, sedikit pun Sindi tidak pernah cemburu kepada Arimbi, karena dia sangat tau bagaimana hubungan Arimbi dengan sang suami, bahkan Sindi mengenal Alvaro dari Arimbi.

Alvaro menatap sang istri dengan lembut, dan kembali mengelus lembut rambut sang istri.

"Mas, ingin dia ketemu orang tua kandungnya sayang, tapi mas takut ini akan membayakan dia." ujar Alvaro serak.

"Mas jangan khawatir, sekarang kan bukan mas aja yang menjaganya, ada suami, mertua dan kakek suaminya, bahkan tante Yura juga mulai melakukan pengawasan sama dia, tante Yura sangat menyayanginya, apa kamu lupa, siapa adek mas itu." ujar Sindi terkekeh, apa suaminya menganggap Arimbi adalah gadis lemah dan berlindung di bawah ketek suami.

"Hmm....Kamu benar." ujar Alvaro, dia seolah olah lupa dengan sang adik, Arimbi bahkan bisa melumpuhkan lawan dengan mudah, dan jago main pedang dan pistol.

Resepsi pernikahan Alex dan Arimbi lancar tanpa ada hambatan, karena Alex dan Alvaro mengerahkan keamanan dengan sangat ketat dan bukan kaleng kaleng, agar tidak ada pengganggu masuk ke dalam tempat resepsi tersebut, walau banyak para tamu undangan yang mereka undang, tapi semua berjalan aman.

"Selamat ya Tuan Alex, semoga samawa."

"Selamat atas pernikahan kalian, semoga di karunia anak anak yang sholeh dan sholeha."

"Selamat ya, semoga langgeng sampai tua."

Banyak ucapan yang Alex dan Arimbi terima dari keluarga, sahabat dan tamu undangan mereka, hingga sampai malam menjelang, acara mereka lancar tanpa kendala.

"Sayang... capek ya...," ujar Alex melihat wajah lelah sang istri, dia yang terlalu semangat atas pernikahannya dengan Arimbi, Alex mengundang begitu banyak tamu baik dari luar maupun dari dalam negeri, karena ingin memberi tahu dunia kalau Arimbi adalah miliknya, sekang dia menyesal klau tau akan selama ini dia berada di atas pelaminan, dan membuat sang istri kecapean.

"Tidak apa, sebentar lagi juga selesai kok." ujar Arimbi tersenyum, walau sebenarnya kakinya sudah minta ampun dan ingin istirahat, namun dia tidak ingin mengecewakan sang suami.

"Maaf... Kakak terlalu semangat ingin memperkenalkan kamu ke dunia luar, sampai membuat kamu kelelahan," ujar Alex penuh sesal.

"Tidak apa, aku senang kok, bearti kakak benar benar menerima pernikahan kita ini." ujar Arimbi.

"Ngomong apa sih kamu, tentu saja kakak menerima pernikahan kita ini," gemes rasanya Alex mendengar ucapan sang istri, klau boleh jujur dari awal dia masuk ke rumah orang tua angkat Arimbi itu, dia sudah jatuh hati sama Arimbi, namun apa daya, dia malah menikah dengan Bella, tapi namanya juga jodoh, mereka bisa di persatukan dengan drama yang di buat oleh Bella dan mantan kekasih Arimbi itu, rasanya ingin sekali Alex mengucapkan terimakasih kepada dua maklum laknat itu, telah memberikan Arimbi kepada dirinya.

"Hehehe... Canda," kekeh Arimbi mengacungkan dua jari telunjuk dan tengahnya, membentuk V.

"Dasar... Suka sekali membuat kakak gemes." gerutu Alex.

Acara selesai, Alex dan Arimbi sudah masuk ke dalam kamar mereka, ingin sekali Arimbi lansung melempar tubuhnya ke atas kasur empuk itu, namun apa daya tubuhnya juga sangat lengket ingin di guyur dengan air, biar segar kembali.

Alex sudah duluan masuk ke dalam kamar mandi, karena di minta oleh Arimbi karena dia ingin berselonjor ria di atas sofa untuk sementara, agar pegal di kakinya sedikit hilang.

"Sayang.... Mandi dulu gih, abis itu lansung istirahat." panggil Alex dengan lembut, dia sudah tampak segar, keluar dari kamar mandi.

"Hmmm... Baiklah, nanti kalau ada yang ketuk pintu di buka ya kak, tadi aku pesan makan sama minum." ujar Arimbi.

"Ok, sayang." ujar Alex menatap punggung sang istri yang berjalan lunglai ke dalam kamar mandi.

Bersambung.....