Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Punya Menantu Bos
Tok tok tok
Bryan menoleh ke arah pintu ruang kerjanya, ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar. Tak lama, Sari, sekretaris Bryan masuk ke dalam ruangannya.
"Maaf, Pak. Ada tamu dari kantor advokat, katanya sudah janji bertemu dengan Bapak." Sari memberitahu kedatangan pengacara dari kantor advokat yang Bryan pilih untuk membantu menyelesaikan kemelut rumah tangganya dengan Kirana.
"Suruh masuk saja, Sar." Bryan langsung menutup arsip yang sedang ia analisa karena dia akan berbicara serius dengan tamunya itu. Dia juga langsung bangkit dan meninggalkan meja kerjanya.
"Baik, Pak." Sari keluar dari ruangan bosnya. Beberapa detik kemudian, seorang pria masuk ke dalam ruangan kerja Bryan.
"Selamat siang, Pak Bryan. Saya dengan Gusti, dari kantor advokat Mitra Hukum Indonesia." Pria itu memperkenalkan dirinya.
"Oh iya, saya Bryan." Mereka berdua berjabatan tangan saling berkenalan.
"Kemarin kita sudah berdiskusi via telepon tentang rencana Bapak yang ingin minta bantuan dari kantor kami." Gusti menyampaikan tujuan kedatangannya bertemu dengan Bryan siang ini.
"Oh, silakan, silakan, Pak." Bryan mempersilakan Gusti duduk di sofa ruangan kerjanya. "Mau minum apa, Pak?" Bryan menawari tamunya minuman.
"Oh, nggak usah, Pak." Gusti menolak ditawari minuman oleh Bryan. "Ini saja cukup." Gusti melirik botol air mineral mini yang tersaji di meja.
"Nasabah di sini ramai, Pak?" tanya Gusti berbasa-basi sebelum membicarakan topik permasalahan yang sebenarnya.
"Ya lumayan, Pak. Kebetulan di sini banyak tempat usaha dan kantor, jadi mereka memilih menyetor uang di sini," jawab Bryan menjelaskan.
"Bank ini memang cukup terpercaya. Pelayanan pada nasabahnya cukup memuaskan, berdasarkan pengalaman pribadi saya." Gusti memberi penilaian positif pada bank yang menaungi kantor cabang yang Bryan pimpin.
"Terima kasih atas kepercayaan Pak Gusti pada bank kami," jawab Bram.
"Oh iya soal rencana Pak Bryan ingin meminta bantuan kami, mungkin Pak Bryan bisa menjelaskan kepada saya tentang duduk persoalannya." Gusti mulai serius membicarakan tujuan Bryan menyewa jasa pengacara dari kantor advokat dia bekerja.
"Begini Pak Gusti, istri saya sedang melayangkan gugatan perceraian. Tapi, saya sendiri tidak ingin kami berpisah. Mungkin Pak Gusti bisa membantu saya melakukan mediasi agar perceraian itu tidak sampai terjadi." Bryan memaparkan permasalahan yang sedang terjadi dalam rumah tangganya kepada Gusti.
"Baik, Pak. Apa Bapak bisa memberi nomor istri bapak atau mungkin pengacaranya kalau ada, supaya saya bisa menghubungi dan berbicara dengan istri bapak atau pengacaranya itu?" Gusti tentu perlu berkomunikasi dengan Kirana agar keinginan kliennya terpenuhi.
"Sebentar, Pak." Bryan lalu menyebut nomor ponsel Kirana. Jika dalam kondisi normal, dia tidak mungkin memberikan nomor ponsel Kirana pada pria lain. Namun, karena ia saat ini membutuhkan bantuan dari Gusti, ia pun memberikan nomor istrinya itu.
"Baik, Pak. Nanti saya coba hubungi istri Bapak." Gusti meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas kerjanya. "Kalau boleh saya tahu, apa yang menjadi penyebab istri Pak Bryan mengajukan gugatan perceraian?" Gusti bertanya akar permasalahan yang menyebabkan Kirana mengajukan gugatan perceraian pada Bryan.
"Semua itu karena salah saya. Saya yang berkhianat atas pernikahan kami, karena itu dia marah dan menginginkan bercerai." Tidak secara rinci Bryan menjelaskan penyebab keretakan hubungannya dengan Kirana. Tentu dia malu mengakui dirinya selingkuh dengan sahabat istrinya sendiri.
"Apa Pak Bryan dan Bu Kirana mempunyai anak?" tanya Gusti, karena dengan adanya anak, mungkin akan lebih mudah mempengaruhi Kirana untuk membatalkan rencana bercerai.
"Kami punya dua anak, satu laki-laki usia delapan tahun dan perempuan berusia tiga tahun." Bryan menjelaskan.
"Lalu, saat ini anak-anak Pak Bryan dengan siapa? Pak Bryan atau istri Bapak?" Gusti perlu mengetahui soal keberadaan anak-anak Bryan agar ia bisa menentukan langkah untuk melakukan mediasi dengan Kirana.
"Mereka dengan mamanya. Istri saya membawa kabur anak-anak, Pak. Saya tidak ingin jauh dari anak-anak saya dan saya juga tidak ingin berpisah dengan istri saya. Tolong Pak Gusti usahakan supaya istri saya mau berubah pikiran." Bryan memohon, agar dibantu semaksimal mungkin oleh Gusti dan kantor advokat Gusti.
"Akan kami usahakan, Pak. Semoga saja membawakan hasil yang memuaskan untuk Bapak," sahut Gusti kemudian.
***
Sabtu pagi Kirana kedatangan kedua orang tuanya dari Bandung. Kirana tak bisa seterusnya menyembunyikan masalah keluarganya dari kedua orang tuanya itu, meskipun ia sudah meminta bantuan tantenya untuk tutup mulut. Setidaknya sampai ia benar-benar menyelesaikan perceraiannya dengan Bryan. Namun, kini Kirana dipusingkan dengan Reva juga tugas baru yang diberikan Andra kepadanya, sehingga Kirana sangat membutuhkan dukungan moril dari kedua orang tuanya.
Sebelumnya Kirana sudah meminta izin pada Grace tentang kedatangan kedua orang tuanya ke Jakarta. Kirana tidak bisa seenaknya menerima tamu di rumah Grace, meskipun mereka orang tuanya sendiri.
Saat ini Kirana sedang berbincang bersama kedua orang tuanya di ruang tamu.
"Papa benar-benar nggak habis pikir sama suamimu itu, Na. Tega sekali menghianati kamu juga anak-anak." Pak Hermawan merasa kecewa atas pengkhianatan Bryan terhadap putrinya. "Papa menyesal mengizinkan kamu menikah sama dia." Saking kecewa, Pak Hermawan sampai menyampaikan penyesalan, jika merestui pernikahan Kirana dan Bryan kala itu adalah langkah keliru.
"Kalau Papa menyesal, Papa nggak akan punya Ryan dan Reva." Kirana tak menyesali keputusannya menikah dengan Bryan karena itu adalah pilihannya. Hanya saja nasib rumah tangganya dengan Bryan tidak mulus seperti yang diharapkan.
"Na, apa kamu sebaiknya pulang saja ke Bandung? Kamu cari kerja di sana, jadi anak-anak biar Mama yang jagain." Ibu Nani bahkan mengajak Kirana pulang ke kotanya. Berkumpul bersama orang tua di Bandung. Karena di Jakarta pun Kirana tak tinggal di rumah sendiri.
"Cari kerja nggak mudah, Ma. Apalagi usia aku saat ini udah nggak muda lagi, udah di atas tiga puluh. Lagi pula, aku 'kan sekarang dapat tugas baru, Ma. Gajinya juga lebih besar jadi asisten pribadi bos." Kirana menolak dan memberikan alasan kenapa dirinya bersikukuh menetap di Jakarta.
"Kamu hati-hati jadi asisten pribadi bos, Na. Jangan sampai istri bos kamu cemburu karena kamu sering bersama bosmu itu." Ibu Nani mengira bos Kirana masih mempunyai istri sehingga ia mengkhawatirkan putrinya jadi korban salah paham istri bos dengan jabatan baru Kirana nanti.
"Bos aku duda kok, Ma," jawab Kirana.
"Oh, duda ... Eh, bos kamu itu masih muda nggak, Na? Siapa tahu kamu nanti jodoh sama bos kamu sendiri," celetuk Ibu Nani dengan terkekeh, mengharapkan Kirana bisa berjodoh dengan bosnya,, meskipun ia sendiri tidak tahu seperti apa sosok bos di tempat anaknya bekerja.
"Ya ampun, Ma. bercerai saja belum, malah kepingin Kirana berjodoh dengan bosnya." Pak Hermawan merespon ucapan istrinya dengan menggelengkan kepala, menganggap keinginan sang istri terlalu berlebihan.
"Nggak apa-apa berangan-angan punya menantu bos, Pa. Siapa tahu didengar Malaikat," balas Ibu Nani dengan tertawa. Dia tahu, hal itu terlalu sulit untuk menjadi kenyataan. Meskipun putrinya mempunyai paras cantik, tapi itu saja dia rasa tak cukup untuk membuat Kirana bisa menjadi istri seorang bos. Sebab, dia dan putrinya tidak hidup di dunia novel atau film, di mana cerita-cerita ala Cinderella sering terjadi di sana.
*
*
*
Bersambung ...
kalau bukan Rachel ,siapa ya kandidat lain yang patut dicurigai...
pak duda ini yah
bikin Kirana grogi aja aah
sama2 grogi ....status jugasudah sama single...
Pak Andra keceplosan bikin Kirana grogi😄