Jaka Keling murid padepokan Adisekar dari golongan rakyat biasa, tidak sengaja berkonflik dengan murid dari golongan darah biru, Untuk bertahan di dunia persilatan dan melindungi keluarga dia harus menjadi kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kang Mus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Hari Yang Sial
"tuan muda Rama, kita seharusnya tidak perlu berkonflik. Apa yang terjadi hari ini bisa menjadi rahasia yang bisa aku jaga" Jaka Keling sedang terdesak, dibelakangnya adalah jurang kematian, didepannya ada beberapa orang yang mengepung. Siap menyerang kapan Saja.
"Hahaha, aku tahu itu, tetapi dengan melenyapkan dirimu, rahasia ini lebih terjamin. Kau tidak punya pilihan lain, kau bisa menyerah dan aku akan memberikan kematian yang mudah" Rama Sanjaya, tuan muda dari keluarga Sanjaya, keluarga darah biru penguasa daerah Rawa Jajar.
Sebelumnya, Jaka Keling dan salah satu temannya sedang mencari tanaman obat dihutan, sebagai murid padepokan dari rakyat biasa, mencari tanaman obat atau hewan liar menjadi pekerjaan sampingan.
Hasil dari menjelajah hutan bisa dijual di padepokan atau pasar, hasil yang didapat bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari dan sebagian ditabung untuk membeli keperluan berlatih. Sayang hari ini Jaka Keling bertemu dengan rombongan Rama Sanjaya dan kelompoknya yang sedang berburu.
Di kira hewan buruan Rama Sanjaya tidak sengaja membidik teman Jaka Keling yang sedang mencabut tanaman obat, membuat temannya tidak bisa diselamatkan.
Alih-alih meminta maaf dan bertanggung jawab, kelompok Rama Sanjaya berusaha membunuh Jaka Keling untuk menghilangkan bukti pembunuhan, kematian murid padepokan di hutan menjadi hal yang biasa, tetapi pembunuhan masih menjadi kejahatan yang bisa dihukum.
Rama Sanjaya juga murid dari padepokan. Sebagai tuan muda, Rama Sanjaya dan kelompoknya pergi kehutan untuk berburu, pergi kehutan selain untuk mendapatkan sesuatu yang berharga, juga bisa untuk bersenang-senang. Apapun tujuannya, dengan pergi kehutan bisa meningkatkan kekuatan dan mencari pengalaman.
Dengan pergi ke hutan, jika beruntung bisa mendapatkan harta Karun, tetapi terkadang hanya ada kemalangan bahkan kematian.
"Tolong ampuni aku, temanku yang meninggal karena anak panahmu, aku bisa melaporkan kematiannya akibat ulah binatang buas, kau bisa memegang kata-kataku" Jaka Keling masih mencoba bernegosiasi, ada kemarahan dihatinya tetapi dia menahannya, kematian temannya tidak bisa diterima, sayang dia juga harus memikirkan nasib sendiri. Setidaknya saat ini Jaka Keling tidak bisa berbuat apa-apa terutama untuk balas dendam kematian temannya.
Beberapa luka ditubuh Jaka Keling, selain karena oleh tumbuhan liar yang dia terobos untuk melarikan diri, juga ada beberapa luka akibat terkena panah dari orang yang mengejarnya, Rama Sanjaya membawa anak buah enam orang yang juga murid padepokan Adi Sekar, mereka mengepung dan memojokan Jaka Keling ke arah jurang.
Rama Sanjaya dan empat anak buahnya mengejar Jaka Keling, dua orang lain bertugas mengurus mayat teman Jaka Keling.
Beberapa jam sebelumnya Rama Sanjaya menjadi hewan buruan kelima orang yang mengejarnya, selain membawa busur, kelima orang yang mengejar menunggangi kuda, mereka bisa dengan mudah menangkap Jaka Keling yang berlari untuk menyelamatkan diri, tetapi mereka sedikit mempermainkannya.
Pada akhirnya Jaka Keling terpojok diujung jurang, walau kelelahan dan terluka Jaka Keling masih sanggup menghindar dan memberikan sedikit perlawanan.
"Tuan muda sebelum membunuhnya kami ingin sedikit bersenang-senang" Jali salah satu murid pengikut Rama Sanjaya turun dari kuda dan maju untuk menyerang Jaka Keling, selain Jali, dua orang lain juga menyerang, tiga orang bersiap menghadapi Jaka Keling.
"Tentu saja, dia bisa menjadi bahan latihan untuk kalian, tetapi tetap hati-hati, sepertinya dia punya cukup kemampuan," Rama Sanjaya memberikan persetujuan, setidaknya Jaka Keling bisa dijadikan alat untuk mendapatkan pengalaman bertempur.
Rama Sanjaya dan salah satu orang yang lain tetap waspada mencoba untuk mengawasi dan menutup jalan pelarian, bagaimanapun Jaka Keling harus mati hari ini, kejadian sebelumnya harus dirahasiakan.
Jali "kau menjadi orang pertama untuk merasakan ajian semu gunting yang baru aku kuasai"
Ajian Semu gunting tergolong ajian yang membuat kaki pengguna menjadi lebih kuat selain itu setiap benda atau tubuh lawan yang terkena akan menghitam seperti terbakar.
Jaka Keling bersiap dengan kuda-kuda, walau peluang lolos dari Kematian sangat kecil dia masih berjuang, bagaimanapun ada hal yang berat untuk ditinggalkan, apapun yang terjadi dia harus bertahan. Golok yang dibawa Jaka Keling sudah jatuh entah kemana.
Pertarungan tangan kosong satu lawan tiga terjadi, Jaka Keling cukup berbakat dalam dunia persilatan, Jaka Keling hanya mengandalkan jurus dasar yang dipelajari di padepokan. walau hanya dasar pemahaman dan wawasannya sudah lebih baik dari lawan-lawannya.
Jika dalam posisi normal Jaka Keling mampu mengimbangi ketiga lawannya, sayang luka-luka dan kelelahan akibat terus berlari dan menghindar juga lawan tiga orang membuat dia menjadi bulan-bulanan.
"apakah aku akan mati hari ini" Jaka Keling bergumam sendiri, ketakutan timbul dihatinya, walau di padepokan dia sering latih tanding entah satu lawan satu, satu lawan dua, bahkan satu lawan tiga atau lebih, tetapi itu semua hanya latihan, kali ini terasa berbeda nyawa menjadi taruhannya.
Jaka Keling masih bisa menghindar dan menangkis serangan, tetapi tidak bisa menyerang, ketika ada celah untuk menyerang pasti selalu tertutup oleh pertahanan mereka, beberapa pukulan dan tendangan berhasil masuk dan memperparah luka ditubuh Jaka Keling.
"aku harus selamat" Jaka Keling berusaha menenangkan diri dan menghilangkan ketakutan, dia tahu dia harus membangkitkan semangatnya. dalam kekalutannya dia berusaha mencari celah untuk melarikan diri.
"Segera selesaikan, waktu sudah mulai gelap" Rama Sanjaya memberi perintah, bagaimanapun mereka harus segera pulang ke padepokan. Dia tidak ingin dicurigai, kematian murid oleh murid adalah pelanggaran yang berat, tetapi selama tidak ada saksi itu bisa diatur.
Melihat situasi Jaka Keling mulai berpikir tidak ada peluang untuk selamat, hanya ada dua pilihan, bertarung sampai mati atau lompat kedalam jurang, tiga orang penyerang bersiap untuk melakukan penyerangan, selain itu Rama Sanjaya dan Salah satu bawahannya juga sudah membidik dengan panahnya.
"sepertinya aku harus locat kedalam jurang, setidaknya itu masih ada harapan selamat walau kecil" Melihat situasi Jaka Keling tidak banyak berpikir dan bersiap untuk melompat kedalam jurang.
sebelum melompat Jaka Keling memperhatikan situasi, dia masih bisa berfikir dengan jernih, ancaman terbesarnya adalah Rama Sanjaya dan salah satu anak buahnya yang berada diatas kuda dengan busur dan anak panah yang sudah siap.
Bergerak zig-zag, Jaka Keling memungut dua batu, dan melemparkannya kearah orang yang masih diatas kuda, targetnya adalah kuda-kuda mereka, walau tidak membahayakan setidaknya itu akan membuat kuda bergerak karena kaget.
wusss Jaka Keling melompat, melihat itu Rama Sanjaya tidak tinggal diam, membidik anak panah ke tubuh Jaka Keling sayang anak panah sedikit meleset dari bidikannya, lemparan batu Jaka Keling membuat kuda bergerak dan menggoyangkan tubuh dan busur yang dipegang.
"Haruskah kita memeriksa ke bawah untuk memastikan" Salah satu anak buah Rama Sanjaya bertanya. Bagaimanapun Jaka Keling tidak boleh selamat. Untuk memastikan harus ada orang yang memeriksa kedasar jurang.
Rama Sanjaya "waktu sudah mulai gelap, lebih baik kita segera pulang, jurang yang tinggi, melihat luka-luka di tubuhnya, Jaka Keling tidak mungkin selamat, selain itu dasar jurang adalah tempat keramat dan berbahaya, jarang orang pergi kesana"
Rama Sanjaya memilih pergi, teman Jaka Keling juga sudah dibersihkan oleh anak buahnya yang lain, jadi tidak ada jejak dan tidak ada yang perlu ditakutkan.
mcnya penakut naif kurang kejam terhadap musuh JD ngk seru