NovelToon NovelToon
My Genius Twins Baby And CEO

My Genius Twins Baby And CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / patahhati / Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:39M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Haura, seorang gadis pengantar bunga yang harus kehilangan kesuciannya dalam sebuah pesta dansa bertopeng. Saat terbangun Haura tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri, pria itu hanya meninggalkan sebuah kancing bertahtakan berlian, dengan aksen huruf A di dalam kancing itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MGTB And CEO BAB 6 - Musuh Dalam Selimut

"Monica dibantu oleh Darius Tuan," ucap Luna, saat kini di ruangan itu hanya tinggal ia dan Adam.

Setelah Mark pergi, Luna kembali membaca berkas-berkas pemberian Mark. Membaca tentang sang Nyonya yang bisa melakukan semuanya semudah membalikkan telapak tangan.

Bahkan selama 5 tahun, ia berhasil bersembunyi dengan baik. Menjadi seorang istri dan menantu yang baik, bahkan rakyat indonesia pun mengagung-agungkan namanya.

"Darius," gumam Adam, lalu menyeringai dengan tatapan dingin. Andai tak biasa melihat wajah itu, pasti kini Luna sudah gemetar ketakutan.

Darius adalah saingan bisnis Adam. Menduduki kursi ke 5 orang terkaya di Indonesia.

Sekarang semuanya nampak masuk akal, kenapa ini semua bisa terjadi di hidupnya.

"Siapkan gugatan ceraiku," titah Adam dan Luna mengangguk dengan patuh.

"Baik Tuan," jawab Luna lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan Adam sendirian didalam ruangan ini.

Adam tertawa kecil, sekelebat ingatan masa lalu datang dengan bertubi.

Pertemuannya dengan Monica, Malam tahun baru saat ia dijebak dengan obat perangsang, saat ia menodai seorang gadis, lalu menikahi gadis yang lain. Bahkan setelah itu, perusahaannya pun mengalami sedikit kritis, untunglah berkat keahliannya Adam tetap bisa mempertahankan posisinya sebagai pengusaha terkaya nomor 1 di Indonesia.

"Lakukan apapun yang kalian inginkan, itu tidak mampu membuatku goyah," ucapnya dengan geram, merasa hidupnya telah dipermainkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di bagian dunia yang lain, Haura sedang berteduh dibawah sebuah pohon yang rindang. Baru saja ia selesai memanen kacang panjang bersama teman-temannya yang lain. Mengambil waktu istirahat sejenak, dan nanti kembali melanjutkan panen.

Haura duduk termenung, jika sedang sendiri seperti ini ia benar-benar merasa kesepian, terasa kosong dihatinya.

Seperti hidup terbuang.

Angin semilir siang itu, seperti membisikkannya tentang masa lalu.

Setelah kedua orang tuanya meningal dunia, Haura memutuskan untuk ikut sang paman pergi ke kota Jakarta. Sebenarnya Haura memiliki seorang kakak, bernama Hasan.

Namun di kampung tak memungkinkannya untuk tetap tinggal bersama Hasan. Hasan sudah memiliki banyak tanggungan, istri dan ketiga anaknya. Terlebih, istri Hasan yang bernama Rini tak begitu menyukai keberadannya, Haura hanya dianggapnya sebagai beban.

Ia pikir, di Jakarta ia akan menemukan kebahagiaan. Tapi ternyata, angan-angannya terlalu tinggi. Di Kota itu hidupnya malah makin terhina.

Pelan, Haura menggeleng. Ia menghapus air matanya sendiri yang entah sejak kapan mengalir.

Tidak, aku tidak boleh mengutuk masa lalu ku sendiri. Berkat itu semua kini aku memiliki Azzam dan Azzura. Allah pasti menyimpan Rahmat disetiap cobaannya. Yakin Haura didalam hati.

Tanpa disadari oleh Haura, kedua anaknya Azzam dan Azzura melihat saat ia sedang menghapus air mata itu.

Azzam dan Azzura membawa rantang makanan, untuk makan siang sang ibu. Seketika itu juga, kedua anak itupun menangis tanpa suara.

Seolah kesedihan sang ibu menjalar merasuki hati mereka dan mereka dapat merasakan kesedihan yang sama.

Azzam lebih dulu menghapus air matanya, lalu meletakkan rantang itu di tanah. Ia berdiri dihadapan Azzura dan menghapus air mata sang adik.

"Ading, ini sudah yang kesekian kalinya kita melihat ibu menangis diam-diam, pasti gara-gara semalam kamu tanya tentang Ayah," ucap Azzam apa adanya dan sang adik mengigit bibir kecilnya menahan isak tangis.

Semalam, Azzura memang menanyakan perihal ayahnya kepada sang ibu. Dan jawaban Haura selalu sama, Ayah kalian sudah meninggal. Saat Azzura bertanya siapa nama ayah mereka, Haura tak pernah memberi tahunya. Haura malah berkelit mengalihkan pembicaraan.

Azzam hanya memperhatikan, juga melihat saat nenek Aminah malah menghembuskan napas. Seolah kecewa dengan jawaban yang sang ibu berikan.

Azzam tahu betul, jika ada sesuatu yang tidak beres. Azzam yakin, jika ayahnya masih hidup entah dimana.

"Sudah, jangan menangis dan bersedih lagi. Abang akan berusaha untuk cari ayah, jadi jangan tanyakan tentang ayah lagi pada ibu, Ya?" ucap Azzam lagi dan Azzura mengangguk dengan cepat.

Azzura begitu sedih, saat melihat teman-temannya yang lain memiliki seorang ayah sementara ia tidak.

Selesai membersihkan air mata itu, kedua anak kecil ini menghampiri ibu mereka. Dengan riang, Azzura memanggil sang ibu.

Melihat kedatangan kedua anaknya, seketika Haura tersenyum lebar. Ia bahkan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar, menyambut kedatangan sang anak dalam pelukannya.

"Ibu, Zura bawakan makan siang," ucap Azzura dengan menunjuk rantang di tangan sang kakak.

"Ini yang bawa Abang, bukan Ading," sanggah Azzam cepat, meledek sang adik.

"Tapi kan kita kesininya gandengan, jadi Zura juga ikut bawa," keluhnya dengan bibir yang mengerucut.

Haura dan Azzam begitu gemas melihat wajah Azzura, hingga keduanya kompak mencubit pelan pipi Zura kiri dan kanan.

Lalu terkekeh bersamaan, sementara Azzura tetap merasa kesal.

"Sudah sudah, sini duduk sama ibu. Kita makan sama-sama," ucap Haura seraya mengambil rantang nasi ditangan Azzam.

Kedua bocah ini menurut, mereka memang membawa bekal untuk mereka juga. Nenek Aminah tadi berkata, Temanilah ibu kalian makan siang.

Beralaskan rumput liar dan atap pepohonan rindang, mereka bertiga makan siang bersama. Sesekali tertawa saat Azzura mulai berceloteh menggemaskan.

Berbeda dengan Azzam yang memiliki kepintaran di atas rata-rata. Azzura, memiliki suara yang begitu indah. Tiap kali ia bernyanyi akan terdengar sangat merdu.

Juga tiap berceloteh seperti ini, bukannya membuat kesal malah makin terlihat menggemaskan.

Selesai makan siang bersama, Azzam dan Azzura pamit pulang. Kedua anak ini juga mengatakan jika nanti mereka akan singgah sebentar di rumah Abang Labih.

Haura mengizinkan, asalkan sebelum Ashar mereka sudah pulang.

Labih adalah anak kepala desa, rumah yang dipakai keluarga Labih adalah rumah dinas. Jadi rumah itu nampak paling besar dan mewah di desa. Azzura senang sekali tiap mereka main kesini. Karena di rumah Abang Labih pun mereka bisa menonton televisi.

Sampai di sana, Labih sudah menunggu. Ada pula Nanjan sang sahabat Labih.

Labih menghampiri keduanya dan menggendong Azzura untuk masuk.

"Zura, nanti Zura nonton televisi, Abang Labih, Abang Nanjan dan Abang Azzam kerjakan tugas di kamar, Ya? berani kan?" tanya Labih lembut.

"Berani dong, tapi Zura maunya nonton spongebob."

"Oke!" jawab Labih cepat.

Setelah bersepakat, akhirnya mereka meninggalkan Azzura di ruang tengah. Sementara mereka masuk ke kamar Labih.

20 menit waktu yang Azzam butuhkan untuk menyelesaikan 2 tugas milik Labih dan Nanjan, soal Biologi dan Matematika.

"Wah Zam, pasti kecerdasanmu ini menurun dari ayahmu," ucap Nanjan keceplosan, dengan cepat pula Labih memukul bahu Nanjan.

Seketika ketiganya jadi canggung.

Perihal ayah Azzam dan Azzura memang menjadi rahasia umum di desa ini. Para tetua tahu jika Haura adalah korban perkosaan kala itu.

Namun para warga desa tak mempermasalahkan itu, mereka menerima Haura dengan tulus. Apalagi semenjak kelahiran Azzam dan Azzura, warga desa pun begitu menyayangi kedua anak itu.

"Abang Nanjan tahu tentang Ayah ku?" tanya Azzam memecah kecanggungan.

Sementara Labih dan Nanjan menelan salivanya dengan susah payah.

1
Nur Syamsi
Mmang keserakahan pasti berujung dg kemiskinan, ....dan penyesalan selalu datangnya dr belakang bang Hasan....
Nur Syamsi
mantap amang Shakir hampir lagi keduluan dg Bang Kris....
Andry Lenny
hahahaha ga bapaknya ga anaknya, sama² jahil ledekin Amang Shakir /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Andry Lenny
akhirnya Amang Shakir Uda dpt nih jodohnya Dokter Sanja.../Drool//Drool/
Nur Syamsi
waduh hati" amang Shakir ntar di embat pujaannya lagi ma bang Kris
Nur Syamsi
Villa keren....👍👍👍
Andry Lenny
wkwkwkwkwk... gimana tuh rasanya dibanting sm ayang Luna... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nur Syamsi
Kehamilan Aida mungkin Tdk terlepas dr berkah atas ketulusannya menjadikan Labi dan Nanjam anak angkat membiayai semua kebutuhan mrk dlm menuntut ilmu....
Nur Syamsi
Kris dan Acil Luna lebih kerja keras saat Haura di awal awal hamil ....Krn Bos Adam yg ngidam...🫢🫢🫢
Nur Syamsi
Haura baru hamil tp sudah ada bayi gedehnya yg manja 😂😂😂
Nur Syamsi
Nenek Zahrah akan mendpt banyak baby, betapa gembiranya ap lagi dr Aida 🤲🤲🤲🤲
Nur Syamsi
Yes, sama Sanja saja tuan Shakir
Nur Syamsi
Semangat author
Nur Syamsi
Untung Edwarnya gercep, abis besok Shakirnya ngajak Luna ke perkebunan Haura
Nur Syamsi
Jadi pusing Lunanya, milih Shakira ap Edgar
hasni anni
Luar biasa
Nur Syamsi
Mantap Shakira, akhirnya walau masih dlm bentuk candaan 🤣🤣🤣
bunda n3
Azzam cerdas banget
Nur Syamsi
Tdk papah gass pull kab sudah halal...😂😂
Sunarmi Narmi
Ku tunggu Aksi Azzam membantu Ayahnya dlm metode IT retas meretas 👍👍👍👍👍👍❤️❤️❤️❤️❤️❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!