Lingga terpaksa menjadi pasangan pengantin saat ia sedang bersembunyi di salah satu ruangan yang di jadikan ruang make up pengantin.
Lalu bagaimana nasib Lingga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Lingga menatap tajam ke arah Diko. Setiap wanita tidak akan mudah percaya dengan ucapan seorang laki -lakia yang telah lama menjalin hubungan dengan wanita dan putus tanpa alasan yang jelas, karena di tinggalkan tanpa ada kejelasan. Pasti dong mereka masih penasaran? Pasti dong mereka masih mencari alasan untuk saling menghubungi atau berkomunikasi karena tidak percaya.
"Kenapa sih, pertanyaannya selalu seputar Anggie? Gak ada pertanyaan lain?" tanya Diko berusaha sabar.
"Karena yang Lingga lihat, Mas Diko itu belim move on dari masa lalu Mas Diko. Tahu gak? Kenapa Lingga tanya ini ke Mas Diko? Karena, beberapa hari ini, Mas Diko itu sering mengigau dan yang di ucapkan itu nama Anggie. Terus kalau lagi berhubungan juga, tiba -tiba Mas Diko panggil nama Anggie secara gak sengaja. Mungkin Mas Diko teringat saat sedang bersama Anggie atau hal lain?" ucap Lingga lirih.
Gimana sih konsepnya perasaan kita mendengar lelaki yang mulai kita cintai, lelaki yang berjanji untuk sehidup semati, tiba -tiba dia malah melakukan kesalahan fatal yang entah di sengaja atau tidak dis engaja, tetap saja membuat Lingga sakit hati.
Ucapan Lingga dan semua penjelasan Lingga tentulah jujur dan itu yang membuat Diko mati kutu. Diko sudah berusaha melupakan cinta pertamanya yaitu Anggie. Diko melakukan banyak cara. Selama ini ia memang mencari tahu tentang Anggie tapi untuk di cari keburukkaannya bukan untuk mengingat kisah manis yang kini telah menjadi kenangan. Bukankah suatu kebodohan jika seorang laki -laki menerima kembali barang sampah yang sengaja membuang dirinya sendiri menjauh dan pergi untuk mencari kesenangannya sendiri.
Diko menegakkan duduknya dan mencium bibir Lingga dengan penuh hasrat. Mungkin Diko tidak pintar merangkai kata seperti seoarng pujangga yang memiliki seribu majas berandai -andai dan bisa merayu seoarng gadis hanya dalam hitungan detik. Tapi kalau di ukur dengan tindakan nyata, Diko adalah laki -laki yang bisa menunjukkan betapa ia sayang dan mencintai Lingga. Tidak ada baik laki -laki dan perempuan yang mau melakukan hubungan lebih privasi lagi tanpa ada rasa cinta. Jika sudah berani melakukan hubungan itu tentu sudah ada sedikit perasaan yang mulai di raskan keduanya, bukan hanya terpaksa karena nafsu.
Lingga yang terkejut denagn perlakuan Diko pun langsung mendorong tubuh lelaki itu dengan keras. Lingga tidak suka di permainkan.
"Mas diko apa -apan sih? Gak semudah itu, Lingga selama ini memang bodoh. Lingga mencintai Mas karena Lingga berusaha membalas perasaan Mas karena sudah baik mau membantu Lingga, mengangkat Lingga dari jurang renternir. Itu!! Tapi kalau pada kenyataannya Lingga harus merana dan sakit untuk kecewa karena mencintai Mas Diko, lebih baik dari sekarang sebelum rasa ituebnar -benar menjalar dan menyatu dengan darah dan daging di tubuh Linggga," ucap Lingga ketus.
"Kamu ngomong apa Lingga?" tanya Diko pelan berusaha mencairkan suasana kesalaha pahaman ini dengan melakukan hubungan yang mesra dan romantis seperti biasanya.
"Lingga ngomong apa adany. Lingga mau pulang," ucap Lingga dengan cepat. Sepertinya percuma menunggu dua hari lagi, jika semuanya sudah jelas.
Lingga langsung beranjak berdiri dan masuk ke dalam untuk membereskan semua pakaiannya dan kembali pulang ke negeri kelahirannya.
Diko langsung mengejar Lingga yang sudah meletakkan koper dan menurunkan beberapa pakaian yang baru selesai di landry tadi malam. Diko langsung mengambil pakaian Lingga dan menarik koper dan membuang jauh hinggaa terlempar ke dekat pintu masuk. Denagn satu tombol remote semua pintu dan kaca serta hordeng tertutup rapat dan ruangan itu kembali gelap hanya terang dengan penerangan lampu.
"Kenapa kamu buang Mas? Salahku apa? Sampai kamu buang semua baju -bajuku!!" etriak Lingga semakin histeris.
"Kamu itu kenapa Lingga? Kemarin -kemarin kamu tidak seperti ini!! Kenapa pagi ini kamu berbeda. Apa yang sebenarnya kamu takutkan. Kalau masalah Anggie? Dan kamu kurang percaya sama aku? Kamu bisa bilang sama Oma agar semua harta kamu yang pegang, jika aku berani meninggalkan kamu. Itu janji aku Lingga!!" ucap Diko ikut frustasi. Diko sudah jatuh hati pada Lingga. Diko sudah memutuskan memilih Lingga. Diko sudah siap menjalani biduk rumah tangga dengan Lingga. Lingga adalah gadis impiannya. Gaduis polos, sederhana, tidak neko -neko, pandai memasak, pandai melayani suami, pandai membuat suami nyaman dan senang.
Diko terdudu di lantai sambil berteriak sangat keras sekali, "Aku mencintai kamu, Lingga. Cinta dan sangat cinta!!"
Diko mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya dengan kasar.
Ia tidak mu lagi ada kesalah pahaman di antara dirinya dan Lingga.
"Tolong percaya padaku LIngga. AKu sedang berusaha menghapus semua masa lalu aku. Aku sudah berusaha, selalu berusaha untuk menjadi yang etrbaik untuk kamu. Tapi maaf jika aku belum bisa menjadi yang terbaik dan masih banyak kekurangan yang aku lakukan," imbuh Diko denagn suara lirih.
Lingga meliht itu pun ikut terduduk lemas di samping Diko. Lingga tidak menyangka Diko akan menangis sejadi -jadinya seperti ini. Baru kali ini Lingga melihat seoarng Diko menangis dan memohon kepada Lingga untuk bertahan mendampinginya dan tetap mencintainya seperti Diko mencintai Lingga.