Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 30
Rafael menatap Melinda yang kini duduk di hadapannya. Ada Felix juga yang ikut menemaninya.
“Tidak bisakah kita bicara berdua saja, Mas?” tanya Melinda sembari melirik Felix yang duduk di meja samping Rafael.
Meski mereka memesan dua meja, tetapi jarak mereka yang dekat membuat Felix bisa dengan jelas mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
“Tidak bisa, Mel. Aku sudah menikah, dan begitu pula denganmu. Jadi, kehadiran Felix supaya tidak ada salah paham di antara kita,” jawab Rafael.
Wanita itu tertunduk malu. Saat ini, tidak jalan lain yang bisa dipilihnya kecuali meminta bantuan dari Rafael.
“Aku butuh bantuan kamu, Mas. Tapi, aku ... ini memalukan,” ucap Melinda sembari menunduk. Buliran bening wujud kesedihan mengalir deras melalui sudut matanya. Sepertinya ada beban hidup yang cukup berat yang selama ini ditanggungnya.
“Bantuan!? Bahkan kamu sama sekali tidak menjelaskan alasanmu pergi dua tahun lalu, kenapa sekarang kamu dengan tidak tahu malunya meminta bantuanku?” cibir Rafael sambil melipat tangan di depan dada.
Matanya menatap air mata Melinda yang entah kenapa tidak membuatnya tersentuh. Padahal dulu saat mereka masih bersama, Rafael bahkan tidak akan membiarkan ada kesedihan di wajah mantan kekasihnya itu.
“Maafkan aku, Mas waktu itu, aku tidak punya pilihan lain. Aku dijebak sama dia, dan kalau aku tetap menikah denganmu, dia akan menghancurkan perusahaanmu dan membuatmu bangkrut, Mas.” Melinda berusaha menjelaskan tetapi Rafael hanya diam tanpa ekspresi.
“Kenapa aku harus bangkrut hanya karena laki-laki yang sekarang menjadi suamimu? Kalau kamu diancam, kenapa kamu tidak pernah cerita sama aku? Apa kamu pikir sekarang ini aku bisa percaya sama omongan kamu?” tanya Rafael dengan ekspresi meremehkan.
Melinda menatap Rafael. Dia tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut laki-laki yang sejak dulu menggilainya. Rasanya laki-laki di hadapannya ini bukan Rafael seperti yang dulu dia kenal.
“Mas, aku tidak bohong. Memang itu kenyataannya. Aku punya bukti kalau dia mengancamku, Mas.” Melinda membuka ponsel lalu menyodorkannya pada Rafael.
Namun, laki-laki itu sama sekali tidak mau melirik benda yang Melinda bilang adalah bukti alasan yang membuatnya menggagalkan pernikahan.
“Mel, apa pun yang kamu tunjukkan, tidak akan bisa mengubah fakta bahwa kamu meninggalkan aku di hari pernikahan kita. Aku sudah beristri, dan begitu pula dengan kamu. Aku tidak ingin membuat istriku atau suami kamu salah paham.” Rafael berdiri dari duduknya. Dia tidak ingin emosinya naik jika terus melihat air mata yang keluar dari sudut mata Melinda.
“Mas, kamu mau ke mana?” Melinda menarik tangan Rafael untuk mencegahnya pergi, tetapi Rafael menepisnya hingga membuat Melinda terjatuh.
“Perbaiki saja hubunganmu, jangan mengganggu hubunganku dengan istriku!” Rafael berjalan meninggalkan restoran yang diikuti oleh Felix.
Felix ikut bahagia karena ternyata bosnya itu bisa tegas menolak Melinda meski Melinda berderai air mata.
“Alisha sudah di rumah sakit?” tanya Rafael saat mereka sudah berada di mobil.
“Mereka dalam perjalanan, Tuan,” jawab Felix.
“Apa kamu tahu siapa teman Alisha yang perawat itu?” tanya Rafael. Dia sedikit takut jika Alisha mendapat bantuan dari temannya mengingat sikap Alisha yang selalu ingin bercerai darinya.
“Dia hanya perawat biasa di rumah sakit kita, Tuan. Apakah Tuan juga ingin ikut makan siang bersama Nyonya? Haruskah kita atur jadwal supaya kita bisa ikut makan siang mereka?”
“Tidak perlu! Kamu pikir aku kurang kerjaan harus mengikutinya. Dia sudah dewasa lagi pula ada perawatnya,” jawab Rafael, lalu memalingkan muka.
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.