Menikah dengan orang yang dicintai dan mencintainya nyatanya tidak menjadikan Cahaya hidup bahagia , perjuangan ,pengorbananya dan pengabdianya hanya dianggap sebelah mata oleh suaminya akankah Cahaya mampu bertahan dengan rumah tangganya ,akankan suaminya berubah seiring waktu berjalan yuk simak kisah selengkapnya di Novel ini
yang bosen dengan novel berhubungan dengan CEO -CEo mari kumpul disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon red jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasib Ridwan
"Ada apa ini ? Kenapa anak saya di bawa .Dia bukan penjahat pak ,tolong lepaskan dia hwaaaa...
" tangis Ibunya Ridwan pecah .
"Mohon maaf Ibu, jangan menghalang - halangi kami yang sedang menjalankan tugas. Mohon kerja samanya" ucap polisi menasehati Ibunya Ridwan.
"Tolong lepaskan dia pak hiks..hiks..hiks " ucap Ibunya Ridwan sambil bersimpuh .Berharap polisi iba dengan apa yang dilakukanya .namun nihil Polisi tetap memborgol dan membawa Ridwan pergi .
"Ridwan....... huaaa.a..aaa, jangan tingalin Ibu " Tangis Ibunya Ridwan semakin menjadi.
"Percayalah bu ,Ridwan akan segera kembali ini hanya salah paham" ucap Ridwan menenangkan Ibunya. Setelah itu ia naik mobil Polisi dan meninggalkan kediaman mereka.
Para tetangga berdatangan hanya untuk sekedar melihat dan memvidio kejadian barusan .Hal ini membuat Ibunya Ridwan meradang.
"Apa kalian liat - liat? Kalian denger sendirikan ini hanya salah faham mengerti kalian. Bubar...." teriak Ibunya Ridwan.
"Ibu ...kedatangan kami kesini ini hanya ingin menghibur Ibu. Kami simpati dengan musibah yang menipa Ibu dan keluarga" ucap Ketua RT.
"Hallah kalian semua sama saja, senang sekali melihat kami menderita lalu kalian Viralkan .Kalian seperti tidak punya dosa saja" Maki Ibunya Ridwan.
"Kali ini saya jamin tidak ada yang akan memviralkan keluarga Ibu lagi" Ucap ketua RT
"Saya nggak percaya, kalian semua munafik manusia - manusia licik yang ingin selalu ikut campur urusan orang" Ibunya Ridwan makin meradang.
"Huuhhh..hhh dasar mau dikasihani malah suudzon, kita pergi saja dari sini biarin mereka meratapi nasib ,mungkin ini karma karena mereka selama ini semena - mena dengan mbak Aya" ucap salah satu Warga .kemudian atas perintah ketua RT setempat mereka bubar dari tempat itu
Berita penagkapan Ridwan sampai juga ke pihak management tempat Ridwan bekerja.Dalam seminggu setelah kejadian penangkapan Ridwan pihak Management kantor Ridwan memberikan surat Pemutusan Hubungan Kerja tanpa pesangon .
"Bagaimana ini Ibu, Mas Ridwan dipecat tanpa pesangon kita tidak punya penghasilan setelah ini" ucap Dita
"Ibu juga pusing, Ridwan masih di tahan belum juga disidangkan" ucap Ibunya Ridwan .
"Lebih baik kita kerumah Cahaya. kita minta maaf dan Damai saja Dit" Mertua Cahaya memberi Ide pada Dita.
"Kalau mereka meminta uang Damai bagaimana?" tanya Dita.
"Ya bagaimana lagi, terpaksa kita kasihlah kalau bisa mereka kita bujuk agar Damai dan tidak meminta tebusan" ujar mertua Dita .
"Ayo bu, kita harus mencobanya" ucap Cahaya.
Taklama setelah itu mereka menyambangi kediaman Cahaya.Kali ini mereka datang lebih sopan dan tidak teriak - teriak seperti biasanya.
"Aya boleh Ibu masuk" kata Mantan mertua Cahaya.
"Mbak Aya apa kabar?" tanya Dita Ramah
"Silahkan masuk Ibu, Dita " ujar Cahaya.
"Kesambet jin Baik dari mana mereka ini. kok tiba - tiba menjadi baik " batin Cahaya.
"Narayan apa kabar? Dimana dia sekarang kok nggak kelihatan" tanya Mantan mertua Cahaya.
"Etdah.... Beneran kesambet jin baik mereka, tumben- tumbenan nanyain Narayan" batin Cahaya.
"Oh ya mbak , Ini saya bawa kripik kentang untuk Narayan" ucap Dita
"Mereka lewat mana tadi kesini, kok keduanya kesambet jin baik gini" Cahaya kembali membatin.
"Narayan bobok siang bu, Makasih ya Dit" ucap Cahaya Ramah dan masih bingung dengan sikab kedua orang ini yang berubah 180° .
"Oh ...ya Aya kedatangan kami ini kesini selain mau nengokin Narayan kami mau meminta pertolongan sama kamu, kita kan pernah jadi kelurga dan sekarang juga masih keluarga karena ada Narayan " ucap mantan mertua Cahaya terjeda sebentar sambil menghela nafas.
"Mau minta tolong apa bu?" tanya Cahaya.
"Kamu memang wanita yang berhati lembut mbak" ucap Dita
"Mereka sebenarnya mau ngomong apaaan sih muter - muter kaya gangsing " batin Cahaya .
"Terus?" tanya Cahaya penasaran.
"Maksud kami kesini mau meminta tolong agar Ilham mencabut laporanya. Bagaimanpun juga Ridwan itu Bapaknya Narayan. Mari kita lupakan kesalahan kecil yang dibuat Ridwan ,ia hanya main - main saja" ucap Ibunya Ridwan
"Ohhh...jadi ini maksud kedua orang ini, pantes saja dari tadi baik banget, Hemmm ternyata ada udang dibalik bakwan" batin Cahaya.
"Kesalahan kecil dan main - main saja?" maksudnya gimana Bu?" ucap Cahaya pura - pura bego.
"Itu ....soal kecelakaan Ilham kemarin, maafin Ridwan lain kali Ibu nasehati agar jangan bercanda keterlaluan" ucap Ibunya Ridwan.
"Oh ... Jadi kecelakaan Ilham itu akibat bercandanya Mas Ridwan, tapi maaf bu bercandanya Mas Ridwan nggak lucu, Ilham komanya tidak bercanda dia koma beneran" ucap Cahaya sedikit emosi.
"Ayolah Aya ....Ibu tau kamu wanita yang baik ,tolong cabut laporanya" ucap Ibunya Ridwan.
"Maaf bu, untuk masalah tuntutan itu yang menuntut Ilham jadi yang bisa mencabut juga Ilham. untuk masalah ini saya tidak bisa bantu" ucap Cahaya.
"Mbak tolonglah ...hanya mbak harapan kami satu - satunya, tolong mbak bujuk Ilham" pinta Dinta seraya mengatupkan tangan.
"Nggak akan ada cabutan tuntutan, saya tegaskan pada kalian berdua. Aku bukan Mbak Aya yang bisa kalian bodohi, pura - pura baik kalau ada maunya, kemana aja kalian selama ini, pada saat mbak Aya kesusahan. kalau begini aja baiknya sudah kaya Peri kalakuan harian kaya wewe gombel" ucap Ilham tiba - tiba dari belakang. Rupanya Ilham sedari tadi menyimak obrolan ketiga wanita tersebut.
"Sejak tadi teligaku sudah gatal dengar mulut kalian tiba - tiba berubah baik, aku bukan Mbak Aya yang hanya bisa membatin tingkah kalian, dan Ibu tadi bilang apa Ridwan anak Ibu tersayang bilang kalau kecelakaan yang saya alami ini cuma karena dia bercanda. Saya juga meladeni bercandanya anak tersayang Ibu agar merasakan dinginya lantai penjara" ucap Ilham menyeringai dan meninggalkan mereka .
"Dasar anak kurang ajar tidak tau sopan santun!, Diajak bicara baik- baik malah sengak kaya gitu .Aku sumpahin biar kecelakaan lagi" ucap Ibunya Ridwan mengebu - gebu. Ia sudah kembali kesettingan awal ia tidak lagi bisa berpura - pura baik lagi.
"Astagfirullah Ibu nyumpahin adek saya," ucap Cahaya kaget ketika sumpah serapah kembali keluar dari mulut mantan mertuanya.
"kamu juga menantu tidak tau diuntung, bukanya mau bantuin ternyata kamu nggak bisa apa- apa?" ucap Mantan mertua Cahaya lagi.
"Kita pulang aja bu, percuma disini nggak ada gunanya buang- buang waktu saja" ucap Dita mengandeng Ibunya pulang. kemudian ia balik lagi.
"Ngapain bocah sableng ini balik lagi" batin Cahaya.
"Gue ambil lagi keripik kentangnya. Nggak jadi dikasih Narayan, karena kamu bego nggak bisa bantu kami" ucap Dita.
"Silahkan Dit, Narayan juga nggak doyan kripik kaya gitu. Nanti batuk itu cocoknya untuk makanan tuyul ups... Kelepasan " ucap Cahaya.
"Apa maksud kamu makanan tuyul, ini makanan kesukaan Dinda jadi kamu nyamain Dinda sama Tuyul" ucap Dita nggak terima.
"Aku nggak bilang loh... Kan kamu sendiri tadi yang bilang aku cuma bilang kalau ini makanan Tuyul dan kamu bilang Dinda suka ini jadi kamu sendiri yang bilang Dinda itu Tuyul" ucap Cahaya sambil cekikian .
"Kurang ajar" ucap Dita hampir menampar Cahaya dan ditangkis oleh Cahaya.
"Jangan ada kekerasan Dit, kamu mau nyusul suami kamu tercinta dipenjara?" Ancam Cahaya. Seketika nyali Dita ciut. Ia langsung kabur dari Rumah Cahaya.
"Bener- bener kelurga toxic" guman cahaya .
"Itu bekas keluarga mbak loh..." goda Ilham .
"Diem anak kecil!" ucap Cahaya.
