Bertahun-tahun Nayla Larasati menyimpan rasa pada Nathan Anderson Decland, teman masa kecil sekaligus kakak angkat Nayla.
Namun.. hingga Nayla menamatkan pendidikan sebagai dokter, Nay masih memendam perasaan itu sendiri pada Nathan yang sudah menyelesaikan pendidikan sebagai dokter spesialis jantung di London.
Saat kembali ke Indonesia, Nathan telah memilih gadis lain sebagai pendamping hidupnya.
Perasaan Nayla hancur, gadis itu memilih kembali ke kampung halamannya, mengabdikan diri sebagai dokter umum di kota terpencil.
Apakah Nayla mampu menghapus Nathan dalam hidupnya?
Sementara Nathan tidak mengetahui perasaan Nayla untuknya yang sangat mendalam.
Ikuti terus kelanjutan kisah Nayla-Nathan. Semoga kalian suka 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERLAYAR
Weekend...
Minggu pagi cuaca terlihat cerah seperti hati Nayla saat ini, ketika membuka mata. Semalam gadis itu tidur dengan nyenyak dalam suasana hati begitu bahagia.
Pagi ini Rangga berjanji mengajak Nayla dan Nathan ke pulau Lengkuas mencoba kapal baru miliknya yang kelak akan ia sewakan pada wisatawan yang ingin mengunjungi pulau-pulau lainnya. Sebagai bisnis baru Rangga bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Nayla segera mandi membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap.
Beberapa menit berlalu, Nayla menelisik penampilannya di depan cermin berukuran besar di kamarnya. Gadis itu terlihat segar dengan sapuan make-up tipis. Tubuhnya yang masuk katagori mungil itu nampak pas memakai celana jeans berwarna biru di padukan dengan sweater berwarna putih membalut tubuhnya.
Nay memasukkan semua perlengkapan yang akan ia bawa ke dalam tas tangan yang ada di atas tempat tidur. Termasuk pakaian ganti karena mereka akan melakukan snorkeling di perairan yang dulu sering ia lakukan bersama Nathan.
Tidak butuh waktu lama, Nayla segera turun membawa semua perlengkapan yang akan di butuhkan selama berlayar.
Senyum mengembang di wajah cantik Nayla, ia bisa melihat kehadiran Nathan melalui pintu depan rumahnya. Nathan di bantu Fajar menyusun barang yang mereka butuhkan.
"Mbak Nayla sarapan dulu, bibik sudah bikin nasi goreng kesukaan mbak loh. Mas Nathan katanya sudah sarapan di hotel sementara mas Rangga katanya ada pekerjaan di kota sebentar", ujar Darmi asisten rumah tangga yang di pekerjakan Rangga dan Nayla sejak beberapa hari yang lalu.
"Iya bik. Aku tidak mau makan berat pagi ini, karena mau menyelam. Sudah lama sekali aku tidak melakukannya. Bawakan saja cemilan dan susu hangat ke depan aku akan membawa barang-barang ku ke mobil", jawab Nayla melangkah keluar.
Nayla mendekati Nathan. Tanpa sungkan gadis itu bergelayut manja di lengan Nathan. Nathan tersenyum bahagia mendaratkan sebuah kecupan manis pada pucuk kepala Nayla. Mencium harum lembut rambut bergelombang kekasihnya tersebut.
Fajar ikut bahagia untuk keduanya. Laki-laki paruh baya itu sangat menyukai Nathan sejak dulu yang selalu melindungi Nayla dari anak-anak kampung yang nakal suka mengganggu Nayla. Siapa sangka kini keduanya menjalin hubungan istimewa sebagai kekasih.
"Kak Rangga kemana, kata bik Darmi ada pekerjaan di kota. Nanti kita kesiangan melaut. Kakak ku itu suka lupa waktu kalau sudah bekerja loh. Apalagi akhir-akhir ini ia sering sekali berada di kota. Memangnya apa yang sedang di kerjakan nya di kota sih om?", tanya Nayla pada Fajar.
"Om Fajar tidak perlu menjawab pertanyaan mu, sayang. Itu kakak mu pulang", ujar Nathan menunjuk mobil Fortuner hitam milik Rangga dengan dagunya.
Mobil itu menepi di depan pagar rumah. Rangga turun dengan kacamata mata hitam menghiasi wajahnya yang sangat macho itu karena sedari kecil sebagai pekerja keras hingga membentuk tubuhnya berotot sedemikian rupa.
Netra Nayla membulat sempurna melihat kearah mobil, yang terbuka. Rangga tidak sendirian ia turun bersama seorang wanita.
"Karina?", gumam Nayla tidak percaya melihat teman baiknya itu bersama kakaknya.
Melihat Nayla, Karin segera berlari kecil menghampiri Nayla yang masih diliputi rasa kagetnya. Sementara Rangga langsung menghampiri Nathan yang menyusun bawaan mereka ke bagasi mobil Nathan.
"Nay...Aku senang sekali kak Rangga mengajak ku bersama kalian. Huhhh... ternyata kamu jadian dengan dokter Nathan ya, kenapa kau tidak cerita pada ku", cicit Karina sambil memeluk lengan Nayla.
Nayla membalikan badannya hendak duduk du teras makan pagi. Ia mengajak Karina menemaninya makan.
"Seharusnya aku yang bertanya pada mu, Rin. Sejak kapan kau akrab dengan kakak ku? Kalian sering bertemu dan tidak cerita apapun pada ku?", selidik Nayla sambil meminum susu yang tersaji.
Karina terlihat salah tingkah sendiri mendengar pertanyaan temannya itu. "Tidak sering sih, tapi minggu ini hampir tiap hari kakak mu menemui ku–"
"What? Kalian bertemu seintens itu? Jadi pekerjaan kak Rangga ke kota itu menemui mu? Kalian berhubungan Rin?", tanya Nayla terperanjat mendengar pengakuan Karina.
Karina menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu Nayla. Tapi aku menyukai kakak mu yang pekerja keras itu", jawab Karina sambil melihat Rangga dengan tatapan kagum.
*
Hamparan laut luas menjadi pemandangan selama perjalanan di laut yang sangat indah. Rangga yang mengendalikan kapal sementara Karina berdiri di samping fokus memperhatikan tangan Rangga yang menjelaskan komponen kapal.
Sesekali Karina berteriak kagum ketika melihat gugusan karang di dalam laut dangkal yang mempertontonkan keindahannya. Air lautnya pun berwarna biru terang.
"Indahnya. Ini pengalaman pertama ku. Terimakasih kak karena mengajak ku bersama kalian", ujar Karina tersenyum senang.
"Kemari lah, kau ingin mencoba menjalankan kapal ini?".
Netra Karina seketika membulat mendengar tawaran Rangga. "No no. Aku tidak mau kita celaka. Aku tidak bisa mengendalikan kapal kak Rangga", jawabnya cepat sambil memberi isyarat dengan dua tangan ke depannya.
Bukan Rangga namanya jika tidak sedikit memaksa. Laki-laki itu menarik tangan Karina agar berada di belakang kemudi. Tanpa persetujuan Karina, Rangga menempelkan kedua tangan gadis itu pada kemudi. Karina tidak menolak.
"Kita tidak akan celaka. Aku akan membimbing mu, dokter Karina", ucap Rangga tepat di belakang telinga gadis itu.
Rangga berdiri di belakang Karina, menempelkan tangannya pada punggung tangan Karin.
"Lemaskan tangan mu, jangan gugup, ikuti pertunjuk dan gerakan tangan ku. Kamu pasti bisa menjalankan kapal ini", ucap Rangga seperti sedang berbisik. Bahkan hembusan hangat nafas laki-laki tampan itu dapat di rasakan leher Karina yang mengikat rambutnya.
Tindakan Rangga jelas membuat tubuh gadis itu bergidik. Keduanya terlihat intim. Detik berikutnya Karina tertawa lepas sambil memeluk pinggang Rangga karena berhasil menjalankan kapal itu.
Nayla yang sedang berdiri di belakang pagar besi tersenyum melihat keakraban kakaknya dan teman baiknya itu.
"Apa yang kamu lihat, sampai tersenyum begitu, hem?"
Nathan yang baru datang dari pantry memeluk tubuh Nayla dari belakang sambil memberikan minuman pada kekasihnya itu.
"Lautan ini mengingatkan aku belasan tahun yang lalu. Kita sering ke sini ikut ayah di waktu senggang. Tidak ada yang berubah masih indah seperti dulu", ucap Nayla sambil menyesap minuman.
"Aku ingin ke mercusuar itu. Sudah lama sekali kita tidak ke sana. Ingat tidak dulu kita sering kali duduk di tangga paling tinggi menantikan matahari terbenam". Nayla mendongakkan wajahnya kebelakang menatap Nathan.
"Dan kamu akan mengeluh kelelahan sebelum sampai di puncak karena harus menaiki ratusan anak tangga. Aku tidak akan pernah melupakan kenangan masa lalu kita Nay. Kenangan itu terlalu indah untuk dilupakan", jawab Nathan sambil mengecup pelipis wanita yang amat di cintai itu.
Nayla tersenyum seraya menyandarkan kepalanya pada dada bidang Nathan. Gadis cantik berkulit putih itu menyematkan jemari tangannya pada Nathan. "Aku sangat bahagia karena kakak segera menemui ku. Tapi aku tidak bermaksud membuat mu dan Keira berpisah. Kakak tahu aku bukan wanita seperti itu", ucap Nayla pelan.
Nathan menempelkan wajahnya pada wajah Nayla, sementara tangannya memeluk erat pinggang ramping gadis itu. "Tentu saja kamu bukan wanita seperti itu sayang. Jangan pernah merasa bersalah atas hubungan kita. Kita berhak untuk bahagia. Siapapun tidak berhak menghalangi kebahagiaan kita Nayla", jawab Nathan yang kini membalas genggaman tangan kekasihnya itu.
...***...
To be continue
Nantikan novel baru Emily ya 🙏
Btw horeyyyy bakal ada novel baru ini. Sepertinya bagus kayak novel lama author Emily, yg selalu nagih buat baca. /Ok//Good/
Sukses selalu Emily, semoga cepat luncur novel baru /Pray//Rose//Heart/
jangan ada pelakor lho thor, paling benci kl ada pelakor segala,
segera buka kelakuan Keira thor, biar tau semua, dan Keira biar mati kutu 🙏👍👍👍