NovelToon NovelToon
Mengandung Anak CEO Arogan

Mengandung Anak CEO Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak
Popularitas:582.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Myoo

⛔BOCIL MENYINGKIR!!

Ameera Khansa adalah gadis yatim piatu yang menjadi tulang punggung untuk dua adiknya. Suatu malam ia dijebak sehingga ternodai oleh seorang CEO muda sebuah perusahaan terkemuka, Ghazi Finn Cullen.

Ameera menuntut tanggung jawab atas harta berharga yang sangat dijaganya selama ini, tetapi lelaki itu malah melemparkan uang sebagai harga keperawanannya. Finn juga menudingnya sebagai perempuan murahan yang rela menjual diri demi materi. Ia tidak tahu bagaimana kerasnya Ameera bekerja halal, meski butuh banyak uang untuk menutupi hutang, dan biaya berobat sang adik.
___

Ghazi Finn Cullen, seorang pria kaya raya penikmat kebebasan dan membenci keterikatan, terutama hubungan pernikahan. Ia butuh kekasih tetapi tidak merasa tidak butuh istri. Namun suatu hari, tindakan Ameera membuatnya terpaksa menikahi perempuan itu.

Bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka?

FB/IG : Myoonaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Janji

Finn kurang setuju kamar baby menyatu dengan kamar mereka, seperti rencana Ameera. Maka, hari ini ia pulang cepat, kembali memanggil desainer interior untuk mengubah desain sebelumnya.

"Kalau satu ruang kita jadi tidak bebas. Kamu nanti tahan-tahan kalau teriak."

"Hah? Maksud Mas apa?"

Setelah tim desainer pulang, dan Finn tetap berencana mau buat kamar di ruang sebelah, pembahasan mereka berdua ini dimulai, di kamar.

"Kapan saya teriak?" tanyanya lagi, mengira mungkin tak sadar teriak saat mengigau, karena kadang masih memimpikan Biya.

"Saat kita making love. Kalau kamu teriak nanti baby kita kaget."

"Apa?" Pipi Ameera sekejap memerah. Betapa sangat biasa wajah Finn membayangkan hal itu. Mana pernah ia sampai teriak.

"Saya nggak pernah teriak. Jangan-jangan ada perempuan lain yang Mas bikin teriak?"

"Tidak sekarang. Aku pasti akan buat kamu teriak."

"Apaan sih, Mas bahas gitu."

Finn meraih tangannya, memasukkan ke dalam baju yang langsung ditarik Ameera.

"Mas...!"

Finn pindah berdiri di depannya yang duduk di atas kasur.

"Mau coba dibuat teriak?" Pria itu menunduk, menggoda dengan meniup pipinya.

"Mas mikirnya ke situ terus."

"Laki-laki normal."

"Kayaknya di atas normal deh."

"Oya? Bagus. Kamu akan jadi perempuan berbahagia, hm?" Saat berhadapan dengan Ameera, Finn sering lupa berpikir yang lain. Selalu saja ada dorongan pikiran nakal di kepalanya.

"Ish! Mas?" Ia sudah duduk bertumpu lutut di depan Ameera, menyuruk kepala, menghidu aroma lembut keringat di dada.

"Mas-"

"Mau...." Tangan Finn sudah menerobos penghalang dua gumpalan lemak yang membuat dada Ameera makin berisi. Mencari pegangan empuk di sana.

"Ntar malam aja, Mas...." Maksud Ameera jangan melakukan ini sekarang. Masih terlalu sore. Ia juga baru mandi setengah jam tadi, malas untuk mandi keramas lagi.

"Ohh, baiklah." Finn mengangkat wajah dengan mata sudah tak fokus seperti orang mabuk.

"Siapkan dirimu nanti malam. Aku akan melakukannya dengan lebih baik."

Hanya empasan napas berat Ameera hela. Ia tak bisa berkata apa-apa menanggapi. Ada rasa takut, kesal, dan tegang sekaligus kalau Finn berhasrat. Lelaki itu punya fantasi berlebihan.

Setelah saling berbagi potongan buah ceri dari mulut semalam, yang membuatnya sempat lupa diri. Ameera tak bisa menebak lagi, akan bagaimana cara pria itu berniat membuatnya teriak.

'*Mas Finn itu kayak mau ngajarin aku jadi istri nakal*.'

\*\*\*

"Mas buat dua kamar? Itu katanya di sebelah bikin juga?" Ameera rasa renovasi yang langsung dikerjakan tersebut akan makan biaya banyak. Padahal rencananya cuma untuk kamar tidur baby. Mana jumlah tim kerja itu ada sepuluh orang karena Finn diminta selesai cepat.

"Satu kamar untuk baby, satu lagi ruang pribadi kita." Ia yang tengah memangku Ameera sesekali menyesap kulit leher, memberi tanda kecil kemerahan. Ameera menggeliat menolak tetap tak berhasil menghentikan maunya.

"Kita kan sudah punya kamar ini."

"Itu kamar khusus tempat kita bermesraan. Dibuat suara." Mata Ameera membulat, keningnya mengernyit menatap wajah sang suami yang bersih habis bercukur tadi.

Finn merancang itu seolah ia akan lama di sini.

"Kayaknya Mas sudah punya rencana kami lama di sini ya?"

"Bisa dikatakan begitu. Aku masih sangat menginginkanmu."

Senyum hambar mencuat dari bibir Ameera. "Karena masih mau tubuh saya? Itu aja? Trus, kalau Mas sudah bosan, apa saya tetap dibuang?"

"Jangan tanya itu sekarang, Ameera. Aku terbiasa menjalani apa di depan mata-"

"Masih takut berkomitmen? Apa sebegitu menakutkan seorang istri itu di mata Mas?"

"Bukan." Helaan napas berat Finn menyapu wajah Ameera.

Duduk berpangku dan bicara dalam jarak yang dekat membuat hubungan ini lebih intim dan terbuka. Mereka berdua memang perlu sesekali bicara dari hati ke hati begini. Agar cepat saling memahami, dan menemukan solusi dari ketidakpastian.

"Perempuan butuh kepastian Mas.

Finn diam, ia belum punya jawaban.

"Saya sebenarnya setengah hati merelakan diri untuk Mas beberapa hari ini. Saya merasa hanya dijadikan teman tidur."

Finn menatapnya, sambil menyibak anak rambut sang istri ke belakang telinga.

"Nggak adakah rasa lain selain Mas menginginkan tubuh saya? Tolong jujur ya, Mas. Apa Mas benar-benar nggak ada keinginan menghabiskan masa bersama kami? Saya dan baby...?"

"Ada," sahut Finn singkat. "Aku mau yang terbaik buat kamu, dan baby kita. Kalian sering ada dalam pikiran."

"Lalu? Gimana pernikahan kita?" Ameera menuntut kepastian.

"Ameera. Bisakah kita jalani saja?"

Menjalani sesuatu yang tidak pasti ataukah menjalani sesuatu yang memang sudah pasti ujungnya. Finn jelas terlihat masih tak menginginkan komitmen panjang.

"Ya. Baik. Saya harusnya ingat gimana keinginan Mas."

"Ameera." Lengannya ditahan saat akan turun. Finn menatapnya sendu. "Kamu mau aku bagaimana? Berjanji? Bagaimana kalau janji itu tidak bisa kutepati?"

"Orang nggak menepati janji itu bukan karena nggak bisa Mas, tapi orangnya aja yang nggak mau berusaha. Banyak cara. Banyak jalan kalau mau. Tinggal berjuang bersama, lakukan. Baru kalau Tuhan nggak izinkan. Terhalang musibah misalnya. Nggak apa, yang penting sudah maksimal usaha kita pertahankan."

Finn masih terlihat berpikir keras.

"Saya juga punya rasa takut, Mas. Rasa takut yang membuat saya perjuangkan Mas menikahi saya. Saya mau punya anak dari keluarga lengkap. Ada ayah, ibu, dan anak itu diakui keberadaannya. Nggak lebih. Itu kebahagiaan terbesar kalau tercapai, walaupun saya terluka."

Finn mengambil jemarinya, menyatukan dalam genggaman.

Ia belum pernah berjanji apa-apa untuk perempuan. Tapi para perempuan yang pernah dekat dengannya tak mempermasalahkan. Cuma Ameera yang menuntutnya begini.

Apakah setelah ia pertahankan, Ameera akan menuntut hal lain lagi untuk ia lakukan?

"Saya nggak minta komitmen Mas atas status saya andai ini pernikahan normal, tapi kesepakatan itu sudah bertolakbelakang dengan perlakuan Mas Finn ke saya akhir-akhir ini. Kita berhubungan seperti suami istri sungguhan. Saya nggak salah kalau minta Mas tegas. Pertahankan atau lepaskan saya?" Ameera sangat ingin segera tahu biar punya tujuan melangkah selanjutnya.

Finn masih diam. Coba mencerna. Saat ini ia merasa tak bisa jauh lama dari perempuan ini. Ia juga tak bisa melawan gelora yang selalu muncul saat melihat Ameera. Perasaan yang belum pernah sekuat ini mampir di hati.

Jantung pun bisa berdebar-debar sendiri saat ia memasuki rumah karena akan melihat sang istri. Begitupun rasa damai dan nyaman saat bersentuhan dan berbagi napas.

Apa itu artinya ia sudah mencintai Ameera? Dan ingin menjadikan perempuan itu teman hidup selamanya?

"Baik, Ameera. Aku urus janjiku di atas kertas," ucapnya kemudian.

"Apa isi janjinya, Mas?"

"Janji tidak akan menceraikanmu, bukan?"

"Sehidup semati?"

"Ya. Aku akan coba."

Finn tak menunda, ia langsung menghubungi pengacaranya.

"Setelah selesai besok Pak Alka tolong bawa ke sini," pungkasnya di akhir panggilan. Ia akan menandatangi surat itu di depan Ameera, agar tak ada keraguan lagi.

Meletakkan handphone di meja Finn melihat kelegaan di wajah Ameera.

"Mas yakin secepat ini memutuskan?"

Perempuan memang terlalu cerewet, pikir Finn. Belum janji dituntut membuat janji, sudah dilakukan masih saja ditanya yakin atau tidak, hah, serba salah.

"Bisa kita lebih rileks lagi?" Ia merengkuh kembali tubuh yang semakin membulat dan menggemaskan. "Mulai sekarang aku mau coba mengenal istriku."

"Makasih atas usaha Mas. Saya lega. Saya baru aja merasa resmi menjadi istri Ghazi Finn Cullen."

"Terima kasih juga." Finn hanya ingin mendekapnya berlama-lama.

Sampai pindah ke ranjang, dan sampai mereka tertidur ia minta dipeluk, hingga lupa akan rencananya membuat Ameera teriak malam ini.

Bersambung....

1
Sugiarti
Luar biasa
Merica Bubuk
Sumpah gw ga jd Nonjok lu, Finn
Skrang Lu sdar arti seorang Istri kan ?
Merica Bubuk
Mami, aq padamu 😘😘😘
Merica Bubuk
Si Jonas tuh ada dendam apa sih sm si Finn, 2x jebakan loh ? 🤔🤔🤔
Merica Bubuk
Jiwa'y Mayor Teddy 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Ga papah, aq lagi glantungan 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Kata bang Komeng mh, Lu jual... gw borong
Begitu jg Ameera, kapoookk
Merica Bubuk
Sampe lupa gitu ya ?
Untung aja saluran nafas lu masih Allah biarkan terpasang 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Merica Bubuk
Badan aja gede gaban, nyali Hello Kity
Merica Bubuk
Kapoookk lu 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
😭😭😭😭
Merica Bubuk
Sahabatan sm tante LUX, lama² lu impoten Finn 🤪🤪🤪
Merica Bubuk
Aq padamu Ameera 😘😘😘
Merica Bubuk
😁😁😁 itu teh efek ngidam, ameera
Merica Bubuk
Kan kan kan 🤣
Merica Bubuk
Nah kan, gw bilang apa Finn ?
Lu bakalan ❤️ sm Ameera
Merica Bubuk
🤣🤣🤣
Merica Bubuk
/CoolGuy//CoolGuy/
Merica Bubuk
Cieeehh... 😄😄😄
Merica Bubuk
🤪🤪🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!