Anastasya yang biasa di panggil Ana, meneruskan pendidikan perguruan tingginya di Ibu Kota Jakarta.
Ana bukan hanya gadis desa biasa. Dia gadis yang pintar dan cerdas. Orang tuanya bekerja keras untuk bisa membiayai pendidikan Ana hingga lulus nanti.
Apakah nasib Ana akan selalu beruntung saat berada di Ibu Kota, apakah sebaliknya?
Yuk baca kisah lengkapnya hanya di Pesona Gadis Desa😊
Follow ig: mayarentika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya rere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 PGD
Seseorang itu langsung membungkam mulut Ana dengan tangannya.
''Stttt,'' ucap Lelaki itu dengan menempelkan jari telunjuknya di bibirnya.
''Kakak ngapain disini?'' tanya Ana pelan.
''Aku merindukanmu,'' ucap Leon enteng.
Gleg.
''Apa katanya tadi. Apa aku hanya salah dengar saja,'' batin Ana yang masih diam mematung.
''An,'' panggil Leon membuyarkan lamunan Ana.
''Mending Kakak pulang deh. Ini udah tengah malam,'' ucap Ana.
''Aku ingin tidur di sini!'' ucap Leon berjalan menuju kasur busa yang ada di kamar Ana.
Tok tok tok
''An, Ana, Ana kamu di dalam kan?'' ucap Rafa mengetuk pintu Ana dari luar.
''Aduh gimana ini. Kakak sembunyi deh. Ada Kak Rafa tuh di luar,'' ucap Ana panik.
''Biarin saja,'' ucap Leon acuh.
''Kak please. Kakak sembunyi dulu,'' ucap Ana memohon. Leon pun segera berjalan menuju kamar mandi. Ana segera membuka pintu.
''Ana, ada apa kamu teriak-teriak tengah malam begini?'' tanya Rafa yang mendengar teriakan Ana.
''Maaf Kak. Ta tadi ada kecoa, iya ada kecoa,'' ucap Ana gugup.
''Mana, biar aku usir kecoanya,'' Rafa pun ingin masuk ke dalam kamar Ana, namun Ana segera menghalangi jalan Rafa.
''Udah aku usir kok Kak. Kecoa nya udah pergi,'' ucap Ana.
''Tapi gimana kalau ada temen-temennya. Sini aku periksa dulu,'' ucap Rafa masih kekeh ingin masuk ke dalam kamar Ana.
''Enggak usah Kak. Aku nggak takut kok, tadi hanya kaget saja,'' ucap Ana berkilah.
''Ya udah kalau gitu. Cepet istirahat, cewek cantik jangan tidur malam-malam,'' ucap Rafa mengusap rambut Ana.
''I iya Kak. Selamat malam,'' ucap Ana, Ana langsung menutup pintu dan menguncinya.
''Selamat,'' ucap Ana mengelus dadanya. Ana berjalan menuju kamar mandi.
''Kak Leon ngapain di sini. Cepat pulang sana! Jam berkunjung hanya sampai jam 9, ini udah jam 11 lebih Kak. Aku nggak mau di marahi sama Ibu kos,'' ucap Ana.
''Aku udah izin kok. Aku boleh menginap di sini,'' ucap Leon santai.
''Enggak! nggak mungkin Ibu kos memperbolehkan Kakak menginap di sini. Ada-ada saja,'' ucap Ana tak percaya.
Flashback On
Leon baru saja tiba di halaman rumah sederhana. Leon bertanya pada seseorang yang ada di teras rumah tersebut.
''Permisi Bu, saya mau tanya, siapa ya pemilik kosan yang ada di belakang rumah ini?'' tanya Leon.
''Itu saya yang punya Mas, anda siapa ya?'' tanya Ibu kos penasaran. Pasalnya tak mungkin lah orang seperti Leon ingin mencari kos-kosan sederhana. Dari penampilan dan kendaraannya saja Leon sudah seperti orang tajir.
''Apa di kosan Ibu ada anak baru, namanya Ana?'' tanya Leon.
''Iya ada Mas. Baru kemarin dia pindah kesini,'' ucap Ibu kos.
''Kebetulan saya tadi melihat dia di dekat sini Bu. Perkenalkan Bu saya Leon, saya calon suaminya Ana. Ana kabur dari rumah karna sedang bertengkar dengan saya. Izinkan saya menginap di sini satu malam saja Bu, agar masalah kita cepat selesai,'' ucap Leon dengan wajah yang sedih.
''Aduh gimana ya Mas. Di sini nggak boleh kalau sampai menginap. Batas jam berkunjung saja sampai jam 9 malam Mas,'' ucap Ibu Kos.
''Saya mohon Bu. Saya nggak akan mengganggu yang lain kok. Ini KTP saya, Ibu bisa pegang kalau Ibu belum yakin. Dan ini ada sedikit rezeki untuk Ibu,'' Leon menyuap Ibu kos dengan segepok uang. Mata Ibu kos langsung berwarna merah saat melihat uang lembaran berwarna merah di depannya.
''Ini 2 juta untuk Ibu,'' ucap Leon menyerahkan uang kepada Ibu Kos.
''Aduh Mas Leon baik sekali. Mas Leon boleh kok menginap di sini. Tapi jangan bikin ulah ya Mas. Ini kunci kamar Ana,'' ucap Ibu kos menyerahkan kunci kepada Leon.
''Terima kasih Bu,'' ucap Leon tersenyum senang.
Flashback off
''Ja jadi Kak Leon menyuap bu kos gitu?'' tanya Ana. Leon hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
''Aduh Kak. Mending Kakak pulang deh sekarang. Aku mau istirahat Kak,'' rengek Ana.
''Ya udah kamu istirahat saja, aku nggak bakalan ganggu kok,'' ucap Leon.
''Terus Kak Leon mau ngapain?'' tanya Ana.
''Aku nggak mau ngapa ngapain. Aku hanya rindu sama kamu,'' ucap Leon.
''Kak Leon apaan sih. Nggak jelas banget,'' ucap Ana. Ana pergi ke kamar mandi, ia ingin bersih-bersih badannya yang terasa lengket. Setelah selesai, Ana keluar dari kamar mandi dengan wajah yang nampak segar.
''Kakak masih di sini?'' ucap Ana.
''Aku mau tidur di sini An!'' ucap Leon kekeh dengan pendiriannya.
''Nggak boleh. Cepet pulang sana Kak,'' ucap Ana menarik tangan Leon menuju pintu.
Tringgg tringgg tringgg.
Suara ponsel milik Ana berdering. Ana segera mendekat ke meja, dimana ponselnya berada.
''Kak Fadil video call, mampus aku!'' gumam Ana terkena serangan panik lagi. Ana mengkode Leon untuk diam. Leon pun diam, ia memilih mendengarkan Ana yang sedang menerima telepon.
''Halo Kak,'' ucap Ana tersenyum kaku.
''Lama banget angkatnya? Kemana aja sih yank?'' tanya Fadil.
''Ta tadi habis dari kamar mandi Kak,'' ucap Ana gugup.
''Kakak udah nyampek?'' tanya Ana.
''Udah, baru aja. Langsung video call kamu,' ucap Fadil.
''Ya udah, cepet istirahat Kak. Pasti badannya lelah. Sampai bertemu besok,'' ucap Ana melambaikan tangannya ke kamera ponselnya.
''Iya kamu juga. I love you An,'' ucap Fadil.
''I i iya Kak. Love you too,'' ucap Ana melirik ke arah Leon yang tengah menatapnya dengan tajam. Ana segera mematikan sambungan teleponnya saat Leon mendekat ke arah Ana.
''Siapa?'' tanya Leon dengan wajah yang memerah menahan amarah.
''A a apanya yang siapa?'' Ana memundurkan langkahnya saat Leon maju ke arahnya.
''Siapa itu tadi?'' tanya Leon.
''Di dia ke ke---''
''Jangan bilang dia kekasihmu,'' ucap Leon terus maju mendekat. Sementara Ana sudah tak bisa mundur lagi karna ada lemari di belakangnya
''Dia kekasihku,'' ucap Ana pelan.
''Hah,'' Leon tersenyum sinis. Hatinya sakit saat mendengar Ana mencintai orang lain.
''Dia kekasihku. Aku sangat mencintainya. Maka dari itu, Kakak sekarang pulang! Aku nggak mau kita terkena fitnah orang-orang,'' ucap Ana.
''Kalau aku nggak mau?'' tantang Leon.
''Aku akan teriak, biar semua orang tau kalau di kamarku ada penyusup,'' ucap Ana.
''Aku nggak takut. Mana ada penyusup setampan aku. Dan aku sudah bicara kepada Ibu kosmu jika aku calon suamimu!'' ucap Leon tersenyum licik.
''Apaa???''
''Aku mencintaimu An,'' ucap Leon meraih tangan Ana, lalu di genggamnya dengan lembut.
''Apa kali ini aku salah dengar lagi?'' batin Ana.
''Aku tak tau sejak kapan rasa ini ada, tapi aku merasakan jika aku sudah jatuh hati kepadamu,'' ucap Leon tulus.
*
*