Jebakan Terindah

“Azzura!! Bagus kau menelpon !

baru saja akan menelpon mu! Dimana kau sekarang? mengapa kau mengirim Clare ke sini?!” sungut Arka dengan suara pelan begitu menjawab telpon yang ternyata adalah dari Azzura.

“Aku hanya sedang menolong mu melepaskan rasa rindu mu pada nya? Mana tahu kalian ingin mengulang suatu yang vanaz di malam sebelum nya?” kekeh Azzura.

“Gyna Azzura Hardata! Lekas kau kemari dan bawa Clare dari sini! Kalau Clare berlama-lama disini maka dia pasti akan menyadari pria yang bersama dengan nya malam itu adalah aku!” ujar Arka masih tetap dengan suara pelan sambil mengintip ke arah Clare yang masih di posisi nya tadi yakni di pintu masuk.

“Maafkan aku Arka Ratya Hardata, @Aku dan Cristian harus pergi ke rumah sakit. Kami ada janji dengan Bia dia sana.” Ujar Azzura,

“So, tolong kau jaga teman ku baik-baik ya! Awas kalau dia pulang tiba-tiba bunting! Tut!” Panggilan itu pun diputus oleh Azzura begitu saja, tanpa memberikan kesempatan pada Arka untuk mengomel.

“Dasar gadis gila!” umpat Arka, lalu menyimpan kembali handphone nya dan kembali ke tempat Clare.

“Maaf tadi nenek ku menelpon! Dia kalau menelpon memang suka lama.” Kilah Arka.

"Ya tidak apa-apa," Jawab Clare sambil mengamati ruangan itu.

"Ternyata ruangan ini sangat cantik!" Batin Clare. Clare langsung merasa klik dengan ruangan ini.

“Hmm.. jadi apa nona Clare ada janji dengan seseorang di tempat ini? Karena kalau tidak, tadi pak direktur berpesan supaya tempat ini di kunci saja jika sepupu nya yang bernama Azzura tidak datang.” Ucap Arka bermaksud mengusir Clare.

“Aku harus bisa membuatnya meninggalkan tempat ini! Jangan sampai dia ingat siapa aku.” batin Arka.

“Tapi tadi aku sudah janjian dengan Azzura di tempat ini. Mungkin Azzura ada urusan maka nya dia belum datang. Tidak masalah kan kalau aku menunggu Azzura di tempat ini? Lagian tanggung nih, aku sudah bawa alat untuk mendesign.” Clare mengangkat tas kecil nya yang berisi buku dan perlengkapan nya yang ia perlu kan untuk mendesign.

“Bagaimana ini? aku tidak mungkin meninggalkan Clare sendirian di tempat ini? bagaimana kalau yang lain datang dan cuap-cuap tidak jelas. Bisa kacau semua nya.” Gumam Arka dalam hati.

“Hmm kalau kau ragu untuk meninggalkan ku sendirian disini, mengapa kau tidak menemani ku saja. Aku tidak keberatan sama sekali.” Ucap Clare seolah tahu isi kepala Arka.

Clare yang tidak menunggu jawaban keluar dari mulut Arka langsung mengambil posisi paling wuenak bagi nya untu mendesign. Clare meletakan tas kecil lalu selojoran kaki di atas karpet tebal berwarna kopi susu yang berada di tengah-tengah ruangan itu.

“Suasana tempat in sangat nyaman.” Batin Clare, “ Paling tidak disini aku bisa mendesign dengan tenang dan melupakan sebentar semua permasalahan ku!” Clare pun mengeluarkan buku sketsa nya dan beberapa alat tulis yang dia butuhkan.

“Live must go on, Clare! Ayo semangat!!” Clare kembali menyemangati dirinya.

Bagiamana pun Clare harus mendesign sesuatu karena peragaan busana yang akan di taja oleh perusahaan nya di Paris akan segera di gelar.

Waktu Clare tidak lah banyak untuk menyelesaikan design nya.

Jika Clare terus meratapi peristiwa buruk yang menimpa nya maka waktu nya hanya akan terbuang percuma.

Arka yang melihat Clare mengeluakan semua isi tas nya di atas karpe itu hanya bisa berkata, “Anggap seperti rumah mu sendiri nona Clare.”

Setelah menyebutkan itu, Arka naik ke lantai atas.

Untuk saat ini Arka harus bisa jaga jarak dari Clare. Satu ruanagn boleh, tapi duduk dekatan tidak. Arka takut Clare mengenali bau tubuh nya.

☘️

☘️

☘️

☘️

☘️

Office boy baru HD designs company