Istri Kontrak CEO Dingin

🌷Mansion Harison Galaxi🌷

Sementara di mansion yang mewah nan megah itu, seorang pria yang bertubuh tegap atletis tengah menghabiskan waktunya berolahraga kurang lebih selama 1 jam di ruang olahraga. Pria itu adalah Sky yang tak pernah absen untuk mencari keringat setiap libur kerja. Tak heran jika pria dewasa itu memiliki otot-otot yang terbentuk indah, membuat kaum hawa terpikat kala melihat keindahan pahatan yang sempurna di bagian-bagian tertentu.

Buliran keringat sudah mengucur membasahi wajah dan tubuh kekarnya. Hal itu menambah kesan seksi pada tubuh bagian atasnya yang tak terbalut pakaian.

Nafasnya kian memburu, Sky memilih untuk menyudahi kegiatan latihan fisiknya. Tangan besarnya terulur mengambil handuk kecil yang ada di hadapannya untuk menyeka keringat di wajah dan lehernya.

Kedua netranya menyorot pada jam dinding yang menunjukkan jam 7 pagi. Sky bergegas menuju ke kamarnya, lalu membersihkan diri dan setelah itu turun untuk sarapan.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, kini pria dingin itu masuk ke dalam walk in closet. Di bukanya lemari pakaian yang berisi outfit santainya.

Sekilas sudut matanya melirik pada sebuah kaos hitam bertuliskan brand ternama yang tergantung rapi.

Seketika pria itu tertarik ke masa lalu yang membuatnya berbeda dari sekarang. Dulu Sky bukanlah sosok yang dingin dan juga datar. Dia pria yang ramah, baik, lembut, dan juga penuh perhatian. Namun semuanya berubah kala sebuah peristiwa yang memilukan, mampu membuat sosok Skyler Harison Galaxi membeku dan mengunci rapat hatinya.

Bayangan seseorang yang memberinya kaos itu tiba-tiba terlintas di benaknya. Memori-memori indah muncul satu persatu bak seperti slide film yang memenuhi isi kepalanya.

Masa lalu yang belum usai, namun terpaksa untuk di sudahi karena terhalang oleh jarak dan juga impian yang harus di wujudkan.

Dan pada akhirnya Sky mengalah, membiarkan separuh hatinya di bawa pergi ke negeri nan jauh disana. Kini hanya tersisa sepenggal kenangan yang masih singgah, bahkan sulit di lupakan olehnya.

Atau mungkin Sky sengaja membiarkan kenangan itu bertahta di relung hatinya.

4 Tahun bukan waktu yang sebentar, sakit karena perpisahan itu memberikan trauma sendiri bagi pria berumur 25 tahun itu.

Pada akhirnya Sky tetap sendiri selama 5 tahun sejak perpisahan itu terjadi.

Sky pun tak mengerti dengan apa yang ada di benaknya. Entah karena belum ada sosok yang mampu menarik perhatiannya, atau memang Sky enggan untuk membuka hati untuk wanita lain. Dan membiarkan satu nama di masa lalu yang masih bertahta di hatinya.

🌷Rumah Aletta🌷

Tampak sinar mentari menerobos masuk lewat celah tirai jendela yang bermotif bunga. Wanita berparas ayu itu masih setia berbaring di atas ranjang, tak berselang lama wanita itu mengerjapkan mata secara perlahan. Mengumpulkan kesadaran sedikit demi sedikit yang setengahnya masih berada di alam mimpi.

Aletta duduk di tepi ranjang, kedua tangannya dia bentangkan guna untuk merenggangkan otot-otot yang terasa kaku. Hampir 2 Minggu ini Aletta terus bolak balik kantor, rumah sakit, dan rumahnya. Mendadak tubuh Aletta jadi kaku, tegang karena di paksa untuk menguras tenaga.

Setelah 2 Minggu menjalani hari-hari yang tidak mudah, kini rasa lelah yang Aletta rasakan terbayar sudah dengan kesembuhan Mamanya.

Bagi Aletta tak apa meski dia harus menukar rasa lelah, bahkan rela mengorbankan masa depannya asal Mamanya bisa kembali padanya berkumpul bersama dalam keadaan sehat.

Tok ... tok ... tok ....

Terdengar suara ketukan pintu dari luar yang berhasil membuyarkan lamunan Aletta. Termasuk pikiran yang menerawang jauh tentang Sky.

3 hari yang lalu Sky menyempatkan diri datang ke rumah sakit untuk mengantarkan Aletta dan Mama Rina pulang ke rumah. Dan tentunya sudah dapat ijin dari Dokter yang merawat Mama Rina.

"Ya, sebentar." Aletta berseru seraya meraih ikat rambut untuk mencepol asal rambut panjangnya.

"Kak Aletta kok belum siap-siap sih?" seloroh Vano saat Aletta membukakan pintu kamar.

3 detik kemudian alis Aletta menukik hingga bertautan. Tergambar jelas kerutan halus di dahinya. Ini kan hari sabtu untuk apa dia siap-siap kalau tidak kerja. Aletta membatin.

Itulah sebabnya dia sengaja bangun siang hari ini karena tubuh Aletta butuh istirahat yang cukup. Sampai wanita itu menonaktifkan ponselnya agar tidak ada satu orang pun yang dapat menggangunya saat tidur panjang.

"Ini kan hari sabtu Dek. Ngapain juga kakak siap-siap," sahut Aletta sambil berlalu menuju dapur untuk mengambil air minum, mengisi kerongkongannya yang hampir kering.

Vano memutar malas bola matanya, "Makanya kak kalau punya ponsel itu jangan cuma jadi pajangan aja, pakai di matiin segala. Sekali-kali di lihat tuh ponsel, ada pesan masuk kah tidak. Kayak sekarang ini, jadinya nggak tahu kan kalau ada pesan dan panggilan masuk dari Kak Sky. Tuh orang nya di luar duduk di teras sama Mama," cerocos Vano yang mengekor Aletta ke dapur.

Sontak langkah kaki Aletta mendadak berhenti, kedua matanya membulat seakan ingin keluar dari sarangnya. Wanita itu tersentak kaget setelah mendengar penuturan sang adik. Buru-buru dia balik ke kamarnya sampai lupa minum.

Vano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Heran dengan kelakuan kakaknya yang tiba-tiba lari terbirit-birit ke kamar. Laki-laki itu lantas kembali ke teras menemui Sky.

"Mana kakak kamu, belum siap?" tanya Mama Rina saat anak laki-laki nya muncul dan duduk di sebelah Sky. Mungkin karena Vano laki-laki jadi langsung membaur begitu saja dengan Sky tanpa canggung.

"Siap darimana nya Ma? Orang Kak Aletta aja baru bangun kok. Ilernya aja masih kemana-mana," kata Vano yang terkekeh geli.

Ucapan Vano berhasil membuat Sky mendadak ilfil. Pasalnya Sky baru tahu jika wanita cantik yang akan di nikahinya itu tidurnya ileran.

Terlihat jelas gurat sesal di raut wajah Sky karena asal main comot saja wanita untuk di jadikannya sebagai istri. Dan lebih tepatnya dia baru tahu kalau Aletta ileran saat tidur.

"Vano, jangan asal bicara. Kalau sampai kakak kamu tahu, bisa-bisa tidak dapat uang jajan kamu karena memfitnah kakak mu di depan calon suaminya," balas Mama Rina yang tampak bergurau karena menanggapi celotehan putranya.

Seketika tawa Vano meledak, apalagi saat dia menangkap basah ekspresi Sky yang kelihatan jijik dari raut wajah Sky. Itu artinya sky menanggapi candaannya dengan serius.

"Kak Sky tenang aja, aku cuma bercanda. Kak Aletta kalau tidur nggak pernah ileran kok."

Sudut bibir Sky tertarik ke belakang, membentuk sebuah lengkungan yang tipis, sangat tipis, dan memasang wajah datar. Namun jauh di dalam benaknya, ada rasa lega yang tidak dia tunjukkan.

Setidaknya Aletta tidak akan mengotori ranjangnya saat tidur.

Iish!

Secepat kilat Sky menggelengkan kepalanya berusaha menepis segala macam pikiran aneh. Pikiran macam apa yang terlintas di kepalanya itu. Siapa juga yang akan membiarkan Aletta tidur di atas ranjang mewahnya.

🌷🌷🌷

Mobil mewah Sky meninggalkan halaman rumah sederhana yang di sewa oleh Aletta sejak 4 tahun terakhir. Keheningan pun menyelimuti keduanya hingga mobil itu memasuki jalan raya yang begitu padat.

"Masih jauh ya Tuan? Butiknya ada dimana?" Aletta membuka obrolan, memecah keheningan yang telah membuatnya bosan. Pria itu benar-benar irit bicara, kecuali kalau sedang memimpin rapat, bibirnya akan mengeluarkan kata demi kata yang sangat berkualitas.

Lulusan Universitas Oxford memang tidak perlu di ragukan lagi, dan otaknya sudah pasti encer.

"Nggak jauh dari kantor," jawab Sky singkat.

Aletta hanya mengangguk-angguk menanggapi ucapan Sky. Keheningan kembali terjadi, membuat Aletta bingung harus membuka obrolan apa lagi. Aletta yang ingin berceloteh pun rasanya malu, takut di kira mencari perhatian. Dan sebelum akhirnya Aletta memilih untuk diam.

.

.

.

🌷Bersambung🌷