Alexa Snowy Williams, putri bungsu Azka Abraham Williams, pemimpin Organisasi Black Alpha setelah kematian Axelle Williams, meninggalkan negaranya dan mencari kehidupan baru setelah ia mendapati kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 6 tahun, berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Membuang semua identitasnya, ia menata kehidupan baru dan mencari seseorang yang mencintainya dengan tulus, tanpa tahu siapa dirinya.
Mungkinkah Alexa akan menemui cinta sejatinya? Ataukah ia akan kembali kepada kekasihnya yang telah menyesal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LAKUKAN YANG TERBAIK
Alexa sedikit merasa kasihan pada mantan sahabatnya, Sisca. Ia sebenarnya hanya ingin membuat Sisca merasa salah sangka dan cemburu dengan pertemuannya dengan Darren.
Dulu, Alexa memang selalu meminta Sisca untuk menemani Darren terlebih dahulu jika dirinya harus bertemu dengan dosen. Namun, lama kelamaan Sisca selalu hadir lebih dulu pada pertemuannya dengan Darren, bahkan tanpa Alexa meminta. Alexa yang sangat mempercayai Sisca dan juga cinta Darren padanya, sama sekali tak menaruh curiga.
Alexa membaca pesan yang dikirimkan oleh salah satu anak buah Black Alpha yang ia tugaskan untuk mengawasi Darren. Ia tak menyangka Darren akan mengkhianati Sisca.
"Seorang pengkhianat, akan tetap menjadi pengkhianat," gumam Alexa sambil mengepalkan tangannya.
Alexa mulai berpikir, bahwa sejak awal hubungan mereka, seharusnya ia menyelidiki Darren. Cinta pertamanya, membuatnya buta dan menutup semua kemungkinan buruk. Perhatian yang Darren berikan membuatnya tak pernah sekalipun curiga.
Namun kini, ia akan memastikan tak akan pernah mau lagi jatuh di lubang yang sama, "Aku adalah Alexa Williams. Aku tak akan pernah membiarkan siapapun memperdaya diriku lagi."
*****
Darren terbangun dari tidurnya, dan merasakan ada seorang wanita yang tertidur di dadanya. Ketika matanya terbuka dan menyadari, ia segera mendorong wanita itu, hingga wanita itu jatuh ke lantai.
"Aduhh!!"
Darren langsung bangkit dan mengambil pakaiannya. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya. Ia juga menghubungi Lala, sekretarisnya, untuk membelikannya pakaian kerja lengkap dan dibawa ke kantor.
Setelah keluar dari kamar mandi dan selesau berpakaian, Darren melihat ke arah wanita yang memberikannya pelayanan semalam. Tanpa banyak bicara, ia membuka dompet dan melemparkan sejumlah uang untuknya.
"Ingat! Banyak bicara, habis riwayatmu!" ancam Darren yang selanjutnya langsung keluar dari ruangan. Ia pun segera mengendarai mobilnya dan menuju ke kantor.
Sementara wanita yang berada di dalam kamar, memunguti semua uang yang dilemparkan oleh Darren. Ia juga membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia mengambil sesuatu di balik pajangan yang ada di lemari. Ia tersenyum dan segera keluar dari kamar. Ia telah mendapatkan apa yang ia perlukan.
*****
Sudah 1 minggu ini Alexa selalu berada di Perusahaan Williams dan bekerja seperti biasanya. Ia menolak jika Darren datang dengan dalih kerja sama ataupun sekedar meminta maaf. Untuk saat ini, Alexa tak ingin memberi beban lagi pada Sisca. Bukan karena apa apa, tapi ia memikirkan anak yang ada dalam kandungan mantan sahabatnya itu. Ia sangat mencintai anak anak dan anak itu tidak bersalah. Biarlah untuk saat ini masalah itu datang dari Darren, bukan dari dirinya.
Brakkkk
Darren kembali membanting berkas di meja ruang tamunya. Untuk kesekian kalinya ia gagal untuk bertemu dengan Alexa dan hal itu membuat mood nya menjadi buruk hampir setiap hari.
"Sayang, kamu sudah kembali?" tanya Sisca yang baru saja keluar dari kamar tidur dan melihat Darren dari lantai atas.
Darren menghela nafasnya saat melihat kedatangan Sisca. Sejak istrinya itu mengacaukan rencananya untuk bekerja sama dengan Perusahaan Williams dan membuat Alexa tak ingin mendekatinya lagi, ntah mengapa Darren menjadi malas melihat istrinya sendiri.
Sudah beberapa hari belakangan ini juga ia menghabiskan malam malamnya di club bersama para wanita bayaran.
"Sayang, apa besok kamu bisa menemaniku menemui dokter Fred?" tanya Sisca. Dokter Freddy adalah dokter kandungan yang sekaligus adalah sepupu dari Darren.
"Apa kamu tidak bisa pergi sendiri? Manja sekali! Apa kamu tidak melihat betapa sibuknya aku?" gerutu Darren.
"Tapi kita sudah merencanakannya sebulan yang lalu, sayang."
"Kalau kamu tidak berbuat ulah, tentu aku tidak harus mengalami ini. Sikapmu itu terlalu posesif. Apa tidak bisa membedakan antara pekerjaan atau bukan?"
"Apa kamu masih membahas tentang pertemuanmu dengan wanita itu?" tanya Sisca.
"Alexa, namanya Alexa."
"Lihatlah, bahkan sekarang kamu begitu lembut menyebut namanya. Apa kamu tidak ingat bagaimana dirimu mengkhianatinya?" ucap Sisca yang seakan menyulut kemarahan Darren.
"Mengkhianati? Jangan mengajariku arti mengkhianati. Bukankah kamu sebagai sahabatnya juga menusuknya dari belakang? Lagipula, kamu yang menggodaku."
Sisca menampakkan wajah kesalnya dan ia juga mengepalkan tangannya. Perkataan Darren menyakiti hatinya. Bukankah mereka melakukannya berdua? Mengapa hanya dirinya yang disalahkan?
"Apa kamu tidak berkaca sebelum berkata? Lihatlah dirimu sendiri sebelum mengatakan bagwa aku menggodamu. Imanmu saja yang tidak kuat menahan godaan. Bukankah bagimu Alexa tak cukup?"
Brakkk
"Berani sekali kamu menjawabku?! Dasar wanita sialann!!" Darren menghampiri Sisca dan langsung menarik rambut istrinya itu. Ia menghempaskan tubuh wanita itu ke sofa.
Sisca terdiam sambil memegang perutnya. Ia yang tengah hamil usia trimester ke 2, mulai meringis. Darren yang melihat itu tiba tiba baru menyadari apa yang terjadi.
"Sayang? Maafkan aku. Apa ada yang sakit?" tanya Darren dengan nada khawatir.
Sisca meringis dan terus memegang perutnya, "sakit ... Perutku sakit."
Darren yang panik langsung mengangkat tubuh Sisca dan membawanya ke mobil. Ia meletakkan Sisca di kursi belakang agar istrinya itu bisa merebahkan tubuhnya, sementara ia akan menyetir.
Ia melajukan kendaraannya dengan cepat. Sesekali ia melihat ke arah spion untuk melihat keadaan Sisca. Rasa khawatir akan terjadi sesuatu dengan anak yang ada di dalam kandungan Sisca, membuatnya tidak konsentrasi.
Sesampainya di rumah sakit, Darren langsung kembali menggendong Sisca dan membawanya ke bagian gawat darurat. Ia meletakkan istrinya di atas brankar dan dengan rasa marah langsung memaksa dokter untuk memeriksa istrinya.
"Cepat periksa istriku atau aku akan meratakan rumah sakit ini!" teriak Darren yang tengah panik.
Melihat kepanikan dan kegelisahan Darren, membuat Sisca merasa dicintai dan diperhatikan. Di dalam hati kini ia sudah memiliki 1 kunci agar Darren terus memperhatikannya.
"Aduhh," sekali lagi Sisca memegang perutnya dan kembali meringis, membuat Darren mendekat dan memegang tangan dan mengelus perutnya.
"Maaf, maafkan aku. Aku akan segera memaksa mereka memeriksamu," ucap Darren.
"Hmmm."
Dokter Freddy, yang adalah sepupu Darren pun langsung menuju ke bagian gawat darurat setelah sepupunya itu menghubunginya. Kebetulan saat itu situasi gawat darurat sedang ramai dan tak bisa hanya fokus pada Sisca.
"Sebaiknya untuk sementara waktu ia dirawat inap di sini," ujar Dokter Freddy setelah melakukan pemeriksaan pada Sisca.
"Apa ada masalah dengan anakku?" tanya Darren.
"Untuk saat ini keadaan ibu dan bayi baik baik saja. Namun, jika ibunya mengalami stres atau tertekan, tak menutup kemungkinan hal yang buruk akan terjadi," jelas Dokter Freddy.
"Aku tidak ingin terjadi apapun! Cepat lakukan yang terbaik untuk perawatan dan pemulihannya saat ini," teriak Darren. Meskipun ia marah dengan Sisca, namun ia juga tak ingin anak yang ada dalam kandungan istrinya itu mengalami hal yang buruk.
🧡 🧡 🧡