Ig : @emmashu90
Gara-gara salah masuk kamar, Zalfa terpaksa harus bertemu pria asing yang membuatnya kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Kejadian dadakan itu membuatnya batal nikah dan kemudian salah nikah. haduuh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27.
Teriakan Zalfa membuat Tini yang sedang menyusun piring di rak langsung menghentikan pekerjaannya dan berlari menuju sumber suara. Didapatinya majikannya menangis haru. Tini bingung, namun kemudian ia merangkul bahu Zalfa dan bertanya, “Ada apa, Kak?” tangannya mengelus-elus bahu Zalfa. Mencoba menenangkan. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tapi tahu kalau majikannya sedang mengalami shock.
Zalfa larut dalam tangisannya.
Tini menangkap pemandangan di layar televisi. Tertulis judul besar tentang tenggelamnya sebuah kapal. Kini Tini mendapati jawaban dari pertanyaannya tadi. Ia pun merasakan tubuhnya menjadi lemas. Faisal bukan siapa-siapa dalam hidupnya, tapi orang paling penting di hidup majikan yang amat menyayanginya. Ia yang bukan siapa-siapa dalam hidup Faisal, merasa sangat terpukul dengan fakta itu. Lalu bagaimana dengan Zalfa sendiri? Pasti Zalfa merasa sangat terpukul.
“Ya Allah, kenapa Engkau tenggelamkan Faisal bersama kapal yang ditumpanginya? Selamatkan dia, Ya Allah…” lirih bibir Zalfa bergetar. Kemudian matanya terpejam dan tubuhnya yang telah bersimpuh itu roboh, tersungkur di lantai.
Tini terkejut. Ia mengguncang lengan Zalfa berkali-kali. Ia berlari keluar dan berteriak meminta tolong. Kepada siapa ia meminta tolong? Atifa dan Ismail tidak ada di rumah. Ia ingat tetangga sebelah rumah, Soleh. Kemudian ia berlari menuju ke rumah sebelah lalu menggedor pintu rumah tetangga setelah sebelumnya melewati halaman luas rumah Zalfa dan keluar dari gerbangnya.
Merasa tidak mendapat respon, Tini mendorong pintu yang tidak terkunci. Memasukinya dan berteriak, “Kak Soleeeh…. Kak Soleeh…!!”
Seorang pria keluar dari kamar bertelanjang dada, hanya mengenakan celana pendek. Tangannya mengusap-usap rambut yang basah barusan keramas.
“Eh… Tini. Bentar aku pakai baju dulu.” Lelaki itu kembali memasuki kamar ketika mendapati Tini sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Hampir saja Tini menabraknya jika ia tidak cepat berkelit.
“Kak, cepetan. Ini genting. Kak Zalfa, Kak,” seru Tini gugup.
“Zalfa kenapa?” sahut Soleh sembari memasang pakaian di dalam.
“Aduuuh… pokoknya cepetan. Kak Zalfa pingsan.”
Buru-buru Soleh melempar handuk setelah semua pakaian terpasang di tubuhnya. Membiarkan handuk teronggok di lantai. Ia keluar dan berlari mengikuti Tini yang sudah duluan menuju pintu keluar.
Sesampainya di rumah Zalfa, Soleh langsung menggendong tubuh Zalfa dan meletakkannya di spring bed kamar milik Zalfa.
“Kenapa bisa pingsan?” tanya Soleh yang mendapati air mata di pipi Zalfa.
“Ka… Kak Zalfa terpukul,” jawab Tini semakin gugup.
“Siapa yang mukul?”
“Bu… Bukan itu maksudnya.” Tini menelan dengan sulit. Kemudian menarik nafas agar kegugupannya hilang. “Kak Zalfa mendengar kabar buruk tentang kak Faisal, Kak Soleh dengar nggak tentang kabar kapal yang tenggelam? Nah, itu dia. Kak Faisal ada di kapal itu. Setelah dapet kabar itu, Kak Zalfa jadi kayak gini.”
“Ooo… Itu. Iya aku juga baru dengar. Memangnya siapa Faisal?”
“Calon suaminya Kak Zalfa.”
Soleh mengangguk.
“Bentar lagi mereka akan melangsungkan pernikahan. Bahkan hari pernikahan juga udah ditentuin. Tapi malah begini kejadiannya. Tragis.”
“Cinta Zalfa ke Faisal pasti dalem banget, sampe-sampe kondisi Zalfa begini saat tahu calon suaminya meninggal.” Soleh menatap wajah Zalfa yang matanya terpejam.
“Terus ini digimanain, Kak? Apa Kak Zalfa bakalan kenapa-napa?”
“Nggak apa-apa. Zalfa hanya shock. Kalau dalam setengah jam belum juga sadar, baru kita panggil dokter. Sekarang ambil minyak kayu putih.”
TBC
dia sdah tanggung jawab dg kesalah fahaman dan banyak berkorban ...ikuti nasehat Ismsil kakakmu