"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Keesokan harinya
Ariana keluar dari taman kanak-kanak, dan bergegas pergi ke rumah mewah itu.
Tepat seperti tebakannya, Daniel tidak pergi ke kantor hari ini, ia sengaja menunggunya.
Menunggu untuk melihatnya pergi ....
Selama proses pengobatan, sepasang mata dingin itu terus menatapnya seperti mengawasi seorang pencuri!
Ariana juga malas memikirkannya. Dia pikir, dengan cara itu dia dapat menghilangkan kesempatan dia untuk bersama dengan Kenzie.
Huh.
Dia sudah memiliki ide dan siasat, tunggu dan lihat saja nanti!
Setelah akupuntur selesai, kali ini dia tidak perlu di suruh oleh Daniel untuk pergi. Dia cepat-cepat membereskan peralatan medisnya, mengambil obat-obatan dan memasukkannya kedalam kotak khusus lalu mengambilnya membawanya pergi dengan cepat.
Melihat Ariana yang pergi seperti hendak melarikan diri itu, Daniel menatapnya heran sembari mengernyitkan keningnya, ia melihat ke arah perginya Ariana sampai tidak terlihat lagi orangnya.
Wanita sialan itu cukup sadar diri!
Jika dia berani membantah lalu menggunakan Kenzie untuk berpura-pura untuk dikasihani, maka Daniel akan langsung membuatnya tidak perlu repot-repot datang lagi untuk selamanya.
Sebelum Daniel berangkat ke kantor ia mewanti-wanti Kenzie beberapa kalimat lalu pergi ke kantor dengan hati yang lega.
Baru saja Danie keluar dari kamar Kenzie, sepasang tangan kecil mengetuk ringan jendela kamar Kenzie.
Kenzie bingung, keningnya mengernyit. Menatap tangan kecil itu, Kenzie langsung ingat dengan saudara laki-laki yang persis seperti wajahnya. Lalu ia berjalan perlahan menghampiri jendela dan membukanya. Matanya membulat saat melihatnya.
"Ini benar-benar kau! Ayo cepat masuk!"
Deffan segera melompat melalui jendela.
Kenzie terlihat berbinar, kemungkinan saudaranya ini bisa membantunya untuk menggantikan posisinya.
"Kau benar sekali, aku suka melihat mu. Kau suka dengan kejutan ini?" Deffan menggaruk kepala kecilnya yang tidak gatal.
Kenzie tertegun dan mengangguk.
Lalu ia tersenyum serta mengulurkan tangan kecilnya.
"Siapa namamu, aku tidak tau?"
"Nama ku Deffan."
"Dan aku ...."
"Aku tau nama mu Kenzie, kau tidak perlu memperkenalkan dirimu lagi."
Kenzie membulatkan matanya, terkejut mendengar tuturannya, lalu menatap anak kecil yang mengatakan bahwa namanya Deffan, nama yang cukup bagus.
"Dari mana kau tau nama ku?"
"Dari dokter Messa."
Mulut Kenzie yang kecil membulat, membentuk huruf O, bahwa dia mengatakan: "O ..., saya mengerti."
"Deffan, apakah kau kesini bersama Mama?"
Deffan mengangguk dengan penuh semangat.
Mata Kenzie langsung bersinar.
"Mama mana?"
Deffan menatap mata Kenzie yang penuh dengan harapan itu dengan ragu.
Ariana sudah memberi tahu Deffan untuk tidak memberitahu Kenzie bahwa dia adalah mamanya. Kenzie tidak memiliki kesan yang baik tentang dia. Setelah Kenzie memiliki kesan yang baik tentang dia, barulah Apriana akan mengungkapkan jati dirinya bahwa dia adalah Mama kandungnya.
"Nanti juga kau akan bertemu dengan mama. Apakah kau ingin pergi keluar? Jika kau mau pergi, aku bisa menggantikan mu seperti waktu itu."
Kenzie memandang Deffan dengan mengernyitkan keningnya dengan heran.
"Bagaimana kau tau aku ingin pergi keluar?"
Deffan kembali menggaruk kepala kecilnya. Kenzie sangat pintar dan sangat teliti dalam segala hal. Dengan cepat Deffan mencari kata-kata yang tepat untuk di katakan pada Kenzie, dan Kenzie akan mempercayainya.
"Hem ..., karena dokter Messa memberitahu ku, dokter Messa pernah merawat ku, dan tidak hanya itu, dokter Messa juga sahabat terbaik Mama."
Mata Kenzie berbinar-binar, ia menampilkan senyuman yang paling senang hari ini.
"Benarkah begitu!" Kenzie seperti ingin melompat-lompat kegirangan, sebentar lagi dia akan menemukan Mama.
"Ya, kalau tidak, bagaimana aku bisa tau."
"Lalu, kapan aku bisa melihat dan bertemu dengan Mama?" Rupanya Kenzie lebih peduli dengan masalah ini.
Deffan memikirkannya sebentar.
Mamanya mengatakan pada Deffan waktu itu, ketika Kenzie menyukainya, dia akan memberitahu Kenzie.
Deffan tidak tau berapa lama waktu yang di butuhkan untuk membuat Kenzie menyukai Mama.
"Mama sekarang tidak ada di sini. Mama ingin kamu bersenang-senang dengan dokter Messa dahulu, selama beberapa hari, kemudian dokter Messa akan mengirimkan beberapa poto untuk Mama. Dia sangat merindukan mu, nanti kalau dia sudah pulang, dia akan datang untuk melihatmu. Dia sangat berharap kamu bahagia."
Mendengar Mama sangat merindukannya, perasaan Kenzie sudah tidak karuan.
Dia tidak mengerti mengapa Mama tidak bisa selalu ada di sampingnya, apakah Mama tidak menyukainya?
Saat bertemu dengan Mama nanti, dia akan menanyakannya dengan serius.
"Oke, Kenzie, waktunya sudah tidak banyak, dokter Messa sedang menunggu mu di luar, jadi cepatlah pergi!"
"Oke."
Atas desakan Deffan, Kenzie langsung keluar dan melompat dari jendela, lalu menyelinap keluar dari Mansion Mewah itu.
Ariana sangat senang melihat itu, ia tersenyum menatap Kenzie.
"Kenzie, akhirnya kamu bisa keluar! kamu tidak ketahuan, kan?"
"Tidak." Kenzie menjawab dengan tidak sabar.
"Kenzie, kamu mau pergi kemana, aku akan mengantarmu!"
Kenzie tercengang, mengenai Mama, ia sudah tidak perlu lagi menyelidikinya. Yang akan dia lakukan sekarang adalah bermain dan bersenang-senang dengan dokter Messa, lalu mengirimkan poto-poto pada Mama. Begitu ia mengingat ucapan Deffan tadi.
"Tempat bermain yang seru di mana?"
Mendengar pertanyaan Kenzie, Ariana langsung tau bahwa Deffan telah membantunya dengan baik sesuai instruksi.
"Kalau ke tempat bermain anak-anak bagaimana?"
Kenzie bingung. Ia terdiam. Kenzie belum pernah ke sana, dan dia tidak tau dimana itu. Dia terlihat ragu-ragu lalu mengangguk dengan pasti.
Yee.... author sudah update ya, ayo like dan komen.
Berikan bintang lima pada penilaian ya please 🙏🙏.
Dukung karya author sepenuhnya. terimakasih
...****************...