NovelToon NovelToon
SANG MAFIA!

SANG MAFIA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Mafia / Pembunuhan
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lovallena

(STOP BOOMLIKE 🥰)

Gadis 22 tahun, yang baru saja mendapat gelar sarjana itu tengah berdiri di depan seorang CEO tampan namun bengis dan beraura kejam.

Namun gadis berambut pirang kecoklatan itu sudah mendengarnya sebelum ia memutuskan untuk melamar kerja di perusahaan terbesar di kota itu. Sehingga membuatnya bersiap untuk menghadapi kebengisan calon bosnya.

"Kau sudah tau siapa aku bukan? lalu apa motivasi mu sampai mau jadi sekretaris ku?" tanya pria 30 tahun yang belum menikah itu. Dia hanya suka bermain - main dengan wanita

Tapi tidak semua wanita bisa bermain dengannya.

"Tentu saja untuk mendapatkan uang, Tuan Michael" jawab gadis cantik bertubuh molek bernama Chania Renata.

Pria bengis itu tersenyum miring mendengar alasan klasik yang selalu ia dengar dari sekian banyak perempuan yang lolos interviuw HRD untuk menjadi sekretarisnya.

"Selain itu?" tanyanya menatap sinis tubuh Chania yang memang sesuai seleranya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovallena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Chania pasrah saat Oliver menarik rambutnya dengan begitu kuat. Ia merasa nasibnya sebagai sekretaris Michael akan berakhir malam ini.

Ia pun merasa ini akan di jadikan Oliver sebagai kesempatan untuk bisa menghukumnya atau bahkan menyakitinya lebih dari sebuah tarikan rambut.

Melihat Michael yang belum juga terlihat akan membantunya, Chania berinisiatif untuk membalas.

Ia menggerakkan tangannya untuk menarik baju Oliver. Namun sayang Oliver menepisnya dengan kuat. Bahkan tangan Chania menghantam pinggiran meja makan.

"Aakh!" Chania semakin merasakan sakit di kepala dan juga tangannya.

"Tuan muda, biarkan saya yang memberikan hukuman pada pelacur ini!" izin Oliver pada. Michael tanpa melepas tangannya yang menarik rambut pirang kecoklatan milik Chania.

Michael bergeming, ia seolah tak peduli dengan apa yang akan di lakukan Oliver pada Chania. Namun Oliver sedikit ragu untuk membawa Chania pergi dari hadapan Michael, karena Michael tampak cuek dan acuh.

"Boleh kan, Tuan? lagi pula Tuan muda tidak pernah menyakiti wanita secara fisik! jadi biarkan saya saja yang memberi wanita murahan ini hukuman!"

Alih - alih mendapat jawaban, Michael justru memotong steak nya dan kembali menyantapnya. Mengunyah dengan santai. Seolah tak terjadi apa - apa di sampingnya. Membuat Oliver, dan beberapa pelayan di sana, bahkan Chania sendiri merasa heran dengan sikap Michael.

Chania meneteskan air matanya, sepertinya Michael tidak akan peduli dengan nasibnya ke depan. Apakah itu artinya selama ini hanya kamuflase? Ia pikir, saat Michael memintanya untuk memanggil nama saja itu artinya hati kecil Michael mulai terbuka untuknya.

Namun sepertinya itu semua hanya harapan tanpa kenyataan. Chania meneteskan air matanya sedih. Bukan hanya karena tidak sanggup menahan rasa sakit di kepalanya. Apalagi beberapa kali Oliver menariknya ke belakang hingga kepalanya terbentur sandaran dengan sangat kuat. Namun juga karena rasa sedih mendapati kenyataan hati Michael belum tersentuh olehnya.

"Ikut aku, Pelacur!" tarik Oliver dengan menekan kata pelacur.

Akhirnya Chania pasrah, ia serahkan hidupnya pada takdir. Bahkan untuk mati di tangan Oliver sekalipun ia tak peduli lagi.

Toh, percuma ia hidup, pikirnya. Mendapatkan tiga milyar dalam satu tahun rasanya cukup sulit. Karena Michael hanya sekali memberinya satu milyar. Sisanya hanya di angka puluhan dan ratusan juta. Apalagi mendapati kenyataan Michael tak menghargai keberadaannya.

Chania berdiri dan bersiap mengikuti langkah Oliver. Hatinya sudah patah, tak lagi ada harapan untuknya bisa mengagumi dan mengambil hati Michael kembali.

Air mata Chania kembali menetes, setelah lima langkahnya mengikuti Oliver ke arah belakang rumah, Michael belum juga terlihat memberi keputusan.

Namun detik berikutnya, suara pelatuk yang di tarik membuat semua orang di ruang makan berhenti bernafas sejenak. Terutama para pelayan yang menjadi saksi kejadian malam ini, sampai menutup mulutnya. Begitu juga Oliver yang langsung berhenti melangkah, di ikuti oleh Chania.

"Satu langkah lagi, peluru ku akan menghancurkan kepalamu!" ucap Michael dengan dingin tanpa melihat ke arah Oliver dan Chania.

Sontak Oliver merenggangkan tangannya yang menarik rambut Chania. Jantungnya berdetak lebih kencang. Ia yakin, saat ini pistol Glock yang selalu di bawa Michael tengah mengarah padanya di belakang.

Dengan setengah ragu Oliver menoleh kebelakang. Dan benar saja, moncong pistol Glock milik Michael mengarah ke kepalanya. Dengan wajah dingin Michael yang bahkan tak mengarah padanya. Ia tahu, peluru Michael tak akan pernah meleset meskipun tanpa melihat musuh sepenuhnya.

Oliver membuka matanya lebar, dan seketika itu juga ia melepaskan tangannya yang menarik rambut Chania. Dan membalikkan badannya, menghadap Michael dengan nafas kembang kempis.

Melihat ekspresi Oliver, Chania memberanikan diri untuk melirik apa yang di lakukan Michael. Seketika ekspresi Chania berubah, ia menahan senyum bahagianya dengan raut wajah tak menyangka bahwa Michael akan melakukan sesuatu untuknya.

Melihat pistol yang sudah di tarik pelatuknya mengarah pada Oliver, membuat Chania melupakan rasa kecewanya pada Michael dalam sekejap mata.

Air mata Chania kembali menetes. Namun kali ini bukan tangisan sedih dan kecewa. Melainkan air mata bahagia atas tindakan Michael yang langsung bersikap tegas. Bahkan membuat Oliver kalah telak di tempat yang sama.

"Tu..Tuan.. apa yang Tuan lakukan? Tolong turunkan pistol Tuan." ucap Oliver dengan raut memohon. "Saya hanya ingin memberi dia pelajaran kecil, Tuan. Supaya pelacur kecil ini tau sopan santun!"

"Berhenti menyebutnya pelacur, brengsek!!" bentak Michael dengan nada tinggi. Dan seketika itu giginya mengerat. Seolah menahan emosi yang siap meledak.

Sontak semua orang tersentak kaget, hingga pundak mereka terangkat, karena suara Michael yang menggelegar. Di tambah wajah Michael yang merah padam, nafas yang naik turun.

Kaki Oliver sedikit bergetar, baru kali ini Michael membentaknya dengan separah itu. Sekaligus ia merasa malu karena pembelaan itu di saksikan langsung oleh rivalnya, Chania.

"Lalu apa julukan perempuan yang menyerahkan tubuhnya pada semua laki - laki untuk mendapatkan uang, jika bukan pelacur, Tuan?" Oliver mencoba untuk menjaga wibawanya sebagai kepala pelayan. Lebih tepatnya ia mengandalkan masa lalu, yang pernah dekat dengan Michael saat kecil.

"DIA BUKAN PELACUR!" ucap Michael penuh dengan penekanan, dan masih dengan pistol yang mengarah pada Oliver.

"Hah!" Oliver tersenyum mengejek melirik Chania sekilas. "Jika tidak terbiasa menjadi simpanan pria hidung belang, mana mungkin dia menjadi sekretaris pribadi Tuan muda Michael."

"Kau salah!" jawab Michael menurunkan senjatanya, sembari berdiri dengan aura dinginnya. "Hanya aku!" desis Michael sembari berjalan dingin mendekati dua wanita itu. "Hanya aku yang pernah di layani olehnya!" lanjut Michael tepat di telinga kanan Oliver.

Oliver mengerutkan keningnya, seolah tak percaya dengan ucapan Michael.

"Ma..maksud Tuan, sebelumnya dia perawan?"

"Hemm!" jawab Michael mengiyakan.

"Tidak! tidak mungkin dia perawan!"

"Itu kenyataannya, Oliver! aku yang pertama untuknya!"

Oliver menatap mata Michael, mencari kebohongan di mata Michael. Namun sayang mata Michael jelas menunjukkan suatu kejujuran. Nafas Oliver memburu, dan langsung beralih pada Chania di sampingnya.

"Bohong!" teriak Oliver tepat di depan wajah Chania. "Kau pasti pembohong!"

Brug!

Oliver mendorong Chania dengan kasar, hingga tubuh ramping Chania tersungkur di lantai.

"Siapa yang menyuruhmu, hah?" teriak Oliver membabi buta. "Kau pasti penyusup! siapa yang membayar mu!" hardik Oliver sembari menghampiri Chania, dan bersimpuh untuk meraih leher Chania dengan tangannya.

"Aakh!" Chania mendelik kesakitan saat lehernya mulai di cekik oleh Oliver.

Sekuat tenaga Chania mencoba menarik pergelangan Oliver. Namun hasilnya nihil. Tak sedikit pun tangan Oliver bergerak.

Sedikit banyak Oliver memang menguasai bela diri. Meskipun bukan ahlinya. Sehingga ia pun bisa memiliki cengkraman dan tendangan yang cukup kuat.

"Katakan!" teriak Oliver kencang.

"Akkh! le..lepas!" Chania kesulitan untuk bicara. Bahkan nafasnya mungkin sudah hampir habis.

"Dasar pelacur! cara apa yang kau gunakan untuk menipu Tuan muda Michael, hah!" cekikan tangan Oliver semakin kuat di leher Chania.

.

.

🪴🪴🪴

Happy reading 🌹🌹🌹

Jangan lupa tinggalkan like, komentar ataupun dukungan lainnya ya kakak 🙏

Secepatnya Othor akan up lagi 🥰

1
Izza Kadir
thur lama lagi ke up nye....
shiti
lanjut doang thor
Hafiz Zero
lama juga ya op nya...
Hafiz Zero
bagus bgt ceritanya GK ngebosenin
Sumarni Marni
haiiiii Thor lama amat op ku tunggu lho lanjutannya
Roslah Meilanie
akuh ikut nangis thor 😭😭😭😭
Mamah Kekey
perawan mah rasanya beda ...
Mamah Kekey
ikut sedih mewek...
Mamah Kekey
hadeh tegang.... untung bacanya MLM..pak su mna nih...
Mamah Kekey
keren tambah seruu
Mamah Kekey
chania seperti martabak.. spesial
Mamah Kekey
hebat chania .. mafia di lawan
Mamah Kekey
tambah seruu ceritanya
Mamah Kekey
😂😂😂
Mamah Kekey
visualnya Thor
Taijutsu 12
ceritanya sangat bagus
Wongso Shuni
lanjut thor
Hariono ono
bosen Jia trus
Hariono ono
bosen Thor Jia melulu Ama xoili
Hariono ono
maaf ya Thor klo boleh jia xioli di bikin kan judul sendiri soal nya bosen baca tentang mereka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!