"Kamu hamil anak saya kan?" Dengan suara dingin Kendra berbicara kepada seorang gadis yang sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.
Mendengar suara yang sangat dia hindari, gadis bernama Aleera Qiara Sabrina itu langsung terdiam di tempatnya.
"Maksud Pak Al apa? Saya hanya sedang masuk angin saja." Jawab Aleera tegas.
Kendra tersenyum simpul.
"Baik, kalau begitu ayo kita periksakan ke rumah sakit."
Seketika Aleera memucat. Apakah kesalahan satu malam antara dirinya dengan Kendra yang merupakan kakak dari Sandra (Sahabatnya) dan juga Dosen di tempatnya kuliah akan membuat Aleera terikat dalam sebuah hubungan dengan laki-laki dingin itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semua akan berlalu
“Bang?” Rendra memanggil Kendra yang terdiam.
Hal itu membuat fokus Kendra kembali. Dia tidak yakin apakah harus mengatakannya kepada Rendra atau tidak.
“Kita ke ruangan ke kamar Abang.” Ujar Kendra seraya beranjak dari duduknya. Dia tidak mungkin menceritakan apa yang terjadi di ruangan terbuka seperti ini. Bisa saja tiba-tiba asisten rumah tangganya lewat atau Sandra turun.
Melihat Kendra yang beranjak dari duduknya, Rendra mengikuti langkah Abangnya itu ke kamar. Jika sudah seperti ini Rendra yakin kalau permasalahannya sangat serius.
Kendra duduk di sofa kamarnya. Dia tidak tau harus mulai darimana menceritakannya kepada Rendra.
Rendra juga duduk tenang di depan Kendra, dia menunggu Abangnya untuk bercerita sendiri meskipun sebenarnya Rendra sudah sangat tidak sabar.
“Abang memperkosa Aleera.” Tiga kata yang keluar dari mulut Kendra membuat Rendra terkejut bukan main. Raut terkejut tidak bisa Rendra tutupi, tapi untuk sesaat wajahnya berubah kembali normal.
“Hahaha… Nggak usah becanda deh Bang. Nggak mungkin Abang melakukan hal sebejat itu, apalagi Aleera. Bang, Aleera bahkan sudah seperti adik kita sendiri, dia sahabat Sandra.” Rendra sama sekali tidak percaya dengan apa yang Kendra ucapkan.
“Abang serius Ren, Abang menodai Aleera.” Jawab Kendra datar.
“Bang, serius?” Tanya Kendra yang masih tidak percaya.
Kendra menganggukan kepalanya.
“Kok lo brengsek banget sih Bang? Lo mikir apa sampai-sampai perkosa Aleera? Dia salah apa sama lo? Udah gila lo ya.” Rendra yang biasanya selalu bersikap hormat kepada Abangnya saat ini kehilangan kendalinya. Tidak pernah Rendra berbicara dengan Kendra menggunakan lo-gue.
Kendra yang melihat Rendra kehilangan kendalinya hanya diam saja karena disini dia lah yang bersalah. Kendra tidak akan memberikan pembelaan apapun atas kesalahannya ini.
Melihat Kendra yang hanya diam, Rendra mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Pasti Kendra memiliki alasan dan pasti Abangnya juga melakukan itu semua tidak secara sengaja.
“Sekarang ceritain ke aku apa yang sebenarnya terjadi.” Ujar Rendra kepada Kendra setelah dia berhasil menenangkan dirinya. Walau bagaimana pun saat ini yang Kendra butuhkan adalah teman untuk berbagi dan sebuah solusi.
Dengan tenang Kendra menceritakan penyebab dirinya sampai bisa menodai Aleera. Bagaimana dirinya yang pulang dalam keadaan mabuk dan bagaimana dia menyeret Aleera masuk ke kamarnya. Semua Kendra ceritakan secara rinci yang di ingatnya.
Rendra yang mendengar cerita Kendra langsung menggelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan apa yang sudah Abangnya itu lakukan.
“Bang, Abang kan tau sendiri kalau Ayah memperbolehkan kita minum alkohol dengan syarat kalo kita jangan pulang ke rumah karena Ayah tidak ingin Bunda dan Sandra melihatnya. Kita kan ada apartemen, kenapa Abang pulang ke rumah dalam keadaan mabuk?”
“Abang juga nggak tau kenapa bisa sampai pulang ke rumah Ren. Semua terjadi begitu saja.” Jawab Kendra.
“Terus sekarang gimana? Bunda dan Sandra pasti akan sangat kecewa dengan apa yang udah Abang lakukan ini.” Ujar Rendra.
“Abang sudah menemui Aleera dan berniat mempertanggung jawabkan semuanya, tapi Aleera menolak. Dia tidak mau Abang nikahi.” Ujar Kendra memberitahu Rendra.
Rendra mengangkat alisnya mendengar ucapan Kendra.
“Atas dasar apa Aleera menolak tanggung jawab Abang? Bukankah ada kemungkinan besar kalau Aleera bisa saja hamil anak Abang?” Rendra juga tidak menyangka kalau Aleera akan menolak pertanggung jawaban Kendra.
Dimata Rendra, Aleera adalah gadis manis dan kalem. Sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Sandra yang ceria dan manja. Tapi meski begitu, Rendra bisa dengan mudah akrab dengan Aleera karena sifanya yang humble. Seperti kepada Sandra, Rendra juga cukup dekat dengan Aleera. Bahkan setiap dia pergi tugas ke luar kota pun Rendra pasti akan membelikan oleh-oleh yang sama antara Sandra dan Aleera.
“Justru karena belum pasti Aleera hamil dia menolak pertanggung jawaban Abang.” Jawab Kendra. Terdengar nada putus asa di dalam suaranya.
Rendra tidak tau kalau Aleera ternyata bisa sekeras kepala itu.
“Lalu sekarang apa yang akan Abang lakukan?” Tanya Rendra kepada Kendra.
“Abang akan terus mengawasi Aleera karena bisa saja dia hamil. Abang tidak akan lari dari tanggung jawab.” Jawab Kendra.
Rendra menganggukan kepalanya setuju dengan keputusan Kendra. Yang membuat Rendra bersyukur adalah ternyata Abangnya tidak se brengsek yang dia pikirkan. Abangnya masih tetaplah laki-laki yang bertanggung jawab dengan apapun yang telah dia lakukan.
“Lalu bagaimana dengan Bunda, Ayah dan Sandra?” Tanya Rendra kepada Kendra.
Kendra terdiam, itu juga yang masih dia pikirkan saat ini. Cara memberitahu orang-orang kesayangannya agar mereka tidak terlalu kecewa dengan apa yang sudah dia lakukan. Meskipun itu adalah hal yang tidak mungkin karena sudah jelas Kendra membuat mereka semua kecewa.
“Untuk sementara Abang akan merahasiakan semua ini dari mereka.Karena kamu tau sendiri kalau Aleera masih belum setuju dengan keinginan Abang untuk menikahi dia.” Jawab Kendra. Jujur Kendra tidak ingin menjadi laki-laki pengecut seperti ini. Kendra ingin mengakui kesalahannya kepada Ayah Radit dan Bunda Sya, tapi itu tidak bisa Kendra lakukan sekarang.
“Kalau itu memang sudah menjadi keputusan Abang ya sudah. Aku yakin Abang bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan baik.” Ujar Rendra.
Setelah pembicaraannya dengan Rendra, setidaknya saat ini Kendra merasa sedikit lega karena sudah membagikan sedikit bebannya kepada orang lain. Saat ini yang harus Kendra pikirkan adalah bagaimana cara dia mempertanggung jawabkan perbuatannya selain dengan menikahi Aleera karena gadis itu tidak menginginkannya. Tapi selain menikahi Aleera, Kendra tidak melihat ada jalan yang lain. Seperti hanya itulah satu-satunya cara Kendra bertanggung jawab.
\~\~\~
“Tidak apa-apa Aleera, ini bukan salah Pak Al sepenuhnya. Tidak akan terjadi apapun. Kejadian ini tidak akan berarti apa-apa untuk kamu. Semua akan sama dan kamu bisa menjalankan hidup kamu seperti biasa.” Aleera terus menyemangati dirinya sendiri. Aleera tidak boleh terpuruk hanya karena kejadian ini. Lagi pula jaman sekarang sudah maju, kehilangan sebuah selaput dara sudah menjadi hal lumrah sekarang ini.
Tapi meski begitu tetap saja Aleera merasa sangat sedih. Dia ingin marah tapi tidak tau harus marah kepada siapa. Biar bagaimanapun kehilangan kehormatan dengan cara seperti ini adalah suatu hal yang sangat menyakitkan.
Aleera menatap dirinya di cermin. Wajah sembab dan pucat, bibir kering karena seharian ini dia tidak makan dan minum sama sekali, rambut kusut karena yang dia lakukan sejak kepulangan Kendra tadi hanya menangis di kamarnya.
Aleera tersenyum sendu. Apa salahnya hingga semua ini terjadi kepadanya? Dosa apa sebenarnya yang telah Aleera lakukan hingga mendapatkan ujian seberat ini. Padahal selama ini Aleera selalu berusaha untuk menjadi manusia yang baik.
“Besok semua akan kembali seperti semula.”
kisah Sandra ❤️ Daven sudah ada
kisah Rendra bila thor bila nak buat kisah percintaan Rendra putera ke2 dari keluarga Santoso bersama pilihan hati nya
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)