NovelToon NovelToon
Pesona Gadis Bayaran

Pesona Gadis Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:48.4k
Nilai: 5
Nama Author: Net Profit

Bagi mata yang memandang hidup Runa begitu sempurna tapi bagi yang menjalani tak seindah yang terlihat.

Runa memilih kerja serabutan dan mempertahankan prinsipnya dari pada harus pulang dan menuruti permintaan orang tua.

"Nggak apa-apa kerja kayak gini, yang penting halal meskipun dikit. Siapa tau nanti tiba-tiba ada CEO yang nganterin ibunya berobat terus nikahin aku." Aruna Elvaretta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa sih?

Runa menyambar jaket yang menggantung di belakang pintu sebelum pergi. Meskipun banyak pikiran tapi ia memutuskan untuk tak ambil pusing hingga pagi ini ia bisa tetap bangun pagi seolah tak terjadi apa-apa. Jika orang lain tak akan bisa tidur saat banyak pikiran, Runa sebaliknya. Seperti tak masuk akal bukan? tapi itu lah Aruna. Cara terbaik supaya tak terus memikirkan masalah yang ia hadapi adalah dengan menyibukan diri hingga tubuhnya lelah dan bisa beristirahat dengan tenang.

Runa menuruni satu persatu anak tangga dari kamarnya. Suasana di bawah sana masih sepi meski sudah jam tujuh pagi, mungkin karena weekend sehingga sebagian kecil mahasiswa bermalas-malasan di kamarnya sedang sebagian besar memilih pulang ke rumah masing-masing. Tak semua mahasiswa yang tinggal di dormitory adalah mereka yang berasal dari luar kota, beberapa ada yang asli warga lokal namun memilih tinggal di dormitory, salah satunya Runa. Padahal jarak dari rumah ke kampus hanya satu jam, paling mentok satu setengah jam jika keadaan jalan sedang padat.

Runa membuka ponselnya untuk memesan ojeg online. Ia segera memilih pengendara dengan jarak yang paling dekat ke dormitory. Sebelum menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku, Runa membuka beberapa chat masuk dari Qian. Dari lima chat masuk isinya sama semua, menanyakan apakah dirinya bersedia pura-pura menjadi pacar.

Huh! Runa menggela nafas kasar. Salahnya sendiri kenapa pake jawab mau dipikir-pikir dulu, nyatanya semalaman ia tak memikirkannya malah tidur.

"Bodo amat lah, yang penting sekarang temenin tante Retno kontrol dulu aja." ucap Runa lirih.

Setelah ojeg pesanannya tiba, Runa segera meluncur ke rumah sakit. Menit demi menit ia menunggu di pintu ruang rawat jalan, sudah lengkap dengan aneka perbekalan supaya tante Retno tak bosan selama menunggu pemeriksaan nanti.

Runa mondar-mandir di depan sana, waktu untuk pemeriksaan sudah hampir di mulai tapi tante Retno belum juga datang. Runa memutuskan untuk menghubungi Qian tapi sudah berulang kali tak juga ada jawaban. Bahkan chat nya pun tak dibaca sama sekali. Keterangan dilihat yang tertera di bawah nama kontak menunjukan pukul enam pagi. Itu adalah waktu terakhir Qian mengirim pesan padanya. Dapat dipastikan lelaki itu tak membuka aplikasi chat nya setelah pukul enam.

Tak kehabisan akal, Runa beralih menghubungi Mayra namun hasilnya sama saja. Akhirnya Runa pergi ke meja repsesionis, membiarkan pasien lain melewati nomor antrian miliknya sambil meminta kesempatan untuk langsung diperiksa apabila tante Retno sudah datang nanti.

Runa kembali ke kursi tunggu. Bercengkrama dengan beberapa pasien yang mengidap penyakit yang sama dengan tante Retno. Lumayan untuk nambah referensi supaya bisa menjaga tante Retno. Berhubung sudah satu jam berlalu tak ada info apa pun, Runa memutuskan untuk pulang. Menenteng tote bag berisi aneka cemilan Runa berjalan pelan keluar dari pintu rawat jalan.

"Mayra?" ucapnya begitu melihat sekilas gadis yang begitu mirip Mayra berlari masuk ke gedung IGD. Buru-buru Runa menyusulnya. Tenyata penglihatannya tak salah, gadis itu benar-benar Mayra.

"Dek!" Runa menarik tangan Mayra yang tengah sibuk membuka satu persatu tirai penyekat antar ranjang di IGD.

"Kak Runa." Keadaannya sama seperti saat mereka pertama bertemu, Mayra panik sambil menangis.

"Adek ngapain disini?" tanya Runa.

"Mama, kak. Mama dikatanya tadi pingsan terus di bawa ke rumah sakit."

"Jelasin pelan-pelan, dek. Kakak dari tadi disini tapi nggak liat tante Retno. Sekarang jadwal kontrolnya tapi tante Retno nggak datang. Kakak juga udah nelpon kak Qian tapi nggak ada jawaban."

Mayra menggeleng, "aku nggak tau kak. Aku aja tau dari bibi. Aku pergi jogging, karena mama mau kontrol di anter kak Qian. Tapi pas aku pulang bibi bilang mama pingsan. Aku langsung kesini." Mayra terisak, "sampe lupa harusnya aku telpon kakak yah." lanjutnya mencari-cari ponsel.

"Lupa, nggak bawa ponsel." Mayra makin terisak.

"Adek tenang dulu yah. Kita cari bareng-bareng." Runa menghapus pipi basah Mayra dan menuntun gadis itu ke meja resepsionis kemudian menanyakan adakah pasien IGD atas nama Retno. Ia kemudian menuntun Mayra pergi dari sana setelah mendapat informasi yang mereka butuhkan.

"Udah jangan nangis terus, ini udah ketemu ruangannya. Tante Retno pasti nggak apa-apa." Runa menepuk pelan punggung Mayra.

Begitu pintu kamar rawat inap terbuka, Mayra langsung berlari ke ranjang, menatap mamanya yang terkulai lemas. Ada cairan merah menggantung di tiang impus samping ranjang.

"Jangan nangis, nanti mama tambah sedih." Qian menghampiri Mayra dan memeluknya.

"Yang sabar yah, mas." ucap Runa.

"Makasih, Runa. Maaf belum sempat ngabarin, tadi pas mau berangkat tiba-tiba mama pingsan jadi langsung aku bawa ke IGD." jawab Qian.

"Nggak apa-apa, mas." Runa memperhatikan kantong darah yang sisa setengah, "tante di tranfusi darah mas?" lanjutnya.

"Iya. HB nya rendah." jawab Qian, "adek jangan nangis terus. Duduk disana aja yah." Qian memapah adiknya menuju sofa tunggu.

"Duduk sini, papa lagi nemuin dokter." jelasnya kemudian.

Runa juga ikut duduk disana, "gimana keadaan tante, mas?"

"Kakak keluar bentar yah, adek tungguin mama disini." ucap Qian ke adiknya, kemudian keluar setelah melirik Runa penuh maksud.

"Kakak juga keluar bentar yah." Runa mengikuti Qian.

Keduanya duduk di kursi teras ruang VVIP yang bentuknya seperti rumahan minimalis, setiap kamar memiliki teras masing-masing yang nyaman.

"Kalo aku jelasin di dalem ada Mayra, takut dia tambah panik." ucap Qian.

"Iya aku paham mas, jadi gimana keadaan tante sekarang? Mayra cerita katanya pingsan. Padahal terakhir cuci darah baik-baik aja."

"HB nya rendah. Jadi harus tranfusi darah, butuh tiga kantong. Sayangnya stok darah yang sama dengan mama hanya sisa satu dan itu lagi tranfusi sekarang." Qian menghela nafas panjang, tatapannya kosong ke depan penuh rasa bersalah.

"Harusnya aku bisa donor buat mama tapi aku terlalu takut jadi pas darahnya mau diambil malah tegang. Aku udah berusaha nenangin diri tapi tetap aja perawat bilang aku terlalu tegang sehingga pembuluh darahnya mengecil dan sulit untuk melakukan donor darah." Qian menjambak rambutnya sendiri, frustasi. Diantara anggota keluarganya hanya dia yang memiliki golongan darah yang sama dengan sang mama.

Melihat Qian yang begitu terpuruk, Runa mengulurkan tangganya. Merangkul Qian yang terus menunduk sambil menjambak rambutnya.

"Sabar yah mas, pasti ada jalan." ucapnya seraya mengusap pelan punggung Qian.

"Aku harusnya bisa donor buat mama, tapi ternyata nggak bisa padahal golongan darah kita sama."

"Bukan salah mas Qian. Kita cari jalan lain mas." Runa terus berusaha menenangkan. Andai bisa, ia ingin sekali mendonorkan darahnya untuk tante Retno. Melihat Qian yang begitu terpuruk meski tanpa penjelasan pun Runa paham betapa merasa bersalahnya seorang anak yang tak bisa membantu orang tuanya disaat kritis seperti ini.

"Tante Retno golongan darahnya apa mas? aku B rhesus positif, kalo cocok aku siap donor buat tante Retno." lanjutnya.

"Beneran?" Qian menatap Runa lekat-lekat, "mama golongan darahnya B."

Runa mengangguk, "Kalo gitu aku ke bank darah buat donor sekarang mas."

"Makasih Runa. Aku pasti bayar setiap tetes darah yang kamu donorin ke mama." teramat lega, Qian tanpa sadar memeluk Runa dengan erat, "makasih."

Runa mengangguk kecil di pelukan Qian.

"Maaf yah." Qian melepas pelukannya, "aku kelewat lega ada yang mau donor buat mama." lanjutnya, sedikit kikuk.

"Nggak apa-apa, mas. Kalo gitu aku ke bank darah sekarang yah." pamit Runa. Ia buru-buru pergi, rasanya ada yang tidak beres setelah dipeluk Qian, dirinya tiba-tiba jadi gugup tak jelas.

"Kenapa sih jadi deg-degan gini?" Runa berulang kali menghela nafas panjang, "Biasanya mau donor juga nggak pernah deg-degan gini." Runa menepuk pelan dadanya. Selama menjadi mahasiswa ia selalu rutin donor darah tiga bulan sekali. Bahkan hal itu sudah ia lakukan sejak SMA dulu. Jadi rasanya tak mungkin ia deg-degan hanya karena mau donor darah.

"Masa iya sih gue deg-degan gini gara-gara dipeluk mas Qian?" batin Runa, "No! Sadar Runa, dia itu klien!" ucapnya kemudian.

.

.

.

jangan lupa like komen sama votenya oke

1
marie_shitie💤💤
Alhamdulillah sehat selalu ya ka....
Terima kasih sudah meluangkan waktu disetiap aktivitas kesibukan kk
marie_shitie💤💤
hahahaha km sih cari gara gara juga,niat tolong mlh km yg minta tolong 🤣🤣🤣🤣🤣
marie_shitie💤💤
qian pusing bukan karena itu mah tapi,dari tahap pura pura mlh harus JD hubungan yang lebih serius,, biarin pelajaran dia ber2 KLO soal keluarga dan pasangan g boleh main main
marie_shitie💤💤
sebenarnya ga beda jauh istilah nya hanya,saja makna ny itu yg satu high class yg satu standar uang receh
marie_shitie💤💤
hahaha g ad yg ksh air minum gitu buat netralin detak jantung qian
marie_shitie💤💤
semangat bgt mama Retno dah klop bgt dah m runa nih,,,,
Diah_Kustantie ✨💛
Nexxxxttttt semakin terJAPIT ya mereka 🤣🤣🤣🤣🤣
sum mia
biar cepat nikah Qian....jadi setuju aja lah....

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Herlambang Lutvi
tenang ka aku selalu sabar kok nungguinnya,,mas Qian ga bakal bisa TDR dia tenang mas da pasti di restuin kok🤣🤣🤣
titissusilo
gak pa2 nkahbaja cinta akan dtang pda wkt nya....asal jngn preeeeettttt🤭🤭🤭
MACA
awas ma...janga salah faham...anak mama mah...di retuin 1000 persen 🤣🤣🤣
lestari saja💕
bisa ga tidur karena penasaran ibukmu qian
MACA
😍😍😍🥰🥰🥰🥰
Linda Ayu Tong-Tong
pasti langsung digaas sruh ijab 🤣🤣
pusing dah kami run sama qian🤣
Rita
jadi kualat apa rejeki hasil dari bohong
Jumi🍉
Ya iyalah bakal tambah runyam ceritamu aja gak sampai selesai ortumu tentang tanggapan ortunya Runa pengen cepat nikahin anaknya, ini malah ibumu malah sampai punya pikiran ortunya Runa gak ngasih Restu perkara kekayaan.../Facepalm/🤣
Rita
😜😂😂😂😂😂😂besok pilih tanggal nikah lgsg pertemuan pertama
marie_shitie💤💤: hahahaha, maaf qian kita juga g bisa bantu km
total 1 replies
Shee
Alhamdulillah dah up, terima kasih kak net, semoha sehat selalu, urusannya cepet selesai biar selalu bisa update tiap hari. soalnya aku nungguin Qian-runa tiap jam🤭
Shee
Qian tambah strea aja, dari sono di buru-buru nikah, besok ketemu antar keluarga malah tambah parah bisa-bisa habis makan bareng besoknya langsung ke KUA 🤣🤣🤣🤣
Rita
dengerin dulu mahhhhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!