Seorang gadis bernama Anantari yang bercita-cita dirinya menjadi seorang ratu istana kerajaan. Perjuangan menjadi ratu kerajaan tidaklah mudah. Ketika ia ingin mewujudkan mimpi sebagai seorang ratu—terlalu banyak sekali hal yang harus ia hadapi, halangan-demi halangan terus menghampiri.
Namun ia adalah seorang gadis yang hebat. Dan tidak pernah menyerah akan mimpinya. Itu semua ia jadikan petualangan, sebuah petulangan yang panjang yang penuh lika-liku, dan Anantari selalu menjalani petualangannya menjadi seorang ratu dengan sangat riang gembira. Walaupun tidak mudah Anantari mencoba tidak menyerah, sampai mimpi menjadi seorang ratu terwujud.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikhlas M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Teman-teman, terimakasih telah datang untuk membantuku. Juga Anantari, apakah kamu sudah sembuh? Bukannya engkau sedang di rawat oleh para tabib di istana?” Tanya Esa yang terperanjat ketika Anantari hendak datang membantunya.
“Tentu Esa. Tabib-tabib itu sangat hebat. Mereka meracik ramuan untuk menyembuhkanku. Itu adalah minuman berwarna ungu, ketika aku hendak meminumnya, seketika tubuhku gemetar hebat. Lalu semua lukaku hilang, seketika daya di dalam tubuhku meningkat drastis. Aku bisa meningkatkan kekuatanku sekarang. Ayo Esa, kita harus segera kalahkan Archeri!” Seru Anantari.
Esa mengangguk. Mereka berlima membuat sebuah formasi melawan Archeri yang menjelma menjadi seekor naga berselimut listrik.
“Blar, blar!” Esa menyerang naga itu dengan bara apinya.
“Wushhh!” Dia terbang ke arah sang naga. Menghantam dengan keras naga itu.
“Pukulan api, hancurkan!” Seru Esa dengan lantang.
“Boom!” Tinjunya Menghantam kerongkongan naga itu. Naga itu tersungkur.
Lalu Wiraguna menyerang naga itu. Dia melemparkan halterenya mengarah ke lehernya.
Seketika halterenya dengan cepat menghantam leher sang naga. Pertarungan begitu sengit.
Naga itu mulai Menderam menggerutu. Ia begitu geram. Asap mengepul keluar dari hidungnya.
Mata nya menatap tajam Esa.
Naga itu kembali mengaung. Dia mulai menyerang salah satu dari mereka. Dia mengeluarkan sebuah api dari mulutnya. Api itu berselimut aliran listrik membentuk seperti busur panah.
“Wushhh!” Kekuatannya melesat dengan cepat.
Namun serangan itu mengarah kepada kalang. Seketika Anantari terperanjat. Berseru panik.
“Awas Kalang!”
“Blarrr!” Kalang terkena serangan sang naga. Dia hangus terbakar oleh api-api itu. Juga terkena sengatan listrik. Dia tidak mungkin selamat.
“Prakk!” Sang naga menghantam kalang dengan cakarnya.
Lalu Anantari dan teman-temannya menyaksikan pemandangan yang begitu memilukan. Anantari sangat terpukul. Air matanya menetes.
Anantari mengamuk. Dia memanggil dewi air. Namun kali ini berbeda, dia tidak bisa mengendalikan amarahnya. Dia berseru dengan lantang.
“WAHAI DEWA, DEWI KEHIDUPAN. BERIKANLAH AKU KEKUATAN. AKU AKAN MEMUSNAHKAN MONSTER NAGA INI DENGAN TANGANKU!” Seru Anantari dengan lantang.
“Darrr!” Petir menggertak. Berseru geram.
Lalu dia mengucapkan sebuah mantera yang berbeda. Dia meningkatkan kekuatannya ke level kedua.
“Hei air, jadilah mengeras. Kali ini aku memerintahkan mu. Tunduk lah kepadaku. Jadilah tombak-tombak tajam. Bunuh sang naga!”
Seketika udara sekitar menjadi dingin. Dia mengubah kekuatan airnya menjadi sebuah es. Lalu Es itu membentuk sebuah tombak berukuran sedang. Ujung-ujungnya begitu tajam. Sekarang dia siap menyerang sang naga.
Dan tiba-tiba saja pakaian yang ia kenakan berubah. Seketika dia memakai sebuah gaun yang di selimuti salju. Lalu di kepalanya tiba-tiba muncul sebuah mahkota. Mahkota itu berwarna biru muda hampir seperti warna putih. Berkilauan. Sekarang Anantari menjelma menjadi seorang dewi salju. Kekuatannya dua kali lebih meningkat di bandingkan sebelumnya.
Ketika kemarahannya memuncak. Dia bisa menjelma menjadi seorang dewi salju, dengan gaun yang terbuat dari butiran-butiran air yang mengeras menjadi sebuah es berbentuk salju.
Dan kekuatannya meningkat berkali-kali lipat dari sebelumnya. Dia sekarang melampaui kekuatan para teman-temannya.
Lalu Anantari mulai mengerakkan tangannya. Dia mulai menggoyangkan tangannya. Dia memberi perintah kepada salju-salju itu.
“Musnahkan!”
“Wushhh!” Tombak-tombak itu melesat dengan cepat ke arah sang naga.
“Boom!” Ledakan yang begitu dahsyat. Naga itu tersungkur. Anantari tidak memberikan sang naga ampun. Lalu dia memerintahkan sang langit untuk menghujani sang naga yang tersungkur.
“Wahai langit biru. Turunkan hujan!” Seru Anantari.
Hujan pun seketika turun. Namun hanya mengguyur tubuh sang naga saja. Butiran hujan itu terbentuk dari sebuah es. Dengan ujung-ujung yang runcing, tajam bagai ujung mutiara. Namun ukurannya sebesar batu-batu kerikil.
Sang naga menderam kesakitan. Ia mengaung seperti meminta ampun. Namun Anantari membentuk lagi kekuatan saljunya menjadi sebuah tombak berukuran sedang dengan ujung yang tajam.
“Musnahkan!”
“Wushhh!” Tombak salju itu melesat ke arah leher sang naga. Lalu seketika cahaya terang benderang keluar dari tubuh sang naga. Naga itu berubah kembali menjadi wujud manusia biasa, dia berubah kembali menjadi wujud Archeri.
“Ohok, ohok!” Archeri tersengal. Seketika darah keluar dari mulutnya.
Archeri tersungkur. Jalannya seperti orang yang pening (yang sedang mabuk). Dia berjalan ke arah Anantari.
Lalu Anantari menjelma kembali berubah dengan wujud manusianya.
“Geprak!” Archeri tersungkur di hadapan Anantari. Dia menyerah. Dia memohon ampun atas perbuatannya. Dan dia bersumpah akan bertanggung jawab atas apa yang selama ini telah ia lakukan.
Anantari mengangguk. Lalu dia menanyakan dimana sang raja hendak di sekap. Dan Anantari meminta agar Archeri memandunya ke tempat sang Raja di sekap.
Sebelum mereka pergi ke tempat sang raja di sekap. Anantari berjalan ke arah Kalang. Dia memberikan penghormatan terakhirnya. Terlihat tubuhnya Kalang hangus terbakar. Gosong karena terbakar oleh api dari sang naga.
“Kalang, aku sungguh terpukul atas apa yang telah terjadi padamu. Aku berjanji aku tidak akan membiarkan para sahabat-sahabatku pergi lagi. Aku akan berjanji akan selalu bersama mereka selama aku masih bisa bertarung. Aku berjanji akan menjaga satu sama lain. Karena aku telah bersumpah. Hatiku adalah milik tanah Arcania. Dan jika aku bisa meminta suatu hal, aku ingin menjadi seorang ratu suatu saat nanti. Mungkin seorang ratu yang hebat. Dan aku akan menjaga rakyat-rakyatku hidup berbahagia. Terimakasih Kalang, engkau adalah sahabat, juga seorang prajurit yang hebat!” Seru Anantari sambil meninggalkan jasad kalang yang terlihat terbaring hangus terbakar.
Lalu Archeri memandu Anantari beserta teman-temannya ke tempat sang raja di sekap.
... ...
...----------------...
“Silahkan masuk. Raja kalian berada di dalam.” Ucap Archeri dengan wajah menunduk berada di pinggiran pintu gudang sang raja di sekap.
Mereka mulai masuk ke dalam gudang.
“Itu sang raja!” Esa menunjuk ke arah sang raja.
Mulutnya di sumpal dengan kain.
Lalu kedua tangannya di ikat oleh sebuah tali.
Dan pakaian sang raja begitu lusuh.
“KALIAN BERHASIL MENYELAMATKANKU!” Seru sang Raja. Lalu dia menatap tajam Archeri yang tertunduk. Archeri begitu malu dengan perbuatannya. Dia lalu memaki-maki Archeri. Sang raja kesal atas semua perbuatan yang ia lakukan padanya.
“KAU SANG IBLIS! MUSNAH SAJA KAU DARI DUNIA INI! BERAPA NYAWA LAGI AKAN KAU MUSNAHKAN? APA KAU BERANI MEMBAYAR APA YANG TELAH KAU LAKUKAN?” Tanya sang raja dengan nada tegas. Dia menunjuk-nunjuk Archeri, dan menatapnya dengan tajam.
Terlihat Archeri begitu ketakutan dan dia begitu tertekan.
“HEI IMIGRAN SIALAN! AKU SANGAT GERAM KEPADAMU! HENGKANG SAJA LAH KAU DARI BUMI INI, AKU TIDAK MAU MELIHATMU LAGI, AKU SUNGGUH KESAL!” Seru sang raja.
“Sudahlah Archeri, kamu harus membalas apa yang telah kamu lakukan. Kamu telah merebut wilayah perdagangan Arcania. Dan kamu juga memonopoli perdagangan tersebut. Lalu kamu membunuh teman kami (Kalang). Kamu harus membayar untuk itu.” Timpal Esa kepada Archeri.
Archeri mengangguk dengan sangat malu. Lalu Archeri di bawa ke Istana Arcania untuk menjalankan sebuah hukuman atas apa yang telah ia perbuat.
Sang raja berharap Archeri bisa bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan.
“Tolong beri aku ampunan sang Raja, aku mohon, aku masih ingin tetap hidup!” Seru Archeri meminta kesempatan kepada sang raja.
Namun sang raja begitu bijaksana. Walaupun dia begitu kesal kepada Archeri. Namun dia sangat berbelas kasih kepadanya. Dia tidak punya hak untuk membunuh orang lain. Dia bukan seorang iblis.
“Baiklah aku tidak akan membunuhmu. Namun aku akan mengurung mu di penjara bawah tanah.”
Lalu Archeri di bawa ke istana Arcania untuk menjalankan sebuah hukuman. Dia di bawa ke penjara ruang bawah tanah di kerajaan Arcania. Tempatnya begitu gelap. Hampir tidak ada cahaya. Itu adalah balasan untuk apa yang dia telah lakukan.