NovelToon NovelToon
Cinta Dan Benci

Cinta Dan Benci

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:297.7k
Nilai: 5
Nama Author: Silvi fuji ps

Follow akun ig author ya : @fuji_ps25

S1:
Mencintai sahabat sendiri. Itulah yang dialami oleh Alfaizan Gifari Rahman, lelaki muda tampan yang memiliki sifat acuh dan berwibawa. Ia mencintai sahabatnya sendiri selama bertahun-tahun, namun tak berani mengungkapkan perasaannya itu. Dan kesalahpahaman terjadi hingga membuat Faizan membenci sahabatnya itu, Arista Kanaya Rahima.

Suatu hari Mereka dijodohkan oleh orang tua mereka yang juga berteman baik. Faizan yang masih diliputi sakit hati bersikeras menolak dengan alasan membenci Naya. Namun, akhirnya Faizan menerima karena paksaan dari keluarganya.

Setelah menikah sikap Faizan benar-benar menguji kesabaran Naya. Lelaki itu membuktikan ancamannya.

S2:
Ketika sandiwara membuat dua insan harus terikat dengan ikatan sakral tanpa adanya cinta. Lantas bagaimana kehidupan Gilang dan Laila setelah mereka benar-benar menikah?

Akankah tumbuh cinta diantara keduanya?

Bagaimana kisah selengkapnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Silvi fuji ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25

.

.

Laila menatap Rere dengan seksama menyimak setiap apa yang disampaikan wanita hamil itu padanya. Sembari memikirkan apa yang diucapkan Rere, Laila masih belum memalingkan pandangannya dari mulut bawel sahabatnya itu.

Rere menceritakan tentang keanehan yang ia rasakan dari Naya. Sahabat mereka yang akhir-akhir ini bersikap aneh dan jauh dari apa yang biasa menjadi tabiat Naya.

"Aku juga ngerasain sih, mbak. Kemaren itu, mbak Naya kayak ngambek gitu sama Pak Faizan karena Pak Faizan nggak mau nemenin mbak Naya makan. Nah, trus sate yang biasanya disuka banget sama mbak Naya kemaren dibilang nggak enak. Aku jadi bingung."

"tuh, kan La. Gue rasa Naya emang beneran ngidam deh. Karena, dia itu nggak suka sama makanan dan minuman yang terlalu manis."

Keduanya terdiam dengan pikirannya masing-masing. Mungkin tak masalah jika apa yang mereka perkirakan itu benar terjadi. Namun, yang menjadi kebingungan mereka adalah, Naya pernah bilang bahwa mereka tidur terpisah. Lalu bagaimana mungkin buah pikir mereka itu bisa terjadi?

"ya udah, sih. Kita lihat nanti aja." Ujar Rere mengakhiri perbincangan mereka.

.

.

Faizan memasuki rumah saat Naya keluar dari dapur menuju ruang tengah. Ia menatap heran suaminya yang juga menatapnya.

"kenapa? Ngapain ngeliatin kayak gitu?" sentak Faizan membuat Naya salah tingkah.

"nggak. Kamu jam segini udah pulang. Katanya ada kunjungan proyek." kata Naya.

"emang kenapa kalau aku pulang cepat? Kamu nggak suka?" Faizan berucap datar.

Tuh kan, berubah lagi. Tadi pagi baru perhatian, sekarang judes lagi.

Faizan menduduki sofa disebalah Naya. Ia melepas jam tangan, kancing lengan kemejanya dan menggulung hingga siku.

"gimana?" tanya Faizan tanpa menoleh pada Naya.

"hmm?" Naya bingung.

"masih mual?" Faizan memperjelas.

"Nggak. Udah baikan." Naya mencomot kue klepon di piring yang baru ia letakkan di meja.

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Sesekali Naya melirik Faizan yang menatap layar televisi. Naya merasa senang dengan kondisi mereka saat ini. Duduk berdua dengan suaminya sembari menonton TV. Walaupun suaminya tak berbicara.

Naya teingat sesuatu. Ada hal yang ingin ia sampaikan kepada suaminya.

"Mm, mas. Aku mau minta izin boleh?" Ujar Naya hati-hati.

Faizan mengangkat alisnya sebelah. Kemudian Naya mengatupkan bibirnya sembari menatap Faizan cemas.

"Aku diundang teman ke acara reuni SMA. Boleh nggak aku pergi?"

SMA? Faizan terlihat berpikir. Reuni SMA, apa Naya akan bertemu dengan mantannya? Oh tidak. Mereka berbeda angkatan. Tentu acaranya akan berbeda.

"kapan?" Faizan mencoba bersikap biasa saja.

"lusa. Boleh, kan?" Tanya Naya lagi.

"iya. Pergi aja. Asal jangan macam-macam." Ucap Faizan penuh penekanan.

"iya. Aku nggak akan macam-macam kok."

Mereka kemudian hanyut dalam pikiran masing-masing. Faizan, entah apa yang dipikirkan lelaki itu. Ia mencuri pandang ke arah istrinya. Sementara Naya, wanita itu tengah fokus menyimak setiap apa yang ditayangkan di layar televisi.

Faizan tiba-tiba merasa terpana menyadari paras istrinya yang cantik. Ia menyadari, bahwa memang ia terpesona sejak dulu dengan sosok istrinya yang pernah menjadi sahabatnya. Dan rasa itulah yang merusak hubungan persahabatan mereka.

Faizan mengalihkan tatapannya tatkala ia menyadari Naya yang tiba-yiba babgkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur. Faizan menghela napas panjang.

.

.

Hari ini pikiranku sedikit kacau. Naya pagi-pagi sudah membuatku cemas karena ia muntah-muntah di toilet kamar kami. Aku menghampirinya dan memegang bahunya.

"mm,,mas.." Lirihnya menatapku di cermin.

"makanya. Kalau nggak bisa makan makanan itu, jangan dimakan. Begini kan jadinya." Entah kenapa kata-kata itu keluar begitu saja dari bibirku.

Naya menatapku dengan mata yang berkaca-kaca. Oh tuhan, suami macam apa aku ini. Selalu menyakiti hati wanita yang aku cintai. Aku sendiri merasa sedih menyadari perkataan yang aku ucapkan, apalagi Naya. Ya, aku melihat dengan jelas air matanya mengalir, namun aku beruasaha bersikap acuh.

Aku membantu memapah Naya menuju tempat tidur dan membaringkannya. Kemudian aku menarik selimut untuk menyelimutinya.

"istirahat aja. Nggak usah banyak gerak dulu." Titahku dengan nada tegas.

"ke rumah mbak Hana kapan-kapan aja. Ntar yang ada kamu makin parah kalau dipaksain pergi. Mending istirahat." lanjutku. Aku cemas dengan keadaannya.

"iya." jawab Naya lirih tanpa menatapku.

Aku memilih memasuki kamar mandi. Sudah hampir masuk waktu subuh. Di dalam kamar mandi aku merutuki kebodohanku karena kembali menyakiti hati istriku. Huff. Kebencian yang aku miliki untuknya benar-benar telah menutupi rasa cintaku pada istriku

Tapi, percayalah bahwa aku sendiri juga merasakan sakit setiap kali menyakitinya. Aku merasakan sakit setiap kali melihat air matanya menetes karena ulahku. Aku juga menderita melihatnya menderita.

Maafkan aku Nay. Aku berjanji akan berubah dan membahagiakan kamu. Meski sulit untuk melupakan kekesalanku dulu, aku akan berusaha. Pelan-pelan menghilangkan egoku.

Siangnya aku menghubungi Mama dan meminta tolong kepada Mama untuk mengecek keadaan Naya. Aku benar-benar khawatir dengan kondisinya. Jujur saja aku tak tenang saat harus meninggalkannya yang sedang sakit. Tapi, bagaimana lagi. Aku juga punya tanggung jawab lain yang kuemban.

"Mah, Faizan minta tolong banget sama mama. Bentar aja deh, mama cek keadaan Naya. Soalnya Naya lagi sakit, mah." pintaku penuh harap pada Mama.

"sakit?? Naya sakit apa? Kok malah kamu tinggal sih?" Mama sedikit berteriak yang berhasil memekakkan telingaku, walau sedikit.

Aku pun memejamkan mata mengernyit mendengar omelan mamaku ini. Huff, aku tahu Mama sangat sayang pada Naya sejak dulu.

"mungkin karena Naya itu salah makan, mah. Dia kayak maksa banget makan cendol, padahal sebenarnya dia nggak bisa makan makanan yang terlalu manis. Ya, jadinya dia muntah-muntah."

"duuuhh.. Kamu, ya. Udah tau istri sakit, tapi kamu pergi-pergi gitu." Salah lagi. Kodrat ya, Lelaki selalu salah.

Aku kembali memejamkan mata mendengar omelan mama. "Mah, proyek Faizan itu lagi banyak. Jadi, Faizan harus cek langsung ke lokasi, bahkan hampir tiap hari. Ya, Faizan nggak mungkin harus batalin tinjauan lapangan hanya karena Naya sakit."

"hanya? Kamu bilang hanya, Zan? Dia istri kamu. Bukan orang lain yang kamu bisa acuhkan gitu aja. Mama nggak ngerti sama kamu, ya." Mamaku ini.

"Ya udah lah. Mama mau ketemu istri kamu. Assalamu'alaikum"

Aku memijit pangkal hidungku setelah mama mengakhiri percakapan kami di telepon. Selalu seperti ini. Apapun kesalahan Naya jika menyangkut denganku, Mama tetap akan menyalahkan aku. Terkadang aku merasa dianak tiriku oleh ibuku sendiri. Tapi, ya tak apa lah. Lagi pula aku mencintainya.

Aku mengambil kunci mobil dan berjalan meninggalkan ruanganku. Sesuai rencana aku akan menuju lokasi pembangunan proyek yang tengah berjalan setengah. Aku harus menuntaskan dulu semua pekerjaan dan langsung pulang.

.

.

Sesampai di rumah, aku melihat istriku tengah menatapku. Di tangannya terdapat sepiring kecil kue klepon. Sejak kapan istriku ini menyukai cemikan lunak seperti itu. Aku menepis pemikiran tentang klepon itu

Faizan memasuki rumah saat Naya keluar dari dapur menuju ruang tengah. Ia menatap heran suaminya yang juga menatapnya.

"kenapa? Ngapain ngeliatin kayak gitu?" aku menyahut yang ternyata membuatnya tersentak.

"nggak. Kamu jam segini udah pulang. Katanya ada kunjungan proyek." katanya.

"emang kenapa kalau aku pulang cepat? Kamu nggak suka?"ucapku datar.

Tuh kan, kenapa aku tak bisa menahan diri untuk tidak bersikap dan berkata dingin kepada Naya.

Aku memilih duduk di sofa disebalah istriku. Kulepas jam tangan, kancing lengan kemejaku dan menggulung hingga siku.

"gimana?" tanyak tanpa menoleh pada Naya. Sejujurnya aku sangat penasaran.

"hmm?" ia terlihat bingung dengan sahutanku.

"masih mual?" kataku memperjelas.

"Nggak. Udah baikan." aku menoleh kearahnya dan ia mencomot kue klepon di piring yang baru ia letakkan di meja.

Hanya keheningan menyelimuti kami. Aku menyadari bahwa istriku ini mencuri-curi pandang ke arahku. menggemaskan sekali.

"Mm, mas. Aku mau minta izin boleh?" Ujarnya terlihat ragu.

Aku menatapnya dalam. Apa yang ingin ia tanyakan sampai segerogi itu dirinya.

"Aku diundang teman ke acara reuni SMA. Boleh nggak aku pergi?"

SMA? Reuni SMA, apa Naya akan bertemu dengan mantannya? Oh tidak. Mereka berbeda angkatan. Tentu acaranya akan berbeda.

Aku mencoba terlihat biasa saja tanpa memperlihatkan kecemasanku padanya. "kapan?"

"lusa. Boleh, kan?" ia memohon.

"iya. Pergi aja. Asal jangan macam-macam." aku mengucapkan kata-kata itu penuh penekanan.

"iya. Aku nggak akan macam-macam kok."

Setelahnya kami sama-sama hanyut dalam pikiran masing-masing. Entah apa yang menarik dari film ini hingga membuat Naya hanya fokus menatap layar datar itu. Naya mengabaikan aku suaminya yang tampan ini. Ia tengah fokus menyimak setiap apa yang ditayangkan di layar televisi. Membuatku jengkel saja.

Aku meliriknya. Dan tiba-tiba aku merasa terpana menyadari betapa cantiknya istriku ini. Wanita baik hati yang mau bersahabat denganku dulu, dia yang ku cintai ini. Pemilik hatiku. Aku mencintainya sejak dulu, namun perasaan ini juga yang membuat persahabatan kami rusak.

.

.

1
Dedek Imutz
Luar biasa
Ratini
lanjut thor
Bunga Syakila
diulang lagi thor
Manoy Cagar
kabur aja lah nay,biar tau rasa tuh org
Bunga Syakila
up
Bunga Syakila
lanjut
Bunga Syakila
up
iciil
maaf ya readersku. kebetulan lama gak up karena ada kesibukan. tapi tetap bantu support author ya😊😘
Bunga Syakila
thor macam mana enggak mau kabur pemgemar athor upnya lama kali sekali uda selaesai
Bunga Syakila
semangat thor
nella juli
next thorrr up
Bunga Syakila
kapan kelarnya thor ip lama kali
Rosita Rosdiana
konflik yg gak kelar .... mkn muter2 ceritanya
wk
lama banget kak up nya
Bunga Syakila
thor lama upnya ya malah singkat 😔😔😔
Bunga Syakila
up jangan lama lama ya thor selalu ditunggu semangat 😊😊😊💪💪💪
wk
cerita nya seru,cuman up nya Lama semangat ya kak
Bunga Syakila
thor lanjut yg banyak ditunggu tunggu sedikit 😔😔😔
nella juli
next thorrr
Bunga Syakila
up lagi thor jangsn lama lama kalau bisa angak banyak alurnya ya thor ditunggu 😊😊😊😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!