NovelToon NovelToon
Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Sistem / Iblis / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: febri_yeee

nre: Fantasi, Aksi, Sekte-Building, Antihero, Overpowered

Sinopsis:

Di benua Elvaria, kehormatan dan kesetiaan adalah dua mata uang paling berharga. Namun, bagi Kael Arvane, seorang jenderal muda yang pernah menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran, keduanya hanyalah ilusi yang bisa dibakar oleh kekuasaan.

Dikhianati oleh rajanya sendiri dan difitnah sebagai pengkhianat, Kael diburu, disiksa, lalu dilempar ke lembah kematian yang dikenal sebagai "Jurang Sunyi"—tempat para monster, penjahat, dan kutukan abadi bermuara. Tapi justru di tempat itulah "Sistem Chaos Sovereign" bangkit dari sisa jiwanya yang penuh dendam.

Dengan sistem itu, Kael mampu menciptakan sekte dari nol: Sekte Chaos, sekte tanpa aturan moral, tanpa dogma suci—hanya kekuatan, kebebasan, dan ambisi pribadi. Ia mulai merekrut orang-orang yang dibuang oleh dunia: budak, pembunuh, monster setengah manusia, penyihir terkutuk, bahkan mantan bangsawan pengkhianat.

Dari mereka, ia membentuk Dua Belas Pilar Chaos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febri_yeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Api Pertama Perang Dunia Chaos

Fajar yang biasanya membawa ketenangan, kali ini membawa suara retakan dari langit. Langit bukan lagi langit. Warnanya memudar jadi merah darah, seolah dunia menyesali sesuatu yang akan datang. Gemuruh tak berirama menggema dari cakrawala, bukan seperti petir, tetapi seperti… teriakan.

Kael berdiri di menara tertinggi markas Sekte Chaos, mengenakan jubah baru—gelap seperti kehampaan, dihiasi ukiran cahaya chaos di lengan dan bahunya. Di tangannya, tongkatnya berdenyut seperti bernapas.

Velra muncul di belakangnya, lengkap dengan zirah perangnya.

“Kael… celah dimensi sudah terbuka di timur. Desa-desa kecil sudah menghilang tanpa jejak.”

Kael tak menoleh, hanya berucap pelan, “Itu… baru permulaannya.”

---

Di Balai Besar, dua belas Pilar berdiri mengelilingi peta dunia. Garis merah mulai menyebar di tiga wilayah utama: Tundra Senyap, Hutan Kelabu, dan Lembah Hitam. Ketiga lokasi itu adalah titik rapuh dunia. Dan kini… diserang secara bersamaan.

Pilar Ke-8, Shireen, mengayun kipas peraknya. “Pasukan Sang Tertua menggunakan entitas bayangan. Tak bisa dilukai senjata biasa.”

Pilar Ke-2, Zeth, menimpali, “Kita punya artefak chaos dan senjata dari Dimensi Dalam. Tapi jumlah mereka… lebih dari ribuan.”

Kael masuk ke ruangan dan semua terdiam.

“Bagi pasukan. Tiga tim utama,” perintahnya.

– Velra akan memimpin ke Tundra Senyap bersama Zeth dan Khuraz.

– Yulan dan Shireen ke Hutan Kelabu bersama Althor.

– Sementara aku, bersama empat Pilar sisanya, ke Lembah Hitam.

“Aku ingin kita bertindak cepat, menghentikan celah dimensi sebelum makin membesar.”

Velra mengepalkan tangan. “Kami akan menahan dengan nyawa, jika perlu.”

Kael mengangguk.

“Bukan hanya menahan. Tapi kita akan menyerang balik. Dunia ini milik kita sekarang, bukan Sang Tertua.”

---

Tundra Senyap

Velra, Zeth, dan Khuraz mendarat di tanah beku. Di sana, bayangan menjalar seperti benang hitam dari salju, membentuk raksasa runcing yang tak bersuara. Pasukan sekte di belakang mereka mengatur formasi.

Zeth menghentakkan pedangnya ke tanah. “Formasi Segel Petir. Kita putuskan arus mereka!”

Khruaz memanggil makhluk elemental dari dalam es. “Kau ingin merasai chaos, makhluk kegelapan? Mari kita main!”

---

Hutan Kelabu

Yulan melayang di udara, dikelilingi mantra chaos berlapis tiga. Shireen dan Althor memimpin murid-murid elite menyisir pohon-pohon yang berubah menjadi akar ganas.

Makhluk-makhluk bayangan menjelma dari bayang-bayang pohon, menyatu dalam bentuk seperti dewa serangga yang membawa kehancuran.

Shireen membuka kipasnya, melemparkan ilusi chaos yang membuat musuh saling menyerang satu sama lain.

Althor mengayunkan tombaknya, menciptakan medan gravitasi terbalik.

“Kita bersihkan dari tengah!” teriak Yulan. “Hati-hati, entitas ini bisa menginfeksi pikiran!”

---

Lembah Hitam

Kael memimpin sendiri. Di sana, celah dimensi sudah seperti lubang neraka di langit. Suara nyanyian mengerikan terdengar, seolah dunia mengingat kematiannya sendiri.

Pilar Ke-1, Velix, membelah langit dengan cambuk berdurinya. Pilar Ke-3, Mirra, memanipulasi bayangan musuh untuk menghancurkan satu sama lain.

Kael berdiri di depan gerbang celah. Ia membuka matanya sepenuhnya… dan aktivasi kekuatan penuh chaos di tubuhnya.

“Dengan nama kehendak bebas… aku lawan ketiadaan.”

Dia terjun ke dalam celah.

Di dalamnya, hanya ada kegelapan dan suara. Bukan suara teriakan… tapi kenangan.

“Kael… kau akan gagal… seperti dulu…”

“Kael… kenapa kau tidak mati saja… kau bukan siapa-siapa…”

“Kael…”

Itu suara masa lalu. Suara bangsanya. Suara pengkhianatan.

Kael menutup matanya. Tapi bukan untuk takut. Melainkan untuk menerima.

“Aku memang bukan siapa-siapa… karena aku membakar siapa diriku, dan membentuk yang baru dari abu.”

Ia membuka mata.

Dan tubuhnya menyala dengan bentuk chaos mutakhir: Wujud Sumber Kekacauan.

Dengan kekuatan itu, ia menghancurkan pusat celah, memutar ulang pusaran dimensi. Dan dalam sekejap, langit di atas Lembah Hitam kembali cerah.

---

Namun, kemenangan itu singkat.

Karena di saat bersamaan, seluruh dunia mengalami gempa tak biasa. Bukan dari dalam bumi… tapi dari realitas itu sendiri.

Kael jatuh ke tanah, lututnya menghantam keras. Ia terbatuk darah hitam.

Velix menangkapnya. “Kael! Apa yang kau lakukan?!”

Kael tersenyum lemah. “Aku… menutup satu celah… tapi membuka pintu yang lebih besar…”

“Pintu ke apa?”

Kael menjawab dengan lirih, “Pintu… ke tempat Sang Tertua tertidur…”

---

Malam itu, semua Pilar kembali.

Velra berhasil menahan Tundra, tapi setengah pasukannya gugur. Yulan dan Shireen berhasil menutup Hutan Kelabu dengan mengorbankan dua murid terbaik.

Dan Lembah Hitam? Tenang, tapi menyimpan ancaman baru.

Kael memanggil pertemuan terakhir malam itu.

“Perang ini… bukan perang kita lagi. Ini sudah jadi perang seluruh dunia.”

Ia menatap ke sekeliling.

“Kita harus mulai menyatukan faksi-faksi lain. Meski mereka musuh kita dulu. Kalau tidak, dunia akan runtuh sebelum kita bisa membentuknya kembali.”

Velra bersuara, “Kau yakin mereka akan percaya kita?”

Kael menatap langit yang masih merah samar. “Aku tidak butuh mereka percaya. Aku hanya butuh mereka ikut bertarung.”

---

Dan demikian, Sekte Chaos mengirim utusan ke kerajaan, ke penyihir tua, ke penyintas sistem lama, bahkan ke musuh bebuyutan mereka.

Karena dalam perang ini...

Tak ada yang netral.

---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!