NovelToon NovelToon
Lovely Lawyer

Lovely Lawyer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:78.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Elina adalah seorang pengacara muda handal. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah berhasil menyelesaikan banyak kasus penting di karirnya yang baru seumur jagung.

Demi dedikasinya sebagai seorang pengacara yang membela kebenaran, tak jarang wanita itu menghadapi bahaya ketika menyingkap sebuah kasus.

Namun kehidupan percintaannya tidak berbanding lurus dengan karirnya. Wanita itu cukup sulit melabuhkan hati pada dua pria yang mendekatinya. Seorang Jaksa muda dan juga mentor sekaligus atasannya di kantor.

Siapakah yang menjadi pilihan hati Elina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sisi Lain Gerald

“Kok Mama paham banget sih?”

“Karena Mama juga pernah menjadi korban pelecehan seksual.”

Refleks Elina mengangkat kepalanya. Matanya menatap lekat pada sang Mama. Ini pertama kalinya dia mendengar kalau sang Mama pernah menjadi korban pelecehan seksual.

“Mama bercanda kan?”

“Ngga. Mana mungkin Mama bercanda soal masalah serius kaya gini.”

“Kok bisa, Ma? Kapan kejadiannya?”

“Sudah lama. Sebelum Mama menikah dengan Papamu.”

“Papa tahu soal ini?”

“Tentu saja.”

Renata menarik kepala Elina untuk kembali rebah di bahunya. Wanita itu mulai menceritakan peristiwa menyakitkan yang menimpanya. Elina memeluk tubuh Renata ketika mendengarkan penuturan Sang Mama. Tak menyangka, wanita kuat seperti Mamanya pernah mengalami kejadian memilukan yang membuatnya terpuruk dan putus asa.

“Mama sempat mencoba bunuh diri. Tapi Tuhan masih menyelamatkan nyawa Mama. Saat itu begitu berat. Mama sudah tidak punya semangat hidup lagi. Tapi Mama beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi dan begitu peduli pada Mama. KiJo membuat Mama bertahan dan bisa keluar dari keterpurukan. Dia sangat menyayangi Mama. Begitu pula dengan Ninda, Kakek Abi dan Nenek Nina. Dan salah satu orang yang memberikan banyak kekuatan pada Mama adalah Papamu. Dia menangkap semua orang yang sudah melecehkan Mama dan memberi kesempatan Mama untuk menghukum mereka.”

Elina tak bisa menahan airmatanya setelah mendengar kisah kelam Renata. Sang Mama bisa begitu tegar menghadapi masalah yang menerpanya dahulu.

“Mama pasti sangat menderita. Tapi Mama tetap kuat. Aku salut sama Mama.”

“Mereka yang sudah memberikan kekuatan pada Mama.”

“Terus bagaimana ceritanya Mama sama Papa nikah?”

“Mama awalnya tidak ada keinginan untuk menikah. Mama merasa kotor dan tidak berharga. Tapi Papamu, dengan sabar terus mendekati Mama. Menawarkan persahabatan dan perlindungan. Akhirnya Mama menyerah, Mama jatuh cinta pada Papamu. Tapi Mama masih merasa takut, merasa tidak pantas bersanding dengannya. Papamu memahami itu dan terus meyakinkan Mama sampai akhirnya kami menikah dan dikaruniai kamu juga Gean. Mama bahagia menikah dengan Papamu dan Mama sangat mencintainya.”

“I love you, Ma. Aku juga ingin punya kisah cinta yang indah seperti Mama dan Papa.”

“Kamu sudah punya calonnya. Kamu hanya tinggal meyakinkan hatimu saja.”

“Ma.. kalau aku memilih Bang Zahran, apa Mama setuju?”

“Kamu sudah memutuskan memilih Zahran?”

“Mungkin. Aku merasa lebih nyaman saja bersama Bang Zahran. Dia sangat mengerti soal aku.”

“Bagaimana dengan Ge?”

“Aku juga nyaman bersama Bang Ge. Tapi apa yang kurasakan hanya sebatas perasaan kagum dan sayang pada mentor dan mungkin Kakak, tidak lebih.”

“Kalau kamu sudah memutuskan, Mama hanya bisa mendukung. Baik Zahran maupun Ge, sama-sama pria yang baik. Siapa pun pilihanmu, Mama setuju. Asalnya dia menyayangi dan mencintaimu dengan tulus. Mampu menjaga dan melindungimu dengan baik. Serta bisa menjadi imam yang baik untukmu.”

“Makasih, Ma,” Elina mencium pipi Renata.

“Kalau bisa cepat menikah ya.”

“Mama..”

Renata hanya melemparkan senyuman. Wanita itu mencium puncak kepala Elina lalu beranjak dari kasur. Dia segera keluar dari kamar sang anak. Saat menuruni anak tangga, matanya menangkap sosok suaminya memasuki rumah.

“Baru pulang, Mas?”

“Iya.”

“Pasti Mas capek banget. Mau berendam sambil aku gosok punggungnya?”

“Tumben punya inisiatif. Biasanya harus Mas yang minta.”

“Ya udah kalau ngga mau.”

“Siapa bilang ngga mau?”

Zar menarik pinggang Renata hingga tubuh mereka merapat. Pria itu mendaratkan ciuman lembut di bibir sang istri. Walau usia mereka sudah setengah abad lebih, namun kemesraan tidak pernah hilang dari keduanya. Sambil memeluk pinggang sang istri, Zar memasuki kamar tidurnya.

***

Sama seperti halnya Elina, Gita juga terkejut ketika Gerald memintanya membantu Elina menangani kasus yang tengah ditanganinya. Jika ditanya keinginan, tentu saja Gita ingin menolaknya. Bekerja sama dengan Elina adalah hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Namun wanita itu tidak punya keberanian untuk berdebat apalagi menolak perintah Gerald.

Usai menemui Gerald, Gita segera menuju ruangan Elina. Nampak wanita itu tengah berkutat dengan berkasnya. Sambil mengetuk pintu, Gita masuk ke dalam ruangan. Tanpa melepaskan pandangan dari rekan kerjanya itu, Gita mendaratkan bokongnya di kursi yang ada di depan meja kerja Elina.

“Pak Gerald bilang kamu butuh bantuanku untuk kasus yang kamu tangani.”

“Lebih tepatnya dia memaksaku bekerja sama dengan mu.”

“Kenapa? Apa The Great Elina tidak bisa menyelesaikan kasusnya sendiri?”

Perhatian Elina langsung tertuju pada Gita ketika mendengar ucapan wanita itu. Keduanya bersitatap dan saling melemparkan pandangan tak suka. Elina sedikit membanting berkas di atas mejanya. Dia sudah menduga kalau kerjasama ini tidak akan berhasil.

“Dengar, aku juga tidak suka bekerja sama denganmu. Aku tetap bisa memenangkan kasus ini dengan atau tanpa mu.”

“Oke. Kalau begitu silakan kerjakan sendiri. Aku tidak akan mengganggu. Aku akan bilang pada Pak Gerald kalau kamu tidak membutuhkan ku.”

“Silakan.”

Dengan kesal Gita bangun dari duduknya. Wanita itu segera keluar dari ruangan Elina. Dengan langkah panjang Gita menuju ruang kerjanya. Wanita itu mendaratkan bokongnya ke kursi kerja sambil menghembuskan nafas kasar. Untuk mengalihkan kekesalannya, Gita memilih mempelajari kasus yang baru saja diberikan padanya.

Baru lima menit Gita mempelajari kasus, Imam masuk ke ruangan Gita. Pria itu bermaksud mengambil berkas kasus yang tengah dibaca oleh Gita.

“Eh, kenapa mau diambil? Ini kasusku.”

“Sekarang menjadi kasusku. Kamu fokus saja membantu El.”

“Siapa yang bilang?”

“Pak Gerald.”

Imam langsung mengambil berkas di tangan Gita, lalu keluar dari ruangan. Di saat bersamaan, Gerald melintas di depan ruangan wanita itu. Dia segera masuk ke dalam, mengejutkan Gita.

“Sedang apa kamu di sini? Bukankah saya sudah bilang padamu untuk membantu Elina?”

“Maaf, Pak. Tapi sepertinya saya tidak bisa membantu Elina. Lagi pula dia tidak membutuhkan bantuan saya. Tadi saya sudah bertemu dengannya dan kami sepakat tidak akan mengerjakan kasus ini bersama.”

“Ikut saya!”

Gita bangun dari duduknya lalu mengikuti Gerald. Alih-alih menuju ruangannya, pria itu malah menuju ruang kerja Elina. Kedatangan Gerald yang tiba-tiba tentu saja mengejutkan Elina, apalagi ada Gita di belakang pria itu.

“Bukankah perintah saya sudah jelas? Kalian berdua akan mengerjakan kasus bersama.”

“Aku sudah mencoba, tapi aku tidak bisa bekerja sama dengannya,” sahut Elina.

“Saya juga tidak bisa bekerja sama dengannya. Silakan Bapak cari rekanan lain yang bisa membantunya,” sambung Gita.

“Apa kalian menganggap perintahku sebagai lelucon?!!!”

Baik Elina maupun Gita langsung tersentak mendengar suara tinggi Gerald. Wajah pria itu menunjukkan kekesalan dan amarah. Keduanya seketika langsung terbungkam. Pegawai lain yang berada tak jauh dari ruangan Elina juga dibuat terkejut. Ini pertama kalinya mereka melihat Gerald begitu emosi.

“Elina, kamu bilang akan melakukan yang terbaik untuk klien mu. Tapi apa? Baru kemarin kamu mengatakannya dan sekarang kamu sudah mengingkarinya!”

Tidak ada bantahan dari Elina. Wanita itu hanya menundukkan kepalanya.

“Dan Gita, apa sesulit itu bekerja sama dengan Elina? Apa ego dan gengsi mu jauh lebih berharga dibanding kelangsungan hidup klien?!”

Sama seperti Elina, Gita juga tidak mengatakan apa-apa. Wanita itu syok melihat Gerald yang begitu menakutkan hari ini.

“JAWAB!!!”

Keduanya seketika terlonjak mendengar suara keras Gerald. Beberapa karyawan sampai berkumpul di dekat ruangan Elina, untuk melihat apa yang terjadi.

“Kalau kalian tidak mau melakukan apa yang saya minta, cepat berikan surat pengunduran diri kalian. Saya tidak butuh pengacara yang tidak bisa bersikap professional!! Saya yang akan menangani kasus ini.”

Usai mengatakan itu, Gerald mengambil berkas di meja Elina lalu keluar dari ruangan. Begitu keluar, pandangannya langsung tertuju pada para karyawan yang sedang berkumpul.

“Apa kalian tidak ada pekerjaan?!”

Serentak mereka langsung membubarkan diri. Ada yang masuk ke ruang kerjanya, ada pula yang melanjutkan apa yang sedang dilakukannya tadi. Gerald segera meninggalkan lantai tiga. Pria itu naik ke lantai empat menggunakan tangga, bukan lift.

Sepeninggal Gerald, Elina dan Gita langsung jatuh terduduk di kursi masing-masing. Keterkejutan masih belum hilang dari kedua wanita itu. Perasaan bersalah langsung menyusupi hati Elina. Baru sekarang dia melihat sorot mata penuh kekecewaan dari Gerald ketika menatapnya. Wanita itu melihat pada Gita yang juga tengah termenung.

“Aku minta maaf, aku yang salah. Sebaiknya kita singkirkan dulu masalah di antara kita dan mari kita bekerja sama menyelesaikan kasus ini,” ujar Elina dan sukses membuat Gita mengarahkan pandangannya pada wanita di depannya.

“Aku juga minta maaf, aku sudah keterlaluan. Sebenarnya kamu sedang mengerjakan kasus apa?”

“Pelecehan seksual.”

“Baiklah, aku akan membantumu. Tapi berkasnya sudah diambil Pak Gerald.”

“Biar aku yang mengambilnya kembali. Atau kamu ikut saja.”

“Aku takut.”

“Aku juga takut. Lebih baik kita berdua yang datang. Kita yang sudah membuatnya semarah itu.”

Akhirnya Gita mau juga menemani Elina menemui Gerald. Keduanya keluar bersama dan segera menuju lift. Tak sampai lima menit, mereka sudah sampai di lantai empat. Dengan langkah pelan mereka menuju ruangan Gerald. Untuk sesaat keduanya hanya berdiam di depan ruangan sambil melihat Gerald yang tengah membaca berkas.

Sadar ada yang memperhatikan, Gerald mengangkat kepalanya. Sejenak dia memandangi Elina dan Gita yang hanya berdiri di depan ruangannya. Pria itu kemudian menggerakkan jarinya, meminta keduanya untuk masuk.

“Ada apa?”

“Aku minta maaf,” ujar Elina pelan.

“Saya juga,” sahut Gita.

“Apa kalian mau menyerahkan surat pengunduran diri?”

“Ngga. Aku mau menangani lagi kasus ku. Aku akan bekerja sama dengan Gita. Kami sudah sepakat akan mengerjakannya bersama.”

“Iya, Pak. Saya akan membantu Elina menangani kasus ini dan memenangkannya.”

“Apa kalian serius?”

“Iya. Aku mohon biarkan kami menangani kasus itu.”

“Baiklah. Aku menginginkan hasilnya secepatnya.”

Gerald menyerahkan berkas yang tadi diambilnya. Senyum tercetak di wajah Elina. Wanita itu langsung mengambil berkas tersebut sebelum Gerald berubah pikiran. Usai mendapatkan kembali berkas kasusnya, Elina mengajak Gita kembali ke ruangannya. Setelah kedua wanita itu meninggalkan ruangannya, Gerald menyunggingkan senyum tipis.

“Apa yang kamu lakukan sampai bisa membuat keduanya terlihat seperti Upin Ipin?” tanya Damian yang juga melihat kebersamaan Elina dan Gita.

“Hanya sedikit meninggikan suaraku saja,” jawab Gerald santai.

“Ya ampun, mereka pasti syok sekali. Gerald yang biasanya bersikap ramah, sabar dan mengayomi tiba-tiba berubah menjadi hulk, hahaha..”

"Well, sesekali aku harus bersikap keras."

"Aku setuju."

“Bagaimana dengan Firman? Apa dia masih menekan mu?”

“Ya. Tapi aku balik menekannya. Aku yakin sebentar lagi dia akan datang ke sini memohon bantuanku.”

“Ada apa?”

“Perusahaannya tersandung kasus. Ada yang menyabotase proyek mereka dan sekarang mereka dituntut untuk mengembalikan dana investasi.”

“Kamu sudah menemukan pelakunya?”

“Tentu saja. Tapi aku tidak akan langsung membantunya. Dia sudah berani mengancam ku. Tidak semudah itu dia lolos begitu saja.”

“Hahaha.. ternyata kamu pendendam juga.”

“Sebagai peringatan saja, agar dia lebih menjaga sikapnya.”

“Maaf, Pak. Ada Pak Firman ingin bertemu,” sekretaris Damian menginterupsi pembicaraan Damian dan Gerald.

“Saya akan ke sana sebentar lagi.”

Sekretaris wanita itu hanya menganggukkan kepala lalu meninggalkan ruangan Gerald. Baru saja Damian hendak pergi, Gerald bangun dari duduknya.

“Aku ikut denganmu.”

Damian menggerakkan kepalanya. Keduanya segera menuju ruangan Damian yang hanya terhalang ruang meeting dari ruangan Gerald.

***

Sudah dua jam lamanya Elina dan Gita berkutat mempelajari beberapa berkas yang bisa digunakan untuk mencari celah untuk memenangkan kasus. Selain mereka, ada juga Andin yang ikut membantu.

“Andin, apa kamu sudah mendapatkan daftar pemagang di tahun yang sama dengan Rida?”

“Sudah. Total ada dua puluh pemagang yang tersebar di empat divisi. Ini daftarnya.”

Andin memberikan selembar kertas di tangannya. Elina membaca nama-nama yang tertera. Dia mencocokkan dengan temuan yang didapat oleh Fathir.

“Apa yang mau kamu lakukan?” tanya Gita.

“Aku akan menemui mereka satu per satu. Pasti ada celah yang bisa dikudapatkan.”

“Kita bagi tugas saja. Kamu fokus menemukan bukti dan saksi yang menguntungkan Rida. Aku akan menemui para korban Yasa. Aku akan membujuk mereka agar mau bersaksi.”

“Tapi itu cukup sulit. Aku sudah mencobanya.”

“Biar sekarang aku yang mencobanya. Siapa tahu mereka berubah pikiran.”

“Ok.”

Gita mengambil tasnya, lalu bangun dari duduknya. Saat wanita itu hendak keluar dari ruangan, terdengar suara Elina.

“Git..”

“Apa?”

“Terima kasih.”

“Jangan dulu berterima kasih. Aku masih belum membujuk mereka. Kalau mereka sudah setuju, baru ucapkan terima kasih,” Gita mengedipkan sebelah matanya, lalu keluar dari ruangan. Andin hanya terbengong saja melihat interaksi antara Elina dan Gita.

“Ada apa?” tanya Elina bingung.

“Apa aku melewatkan sesuatu? Sejak kapan kalian menjadi akrab?”

“Sejak dua jam lalu tepatnya.”

“Apa kamu senang bekerja sama dengannya?”

“Ya.. ternyata dia tidak seburuk itu.”

“Syukurlah sudah ada gencatan senjata antara Korea Selatan dan Korea Utara.”

Elina hanya tertawa mendengar istilah yang digunakan Andin untuk menggambarkan situasi antara dirinya dengan Gita.

***

Terima kasih buat doanya. Alhamdulillah Lovely Lawyer sudah dikontrak. Terima kasih juga buat yang TIDAK nabung bab. Tetap seperti itu ya, biar retensi nya bagus dan bisa terpilih jadi 40 bab terbaik nantinya🤗

1
Febri Nayu
bang ge galak tibak e
𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
bingung mau bilang apa El. dua duanya Sy baru knal
choowie
tak kenal makanya tak sayang
choowie
bisa aja bang ge...biar mereka akur
choowie
bisa akur juga kalian
martini tjong
lanjut kak
choowie
duuuhhh
choowie
duuh
choowie
istikharah lagi El yakin hatimu lagi
choowie
jangan sampe kamu milih Zahran karena kamu lagi kecewa sama ge
choowie
semua sudah berlalu sekarang kamu dan keluarga bahagian
Ingka
Cerita2 Mak othor selalu seru dan tdk membosankan dibaca.
choowie
makanya kamu harus perjuangin korban yg terkena pelecehan ya el
sum mia
Alhamdulillah...ikut senang thor , novelnya udah dikontrak oleh noveltoon , semoga ranking bisa naik lagi .

dan Alhamdulillah juga akhirnya Elina dan Gita bisa bekerja sama dengan baik . setelah bersama mereka baru bisa merasakan kalau rivalnya itu tak seburuk yang dia kira . seperti pepatah mengatakan . " tak kenal maka tak sayang " . seperti itu juga Elina dan Gita . akhirnya bisa saling memahami , saling menghargai dan saling membantu . semoga kedepannya mereka tetap akur ya thor .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍 😍 😍
sum mia: elina mau sama siapa saja aku ngikut aja thor , mau sama Gerald atau Zahran oke lah . tapi kayaknya hati Elina sudah terpaut pada Zahran .
total 1 replies
dewi rofiqoh
Elina gita 💪💪💪💪
Bang gerald hebat bisa bikin korsel ama korut berdamai👍👍
Titi Elsha
makin ter Gerald Gerald 😍 semoga Mak icha membuat keajaiban, yg dipilih Elina Zahran tapi nanti yg jadi suami Elina ttp ba Ge...ehehe
sri supadmi
alhamdulillah
Neni Rohaeni
alhamdulilah 🤲 selamet ya mamake🥰🤗
Nuraisah Aisah
Insya Alloh thor, selalu menyempatkan baca setiap ada bab baru, kecuali benar-benar sibuk 🙏
Nuraisah Aisah
keren n luar biasa karya mu thor, teruslah berkarya ceritamu selalu membuat q tercandu-candu😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!