NovelToon NovelToon
SERIAL SILAT PENDEKAR

SERIAL SILAT PENDEKAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Ilmu Kanuragan
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ikko Suwais

PENDEKAR Mabuk memiliki nama asli Suto Wijaya Kusuma dan dia adalah seorang pendekar pembela kebenaran dan menumpas kejahatan. Perjalanan nya dalam petualangannya itu banyak menghadapi tantangan dan rintangan yang sering kali membuat nyawa nya terancam. Namun pendekar gagah dan tampan itu selalu punya solusi dalam menghadapi permasalahan tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikko Suwais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 25

"AKU Terkungkung di istana. Aku tak boleh berhubungan dengan Lesmana. Akhirnya, Sukesni berpura-pura mengajakku pergi ke rumah pamannya, padahal la sendiri membawa Siswatama, pemuda yang sedang menjadi ldaman hatinya itu."

"Jadi... kau kekasih Lesmana dan Sukesni kekasihnya Siswatama, begitu?"

"Hmmm... belum. Kami belum resmi menjadi kekasih. Hanya saling taksir-taksiran seperti barang mau dilelang," Dianti tertawa kecil. Manis sekali gadis itu kalau sedang tertawa tanpa kemanjaan begitu.

Secara jujur Suto mengakui, hatinya terpikat jika melihat Diantl tersenyum semanis Itu. Tapi jika manjanya sedang kambuh Suto Ingin muntah saja rasanya.

"Kami bermaksud mencari hiburan dan kebebasan. Tapi tiba-tiba Lesmana diserang oleh orang berjubah abu-abu itu dari atas bukit. Kami melarikan diri. Akhirnya melepas kuda kami untuk alihkan perhatian orang tersebut. Kami bersembunyi di batu-batu tempat kau menemukan diriku. Ternyata orang itu tahu, ia menyerang Lesmana lebih dulu, dan aku berlari bersembunyi. Tapi Sukesni dan Siswatama segera membantu Lesmana, karena mereka punya ilmu silat dan sama-sama pernah berguru pada satu guru."

"Apa alasan si jubah abu-abu menyerang Lesmana?"

"Lesmana disangka Pendekar Mabuk, maka ia diserang!" Seperti ada petir menyengat lubang hidung, Suto Sinting tersentak kaget mendengar jawaban Itu.

"Kenapa terkejut?" tanya Dianti. Suto Sinting segera sadar bahwa sejak awal Jumpa dengan Dianti, gadis Itu belum pernah mendengar orang memanggil Suto dengan nama Pendekar Mabuk.

Mungkin saja sudah pernah mendengar ada yang menyebut Suto sebagai Pendekar Mabuk, tapi tak dihiraukan atau tak disadari Yang Jelas, si gadis tampak masih belum mengetahui bahwa Suto Sinting itulah si Pendekar Mabuk.

"Teruskan ceritamu tadi," ujar Suto dengan masih tetap sembunyikan nama besarnya itu. Lesmana sudah ngotot bahwa dia bukan Pendekar Mabuk, tapi orang itu tak percaya dan tetap bermaksud membunuh Lesmana."

"Mengapa orang itu ingin membunuh Pendekar Mabuk?

"Entahlah! Dia tidak sebutkan alasannya, atau...aku tak dengarkan alasan itu, karena aku diliputi rasa takut yang sangat besar."

"Hmmm..." Suto Sinting menggumam sambil manggut-manggut.

"Lesmana mencoba melawan dengan dibantu Siswatama dan Sukesni, tapi akhirnya... yah, seperti yang kukatakan tadi... mereka menjadi abu setelah bayangan hitam orang itu bergerak sendiri menyerang mereka satu persatu,"

wajah duka kembali selimuti kecantikan Dianti, Suto Sinting hanya menarik napas sambil membisu seribu kata. Karena sekarang la baru sadar bahwa ia ternyata dicari-carl oleh si pemilik limu aneh Itu.

Suto Sinting lupa menceritakan tentang limu aneh itu kepada si Kusir Hantu. Dianti sendiri hanya menceritakan kematian ketiga sahabatnya tanpa menjelaskan bagaimana proses kematian ketiga temannya itu, sehingga Kusir Hantu tak sempat mengetahui adanya ilmu aneh yang bisa menggerakkan bayangan diri seseorang itu. Langkah mereka berdua berhenti secara tiba-tiba begitu sampai di bawah kaki buklt cadas tanpa nama. Berhentinya langkah mereka itu dikarenakan oleh seruan seseorang yang ada di atas bukit cadas itu.

"Sutooo...! Sutoo..! Berhentl sebentar, Suto...!" Teriakan itu datang dari orang pendek berkumis seperti kelelawar. la mengenakan celana dan baju hitam bersabuk kain merah.

Orang itu berlari menuruni bukit itu dengan lompatan-Iompatan seperti anak kijang baru bisa jalan. Rambutnya yang botak tengah dari kening sampai ke belakang memantulkan cahaya matahari hingga tampak kemllauan.

"Sawung Kuntet...?!" seru Suto Sinting dengan tegang, karena la melihat tangan Sawung Kuntet berlumur darah.

"Siapa dia, Suto?!" tanya Diantl.

"Sahabatku; Sawung Kuntet namanya," Jawab Suto sambil terkenang sepintas masa pertemuannya dengan Sawung Kuntet, sama dengan masa pertemuannya dengan Santana juga itu.

Lelaki pendek berusia sekitar empat puluh tahun itu tampak pucat dan terengah-engah. Kedua tangannya berlumur darah yang tampak mulai mengering.

"Apa yang terjadi, Sawung Kuntet?!"

"Mirah... Mirah Cendani... oooh... uhuk, huk,huk, huk... "

"Lho, ditanya kok malah menangis?" gumam

Dianti. Sawung Kuntet benar-benar menangis. la tak pedulikan usianya sudah empat puluh tahun, tak pedulikan wajahnya yang jelek walau memelihara kumis seperti kelelawar nungging itu, yang pernting isi hatinya tercurah saat itu juga. la sudah tak tahan membendung duka yang amat menyakitkan dada itu.

"Ada apa dengan Mirah Cendani?! Katakan, Sawung...! Katakan ada apa dengan Mirah Cendani?!" desak Suto Sinting menjadi tegang, sebab ia segera teringat pertemuannya dengan Mirah Cendani, adik dari si Candu Asmara. Keduanya adalah murid dari Eyang Cakraduya yang tinggal di Lembah Sutera.

Setelah orang pendek itu menenggak tuaknya Suto, maka guncangan jiwanya pun menjadi berkurang. Duka dan tangis mulal surut. Pendekar Mabuk mulai dapat mengajaknya bicara. Sekalipun duka itu tak lenyap sama sekali, masih tersisa dalam

bentuk kemurungan wajah tuanya, namun SawungKuntet sudah dapat menjelaskan sesuatu yang terjadi di Lembah Sutera.

"Aku habis anu dengan seseorang," ujar Sawung Kuntet yang jika bicara selalu menggunakan kata 'anu' sebagai ganti kata yang tak tersebutkan.

"Anu apa maksudmu?" desak Suto.

"Bertarung," jawab Sawung Kuntet. "Orang itu masih mengejarku walaupun dia sudah menganu Mirah Cendani."

"Meng-anu Itu apa?! Yang jelas bicaramu!"

"Dia... dia telah membunuh Mirah Cendanil"

"Oh...?!" Suto Sinting kaget. "Slapa orang itu? Katakan, siapa orang yang mengejar Mirah Cendani Itu?!" suara Suto lebih lantang lagi. la menjadi berang, karena hubungannya dengan Mirah Cendani dan Candu Asmara sudah cukup balk. Akrab sekali. Juga terhadap Eyang Cakraduya cukup baik. Hati si Pendekar Mabuk tak bisa rela beaitu saja mendengar Mirah Cendani, si gadis cantik mungil itu dicelakai tangan seseorang.

"Ak... aku tak tahu siapa anu-nya...anu-nya... maksudku. Siapa namanya," tutur Sawung Kuntet dengan masih terengah-engah dan sesekali terhenti karena sisa tangis menyesak di dada. Katanya lagi, "Tapi dia telah membuat MirahCendani menjadi terancam maut. Bayangan orang itu bergerak tidak sesuai dengan anu-nya... eh, maksudku... tidak sesuai dengan gerakan badannya. Anu-nya orang itulah yang meng-anu Mirah Cendani hingga terluka parah, nyaris jadi abu!"

"Nyaris menjadi abu?! Ooh...?1" Dianti tercengang.

"Pasti... pasti orang itu berjubah abu-abu!"

"Benar! Benar sekali," jawab Sawung Kuntet bersemangat. "Anu-nya orang itu memang berwarna abu-abu."

"Bukan anu-nya yang abu-abu, tapi jubahnya!"

"lya, maksudku memang jubahnya yang abu-abu!"

Pendekar Mabuk menarik napas panjang dan lemparkan pandangan ke arah lain. Dadanya bagai dipanggang api mendengar Mirah Cendani dalam bahaya maut. la tak sadar bahwa di dalam dirlnya terdapat kesaktian dari 'Napas Tuak Setan', yang dapat semburkan badai dahsyat jika la sedang marah. Maka saat itu rumput dan ilalang yang tumbuh di depannya bergerak-gerak bagai dihembus angin kencang. Angin yang menggoyang daun-daun ilalang maulun rumput di tanah itu adalah akibat terkena napas yang keluar dari hidung Suto Sinting.

Wuuurs, wuuurss, wuuuurs...!

1
saniscara patriawuha.
gassssssdd....
saniscara patriawuha.
gasss pollll mangg karrrrrsooooo...
saniscara patriawuha.
cincang cincang sudahhh manggg suttttt. .
saniscara patriawuha.
gassssd polllll manggg suttttt
saniscara patriawuha.
gasssss polllll....
saniscara patriawuha.
jangannnn kepanjangannnn episodenya hanya untukkk satuuu majalahhhh.....
saniscara patriawuha.
gassd mangggg surrr ojo kakennn babbb...... sat set sat set jhuosss
saniscara patriawuha.
sikattt manggg sutttt,,,,
saniscara patriawuha.
gasssdd pollll manggg suttt,,,
saniscara patriawuha.
gasssss pollll
saniscara patriawuha.
gassss manggg suttt...
saniscara patriawuha.
gasssdd pollll manggg sutttt....
saniscara patriawuha.
nahhhh lohhhh....
saniscara patriawuha.
gassss pollll manggg suttttt....
saniscara patriawuha.
gasssss pollll manggg sutttt.....
saniscara patriawuha.
gasssd polllll manggg sinnnn....
saniscara patriawuha.
gasssss pollll manggg minnnn...
saniscara patriawuha.
mantapppp manggg
saniscara patriawuha.
Buruk
saniscara patriawuha.
gassssss..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!