Elara Andini Dirgantara.
Tidak ada yang tidak mengenal dirinya dikalangan geng motor, karena ia merupakan ketua geng motor Ladybugs. Salah satu geng motor yang paling disegani di Bandung. Namun dalam misi untuk mencari siapa orang yang telah menodai saudara kembarnya—Elana, ia merubah tampilannya menjadi sosok Elana. Gadis manis, feminim dan bertutur kata lembut.
Lalu, akankah penyelidikannya tentang kasus yang menimpa kembarannya ini berjalan mulus atau penuh rintangan? Dan siapakah dalang sebenarnya dibalik kehancuran hidup seorang Elana Andini Dirgantara ini? Ikuti kisah selengkapnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Feli dan Chelsea menunggu Elara dengan cemas di depan ruangan. Saat melihat Elara membuka pintu ruangan, Feli langsung mendekat dan merangkul pundak Elara.
"Lan, bagaimana?" tanya Feli pelan. Sebab, dari raut wajahnya, Elana terlihat cukup muram.
Elara melihat Feli dengan wajah yang masih tampak muram. Tanpa kata, ia memberikan buku tugasnya kepada Feli.
Dengan takut-takut Feli membuka buku Elara. Setelah terbuka, Feli menganga tak percaya. "Lolos? Kau lolos?" tanya Feli memastikan dan langsung dijawab anggukan oleh Elara.
Feli bahagia tidak terkira menerima kabar ini. Ia langsung memeluk Elara dan melompat-lompat saking senangnya. Sementara Chelsea yang mendengar Elara lolos hanya menatap tidak percaya tanpa memberikan respon apapun.
"Chel, kau tidak dengar? Elana lolos!" pekik Feli senang.
"I-iya, selamat ya Lan, semoga kau bisa mengharumkan nama sekolah kita dalam olimpiade ini."
"Terima kasih."
Meski mulut mengatakan terima kasih dengan begitu manis, tapi pada kenyataannya Elara merasa sangat muak di dalam hatinya. Ya, tentu saja ia muak, ia muak terus terusan berprilaku seakan tidak tahu apa-apa padahal ia ingin sekali menghajar wajah sok polos Chelsea saat ini juga.
"Oh iya, by the way, dua orang lainnya siapa?" tanya Feli.
"Sudah pasti Kenzie, 'lah," sahut Juna. "Iya 'kan, Bos?" Ia bertanya setelahnya. Ternyata tidak begitu yakin juga dengan dugaannya sendiri. Setelah melihat anggukan Kenzie, Juna dan Darel langsung menghambur memeluk sang sahabat.
Sam dan Jojo saling tatap. Keduanya masih belum berani mempertanyakan perihal Langit. Sebab, meskipun Langit masuk dalam jajaran siswa cerdas di sekolah Darma Bangsa ini, tetapi Jojo dan Sam juga tahu kalau lawan Langit yang lain juga punya nama yang cukup populer di sekolah mereka.
"Ehem! Bos juga terpilihkan?" tanya Sam pelan.
"Tidak meyakinkan," gumam Juna.
Bugh!
Langit menghantamkan tinju spesialnya ke bahu Juna saat mendengar gumaman Juna tadi. Setelah memberikan tinju pada bahu Juna, Langit langsung mengajak Jojo dan Sam untuk pergi.
"Aw, Bos, sepupumu itu keterlaluan," adu Juna pada Kenzie.
"Salahmu memancing emosinya." sahut Darel.
"Tapi benarkan, dia tidak cukup meyakinkan untuk terpilih."
"Dia terpilih," sela Kenzie.
"Wow, benarkah? Amazing."
Kenzie tidak menanggapi lagi. Ia beralih mengucapkan selamat kepada Elara, setelahnya mengajak Darel dan Juna pergi, meninggalkan Elara bersama dua sahabatnya yang masih berpelukan.
"Kemenangan ini harus kita rayakan." ucap Feli. "Bagaimana kalau kita makan-makan di restoran malam ini. Setuju?"
"Mmm maaf aku tidak bisa."
Feli langsung menatap heran pada Chelsea. "Kenapa?"
"Malam ini aku ada acara keluarga bersama keluarga Ayahku.
"Oh, begitu. Ya sudah tidak apa-apa."
...•••***•••...
"Cheers untuk keberhasilanmu kali ini," Feli mengangkat gelasnya tinggi-tinggi.
"Terima kasih,"
Elara bersulang bersama Feli. Keduanya menikmati makan malam kali ini dengan keadaan hati yang cukup senang. Apalagi Elara, ia cukup senang dengan perayaan kecil-kecilan malam ini. Yang pertama ia senang karena keberhasilannya mengikuti olimpiade, yang kedua ia senang karena Elana masih memiliki sahabat seperti Feli.
Ya, dari awal masuk ke Darma Bangsa sebagai Elana, Feli adalah seseorang yang selalu menjadi garda terdepan untuknya. Dari apa yang Elara lihat pula, Feli ini tipikal orang yang suka berbicara blak-blakan, jadi Elara senang karena Feli tidak mungkin bermuka dua seperti halnya Chelsea. Mengingat Chelsea, tiba-tiba terbersit dalam pikiran Elara untuk menggali informasi mengenai Chelsea dari Feli.
"Sayang ya Chelsea ada acara keluarga. Padahal kita sudah sangat jarang bisa makan-makan bersama seperti ini," ucap Feli.
Tepat sekali, belum saja dipancing, Feli sudah lebih dulu membuka obrolan perihal Chelsea. Elara merasa nasib baik benar-benar berpihak padanya malam ini.
"Iya, padahal aku juga berharap Chelsea bisa ikut." jawab Elara. "Tapi ngomong-ngomong, Chelsea ada acara apa ya di keluarganya?" pancingan Elara mulai meluncur.
"Seingatku Chelsea pernah bilang kalau bulan ini adik dari Ayahnya akan tunangan. Mungkin mereka ke Bandung."
"Bandung?"
"Hm, setahuku Ayahnya Chelsea berasal dari Bandung, dan keluarga besar Ayahnya juga masih banyak yang menetap di Bandung. Jadi mungkin Chelsea bersama keluarganya kesana."
Seketika ingatan Elara tertuju pada percakapannya dan Langit saat di taman sekolah kemarin.
"Oh iya El, aku lupa memberitahumu bahwa Jojo sudah menyelidiki plat motor yang kemarin aku kirimkan dan menurut Jojo motor itu berasal dari Bandung, tapi untuk pemiliknya Jojo tidak bisa melacak karena itu hanya motor rentalan."
"Chelsea!" Tangan Elara sampai terkepal erat dengan wajah yang memerah menahan amarah saat otaknya mampu merangkai kejadian demi kejadian yang terjadi selama ini.
"Lan, kau kenapa?" tanya Feli cemas.
"Tidak, aku tidak apa-apa. Mmm Fel, aku ke toilet sebentar ya."
"Baiklah."
Elara berjalan cepat menuju toilet. Di dalam toilet bukannya melakukan hal yang biasanya orang lakukan saat berada di toilet, Elara justru memikirkan semua kejadian yang bersangkutan dengan Chelsea.
"Ayah Chelsea dari Bandung, Chelsea bersama keluarganya juga sering pulang ke Bandung, lalu kemarin Chelsea membayar dua orang yang memakai plat nomor dari Bandung. Ya, kali ini tidak mungkin salah lagi. Buktinya sudah terlalu ketara." monolog Elara. "Tapi tunggu dulu, Feli bilang kemungkinan Chelsea ke Bandung. Itu artinya?" Mata Elara terbelalak saat ia mulai memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Elara segera menghubungi Langit. Beruntung Langit segera menjawab panggilannya saat itu juga. Elara lantas mengatakan niatnya untuk mengajak Langit ke Bandung. Setelah mendengar Langit siap, Elara langsung keluar dari toilet untuk menemui Feli.
"Fel," Elara memegang perutnya dengan wajah yang seakan menahan sakit.
"Lan, kau kenapa?"
"Aku tidak tahu, perutku tiba-tiba sakit."
"Sakit perut? Ayo kita ke rumah sakit sekarang."
"Tidak tidak, ini hanya sakit perut biasa, mungkin karena masuk angin. Aku hanya harus pulang sekarang dan meminta Bik Asih membalurinya dengan minyak angin saja."
"Kau yakin?" tanya Feli, dijawab anggukan oleh Elara. "Ya sudah, ayo aku antar pulang kalau begitu."
...•••***•••...
"Thank's, Fel." ucap Elara setelah ia tiba di rumahnya.
"Tidak perku sungkan begitu. Ya sudah, kau istirahat yang cukup, jangan lupa baluri perutmu dengan minyak angin dan jangan telat makan. Kalau begitu Aku pulang ya, bye."
Setelah mobil Feli meninggalkan kediamannya. Elara masuk ke dalam rumah untuk berganti pakaian. Hanya membutuhkan waktu singkat, Elara telah siap dengan celana jeans dan jaket kulitnya. Saat keluar rumah, terlihat Langit sudah menunggunya di depan gerbang.
Langit memakaikan helm untuk Elara, lalu membukakan foot step motor untuk Elara. Setelah itu ia langsung meminta Elara naik ke motornya dan langsung tancap gas dengan kecepatan tinggi menuju Bandung.
...----------------...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Pantengin terus bab selanjutnya ya.
semakin di bikin penasaran sama authornya .,...🤣🤣
pinisirin kelanjutannya.....💪
masih belum ada titik terang siapa yg memperkosa elana...