Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan ibu mertua 2
Kedatangan Reza kekamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu sontak membuat Tasya terkejut, trauma akan perlakuan Reza saat malam itu masih terukir jelas di memori Tasya.
"Ada apa tuan." Tasya segera bangkit dari posisinya yang sebelumnya tengah rebahan di ranjang, ketika Reza sudah berada di dalam kamarnya.
"Jangan berpikir macam macam, aku hanya ingin memberitahu kamu kalau mama akan menginap di sini beberapa hari ke depan." Kata Reza yang tidak ingin Tasya berpikir macam macam atas kedatangannya.
"Satu lagi cepat pindahkan semua barang barang kamu ke atas!!." lanjut Reza sembari membalikan badannya untuk keluar dari kamar Tasya.
"Saya tidak mengerti maksudnya anda Tuan??." Tasya kembali bertanya karena memang benar benar tidak mengerti dengan maksud Reza.
Reza yang hendak keluar dari kamar Tasya pun menghentikan langkahnya, kemudian berbalik menatap Tasya dengan tatapan seakan tidak percaya, jika gadis itu masih tidak paham dengan maksud dari perkataannya tadi.
"Kau ini bodoh atau pura pura bodoh haaah??." kata Reza ketika menatap ke arah Tasya.
"Apa kamu mau mama tahu, jika selama ini kita tidur di kamar yang berbeda?? atau memang kamu ingin mama saya mati mendadak dengan mengetahui semua ini??." tuduhan Reza padanya sontak membuat Tasya terkesiap.
"Bukan tuan, bukan itu maksudnya saya." jawab tasya terbata bata, karena memang Tasya sama sekali tidak bermaksud seperti itu.
"Sudah jangan banyak bicara, sekarang pindahkan semua barang barang kamu ke kamar saya!!." lanjut Reza sebelum benar benar meninggalkan kamar Tasya.
Dengan berat hati Tasya akhirnya memindahkan seluruh barang barangnya ke lantai atas atau lebih tepatnya ke kamar Reza, suaminya.
Setelah melihat Tasya yang telah selesai memindahkan semua barang barangnya ke kamarnya, Reza kemudian menelepon Asistend pribadinya yang bernama Raka untuk menjemput ibunya dan membawanya ke apartemen miliknya.
Satu jam berlalu tiba tiba bel berbunyi, dan Reza yakin, jika itu pasti kedatangan Raka yang tengah mengantar mamanya.
"Itu pasti mama, bersikaplah layaknya seorang istri jika sedang bersama mama!!." tegas Reza sebelum beranjak untuk membuka pintu apartemen dan di ikuti oleh Tasya di belakangnya.
"Baik tuan." jawab Tasya
"Satu lagi, jangan kamu memanggilku dengan sebutan seperti itu, selama mama menginap di sini!!." lanjut Reza ketika mendengar Istrinya masih memanggilnya dengan sebutan Tuan.
"Baik tuan,,, maksud saya maaa_s." jawab Tasya terbata karena tidak terbiasa dengan panggilan barunya tersebut pada Reza.
Reza pun melanjutkan langkahnya untuk membuka pintu apartemen untuk tamu yang sudah di duga adalah mamanya.
"Kok lama banget sih buka pintunya Za." jawab mamanya ketika meilhat Reza di ambang pintu.
"Jangan jangan kamu lagi ngancem mantu mama lagi??." mamanya mulai mencerca Reza dengan berbagai macam pertanyaan yang saat ini berputar di kepalanya.
"Mama ngomong apaan sih, mana berani Reza macam macamin mantu kesayangan mama." jawab Reza sembari melirik penuh arti pada sang istri.
"Iya mah,,, mas Reza nggak kayak gitu kok ma." Tasya terpaksa ikut berbohong untuk meyakinkan ibu mertuanya tersebut, seraya memberikan senyuman manisnya.
"Baguslah sayang kalau begitu, kalau Reza jahatin kamu, jangan sungkan sungkan untuk bilang ke mama!!." Ujar Nyonya Vera seraya menggandeng tangan menantunya tersebut masuk ke dalam apartemen.
"Iya ma." jawab Tasya sembari melirik segan ke arah Reza.
Mungkin karena lelah atau bagaimana, mamanya meminta anak serta menantunya untuk langsung mengantarnya ke kamar tamu, sementara Raka asistend pribadi Reza sudah kembali ke apartemen miliknya.
"Ini kamar mama, jangan lupa minum vitaminnya sebelum tidur ma!!." Reza mengingatkan mamanya.
"Iya sayang, cerewet banget sih udah kayak dokter aja kamu." jawab mamanya tersenyum.
"bukan gitu mah, Reza hanya nggak mau ngelihat mama sakit." jawab Reza penuh perhatian dan kasih sayang pada sang mama.
"Iyah,, iyah,,,." sahut sang mama, sembari mangusap pucuk kepala putranya, yang saat ini tengah berjongkok di depanya yang duduk di tepi tempat tidur.
"Ternyata pria dingin seperti mas Reza juga punya sisi baik, buktinya mas Reza sayang banget sama mamanya." batin Tasya ketika melihat sikap Reza yang begitu perhatian dan sayang pada mamanya.
"Za, jika kamu memang ingin melihat mama bahagia, cepatlah buatkan mama cucu!!." permintaan mamanya sontak membuat keduanya saling bertatapan, seakan tidak percaya dengan permintaan mamanya.
"Kamu tidak sedang mengkonsumsi pil penunda kehamilankan sayang??." pertanyaan dari mama mertuanya, membuat Tasya bingung harus menjawab apa.
"Enggak dong ma." akhirnya Reza membantu Tasya untuk menjawab pertanyaan dari mamanya.
"Iyakan sayang,,,??." Reza merangkul pinggang Tasya dengan mesra.
"Aaaapaaa,,, mas Reza memanggilku sayang?? apa aku tidak salah dengar??." Bathin Tasya yang bingung dengan sikap aneh suaminya dengan mata yang hampir membulat sempurna.
"Mas Reza pasti melakukan semua itu karena ada mama." lanjut batin Tasya yang akhirnya paham dengan sikap aneh suaminya.
Setelah mengantar mamanya ke kamarnya, Reza dan Tasya kembali ke kamar yang sekarang sudah menjadi kamar mereka berdua. dan sekarang tinggallah mamanya seorang,
di kamar tamu yang sebelumnya di tempati oleh Tasya.
"Mama sudah menduga Za, kamu belum menerima Tasya seutuhnya menjadi istri kamu." gumam Mamanya membenarkan dugaannya, ketika tidak sengaja menemukan salah satu perlengkapan wanita yang di duganya itu adalah milik Tasya, yang masih tertinggal di kamar tersebut.
Sementara Tasya yang saat ini merasa canggung ketika berada di dalam satu kamar dengan Reza, hanya bisa duduk terdiam di atas Sofa ketika usai makan malam bersama dengan suami serta mama mertuanya.
Suasana hening dan canggung tercipta di antara keduanya, sebelum akhirnya Reza memecah keheningan di antara keduanya.
"Kamu boleh istirahat, biar besok kamu bisa mencari pekerjaan dengan benar." Ujar Reza yang saat ini tetap sibuk dengan laptop di pangkuannya, tanpa menatap ke arah lawan bicaranya.
"Tuan serius, aku boleh mencari pekerjaan besok??." Tasya masih mencoba meyakinkan dirinya, jika yang di dengarnya tadi benar adanya.
"hmmm." jawab Reza singkat.
"Bukankah aku sudah pernah bilang, jangan pernah memanggilku dengan sebutan seperti itu selama mama ada di sini!!." Reza memalingkan pandangannya dari leptopnya ke arah Tasya yang saat tengah duduk di sofa, sedangkan Reza di ranjang.
"Tapi sekarangkan hanya ada kita berdua di sini, tidak ada mama di sini tuan." jawab Tasya sembari menyapu pandangannya, keseluruh penjuru kamar yang terbilang sangat megah dan besar baginya tersebut.
"Aku bilang tidak boleh ya tidak boleh." ucapan Reza sontak membuat Tasya mengerutkan keningnya.
"Kamu jangan salah paham, aku hanya tidak ingin mama tidak sengaja mendengarnya nanti, jadi mulai sekarang biasakan dirimu untuk tidak memanggil panggilan itu untukku." jelas Reza agar Tasya tidak salah paham dengan maksud perkataannya tadi.
"Baik tuan ,maksudnya saya m_a_s Reza." jawab Tasya membenarkan ucapanya ketika tatapan sulit di artikan di dapatkannya dari kedua bola mata milik Reza.
"good nigth mas." ucap Tasya ketika hendak merebahkan tubuhnya di sofa yang berada tidak terlalu jauh dari ranjang king size milik Reza.
"heemmt." jawab Reza singkat masih dengan kesibukannya di depan laptop miliknya.
Tasya memutuskan untuk tidur di sofa agar tidak membuat Reza marah lagi padanya. menurut Tasya lebih baik tidur di sofa daripada harus menghadapi amarah sang pemilik kamar, dan selain itu Tasya juga cukup tahu diri dengan posisinya saat ini.
Bukan tanpa alasan Reza mengizinkan Tasya untuk mencari pekerjaan, bukan karena tidak mampu untuk menafkahi Tasya. Alasan utama Reza mengizinkan Tasya untuk bekerja adalah agar mamanya tidak terlalu banyak waktu berdua dengan Tasya dan bertanya tentang hubungan mereka. dan jika Tasya bekerja, otomatis waktu Tasya di apartemen pun semakin berkurang, jadi semakin sedikit pula kesempatan mamanya, untuk banyak bertanya tentang hubungan mereka.
"Ternyata gadis sepertinya bisa terlihat manis juga saat terlelap seperti ini.tapi sayang wajahmu tak semanis kelakuanmu" gumam Reza tersenyum sinis, ketika tidak sengaja pandangannya, berhenti pada Tasya yang sedang terlelap di sofa. dan di saat yang sama pula pikiran Reza terarah pada malam di mana ia menghancurkan harga diri Tasya dengan melecehkannya. disaat itu pula muncul rasa tidak enak di hatinya, namun tiba tiba kembali terbersit sikap egonya.
"Wanita sepertinya memang pantas mendapatkan semua itu." gumam Reza seolah membenarkan perbuatannya saat itu.
selamat membaca sayang sayangku,,,, 😘😘😘😘
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak