NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Suami Kakakku

Menikahi Calon Suami Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Judul buku "Menikahi Calon Suami Kakakku".
Nesya dipaksa menjadi pengantin pengganti bagi sang kakak yang diam-diam telah mengandung benih dari pria lain. Demi menjaga nama baik keluarganya, Nesya bersedia mengalah.
Namun ternyata kehamilan sang kakak, Narra, ada campur tangan dari calon suaminya sendiri, Evan, berdasarkan dendam pribadi terhadap Narra.
Selain berhasil merancang kehamilan Narra dengan pria lain, Evan kini mengatur rencana untuk merusak hidup Nesya setelah resmi menikahinya.
Kesalahan apa yang pernah Narra lakukan kepada Evan?
Bagaimanakah nasib Nesya nantinya?
Baca terus sampai habis ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Situasi di villa masih belum bisa tenang, kemunculan Narra yang tiba-tiba itu membuat semua orang kebingungan. Narra semakin di buat geram ketika beberapa orang pelayan wanita terus saja menghalangi dirinya untuk masuk lebih dalam ke bagian lain di villa tersebut.

“Minggir jangan halangi aku!” Bentak Narra.

“Maaf, Nona. Anda tidak boleh masuk ke dalam lagi,” sahut salah seorang pelayan.

PLAK!

Narra menampar wajah pelayan yang tadi berbicara kepada dirinya, perbuatannya itu membuat pelayan lainnya memekik terkejut. Salah satu penjaga pria pun segera bereaksi dengan menarik tangan Narra namun segera di tepis.

“Jaga tangan Anda itu, Nona. Jangan menampar orang sembarangan,” tegur seorang penjaga.

“Siapa kalian berani menegurku? Jauhkan tangan kotormu itu dariku, aku akan tetap seperti ini jika kalian tidak memanggil Nesya kemari,” sergah Narra sambil berkacak pinggang.

“Kami tidak bisa membawa Nyonya Nesya kemari karena Tuan Muda tidak mengizinkan beliau untuk keluar dari menara,” ucap penjaga tadi.

Kening Narra berkerut mendengar ucapan itu. “Menara apa maksudmu? Apa adikku sedang di kurung oleh Evan?” Narra jadi curiga lalu berkata dalam hati. “Jangan-jangan Evan sudah mengetahui kalau Nesya bukanlah aku.”

“Maaf Nona, untuk yang terakhir kalinya Anda harus ikut kami keluar secara baik-baik atau kami tidak akan segan memaksa.” Penjaga itu sengaja tidak mau menjawab pertanyaan Narra meskipun mereka tahu bahwa Nesya memang sedang di kurung di dalam menara villa.

Narra langsung kepikiran pada sang adik, jika benar Nesya di kurung maka itu karena dirinya. Di tengah kebimbangan itu dia pun memutuskan untuk menghubungi Evan saja dan lebih baik mengakui kesalahan dirinya.

“Aku akan menghubungi Evan sekarang,” ucap Narra, bergegas merogoh ponsel di dalam tas jinjingnya.

Para penjaga pun diam untuk memberikan Narra kesempatan, berhubung mereka juga belum mendapatkan perintah dari Evan mengenai apa yang harus mereka lakukan kepada Narra saat itu.

Narra lekas memencet nomor ponsel milik Farrel, meskipun sudah pernah berpacaran dengan Evan selama hampir enam bulan namun Evan terus menolak memberikan nomor ponsel pribadinya dengan alasan bahwa itu merupakan aturan dari dalam keluarganya kecuali mereka sudah terikat dalam pernikahan. Maka jika Narra ingin menghubungi Evan dia hanya boleh menelepon Farrel.

Setelah melakukan panggilan beberapa kali ke nomor Farrel ternyata Narra harus kembali di buat kecewa sebab Farrel tidak merespon dirinya. Berapa kali dia ulang namun hasilnya tetap sama, dan itu membuat penjaga yang menunggunya menjadi tak sabar.

“Baiklah Nona, silakan keluar sekarang. Meneleponnya nanti lagi saja, sepertinya Tuan Muda sedang sibuk,” ucap penjaga denga tegas, tak ada lagi ragu.

Akan tetapi Narra masih saja tak ingin menurut, pokoknya hari itu juga dia dan Nesya harus berhasil bertukar tempat. “Bawa aku ke tempat Nesya saja,” Pintanya sangat memaksa.

“Tidak bisa, Nona. Bisakah Anda mengerti, kami disini tidak mengenal Anda sama sekali. Anda datang tiba-tiba lalu mengaku sebagai istri dari Tuan Muda Evan, sedangkan Nyonya Nesya masih berada di dalam kamarnya. Sekarang ikut kami.”

Tangan Narra langsung di tarik kuat oleh penjaga tersebut namun Narra masih berusaha melawan meski tubuhnya sudah ikut terseret.

“Tidak! Lepaskan aku! Biarkan aku bertemu Nesya!” Narra berteriak histeris.

Bertepatan dengan itu, tiba-tiba saja kehadiran seseorang mengubah suasana seketika menjadi mencekam.

“Ada apa ini ribut-ribut.”

Seluruh mata langsung tertuju pada sosok Rosaline yang muncul di ambang pintu utama, para pelayan pun langsung menundukkan wajah mereka.

“I–ibu.” Narra memanggil Rosaline dengan sebutan Ibu dan itu cukup mengejutkan Rosaline.

Para pelayan pun ikut terkejut hingga ada yang geleng-geleng kepala melihat aksi nekat Narra tersebut. Sedangkan Rosaline hanya diam menatap Narra dari jarak dua meter.

Narra melihat kehadiran Rosaline seperti sebuah angin segar baginya, jika dibandingkan dengan Nesya, maka dirinya lah yang jauh lbih mengenal Rosaline, dengan begini dia yakin usahanya akan lebih mudah dengan bantuan Rosaline. Segera ia menepis tangan penjaga ketika pegangan tangannya melemah saat melihat kemunculan Rosaline, lalu mulai berjalan mendekati ibu dari Evan tersebut.

“Ibu, ini aku Narra, menantu ibu. Mereka menghalangi ku untuk masuk padahal tadi pagi aku hanya sedang berada diluar sebentar,” ucap Narra, sengaja mengadu dan mencoba mencari perhatian Rosaline.

Sebelum meladeni Narra, Rosaline yang pintar lantas memilih untuk mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Kiki selaku kepala pelayan sekaligus mata-mata yang ia tugaskan berada di villa milik Evan tersebut. Ketika itu Kiki baru saja tiba sehabis dari mengantarkan makanan ke kamar Nesya di menara, dirinya yang paham situasi pun langsung memberikan kode dengan gelengan kepala kepada Rosaline dari kejauhan yang mengartikan bahwa gadis yang berada di hadapan Rosaline itu bukanlah istri Evan.

Rosaline menarik napas lalu membuangnya perlahan, pembawaannya yang anggun dan berkharisma itu selalu sukses membuat siapapun segan terhadapnya. Dia memindai penampilan Narra dari atas hingga kebawah, tak dapat di pungkiri dari segi wajah dia sangatlah mirip dengan Nesya.

Akhirnya Rosaline pun mulai buka suara. “Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan hubungan kalian, ya aku memang mengenali dirimu sebagai Narra semenjak menjalin kasih dengan putra pertamaku hingga berpindah menjadi kekasih Evan. Lalu kemudian kalian melangsungkan pernikahan tanpa seizinku, akan tetapi di dalam pernikahan itu Evan telah menyebutkan sebuah nama dan aku pastikan itu bukanlah namamu.”

Narra terkejut lalu bertanya dengan gugup. “S–siapa nama yang Evan sebutkan, Ibu?”

“Nesya Nadine,” jawab Rosaline dengan tegas.

Seketika itu Narra membeku, seolah tertampar oleh permainan yang ia ciptakan sendiri. Benar apa yang baru saja dia duga bahwa Evan memang telah mengetahui bahwa Nesya bukanlah dirinya. Namun, Narra berusaha untuk tidak mudah percaya, sebelum dirinya bertemu langsung dengan Evan. Saat itu dia langsung memikirkan rencana baru dengan tujuan yang sama yaitu agar tetap bisa mendapatkan Evan kembali.

“I–ibu aku rasa ada kesalahan, Nesya itu adalah adikku. Nama kami hampir mirip begitu juga dengan wajah kami, namaku Narra sedangkan dia bernama Nesya. Aku rasa mungkin ibu hanya salah dengar dan aku yakin kalau Evan pasti menyebut namaku saat itu,” terang Narra penuh kebohongan namun hebatnya dia berucap dengan begitu lancar.

Sayangnya wanita yang berada di hadapan Narra itu bukanlah seorang wanita yang bodoh, sambil mendengus kesal Rosaline langsung membuat Narra bungkam. “Lalu jelaskan padaku, mengapa yang menjadi pengantin wanita saat itu adalah Nesya? Dan mengapa juga dia yang telah di bawa kemari dan juga sudah di tiduri oleh putraku?”

“Di–ditiduri?” Kedua mata Narra membola maksimal, apa yang di takutkan olehnya ternyata terjadi juga. Bukankah dia sudah membuat rencana dengan baik dan sudah menyiapkan botol berisi obat tidur untuk di berikan kepada Evan malam itu? “Nesya, dia mengkhianatiku!”

Narra tak bisa terima pada semua kenyataan pahit itu, hatinya sudah berkobar api kebencian dan menyalahkan Nesya karena mengira adiknya sengaja tidak memberikan obat tidur itu kepada Evan sehingga Evan menyentuh dirinya.

“Tidak, aku tidak boleh kalah,” ucap Narra dalam hati, lalu kemudian membuat pengakuan yang membuat amarah Rosaline terpancing.

“Aku hamil, Ibu. Evan mencampakkanku dan entah bagaimana dia dan adikku berkerja sama mengkhianati aku.” Narra berpura-pura menangis namun tangisannya menjadi asli ketika mendapat tamparan keras di wajahnya.

PLAK!

Rosaline yang marah langsung menampar pipi Narra hingga meninggalkan bekas merah. Kini Rosaline mengerti mengapa Evan mengganti pengantinnya di hari itu, ternyata putranya tersebut sudah mengetahui perihal kehamilan Narra dan tak ingin menikahinya, dan Rosaline yakin di dalam perut Narra itu bukanlah hasil perbuatan Evan. Dan Rosaline sadar bahwa Evan melakukan itu juga demi nama baik keluarganya, karena pernikahan itu turut dihadiri oleh seluruh pebisnis dari berbagai negara.

“Aku mendidik putra-putra ku agar menjadi lelaki yang bertanggung jawab, maka jika Evan sampai tidak jadi menikahimu dalam keadaan hamil seperti ini aku bisa pastikan kalau kehamilanmu itu bukanlah tanggung jawab putraku. Malu lah pada dirimu sendiri yang telah menjadi murahan lalu meminta orang lain bertanggung jawab, dan seharusnya kamu berterima kasih pada adikmu karena telah menutupi aibmu sendiri.”

Narra terdiam sambil memegangi pipinya yang terasa panas, air matanya meleleh dan itu adalah tangisan yang asli. Dia malu dan sudah tak punya muka, namun dia masih bertanya-tanya tentang bagaimana nasibnya kelak?

“Satu lagi, jangan pernah dengan beraninya memanggilku dengan kata ibu lagi. Bawa gadis hina ini keluar sekarang!”

Akhirnya, Narra hanya bisa pasrah ketika dua orang penjaga menyeret tubuh lemahnya meninggalkan villa. Rasa keterkejutan yang baru dia terima itu membuat dirinya linglung dan tak bisa melakukan apapun kecuali diam dengan tatapan kosong. Ketika terdengar suara pintu yang di tutup dengan kasar, Narra menoleh ke belakangnya menatap kearah pintu yang ditutup rapat.

“Nesya, jangan kira kamu bisa menikmati jerih payahku selama ini untuk bisa berada di dalam keluarga Maris,” ucap Narra, menggali dendam terhadap sang adik, lalu memutuskan pulang namun tak ingin mengakui bahwa dia telah kalah.

1
Adinda
jangan diangguri Evan kalau direbut Orang nangis sepanjangan kamu,lanjut Thor.
Adinda
farel sama syifa aja thor
Indra wijaya
sumpah yah jangan bikin aku penasaran yah thor
Ana Mariana
ceritanya menarik dan tdk berbelit2
Rieya Yanie
jahat sekali narra
Yoh Asakura
Keren banget plotnya.
KnuckleBreaker
Bikin ketagihan, kapan update lagi??
Beby_Rexy: Siang ya, Kak. Makasih udah baca 🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!