_tidak akan aku biarkan kau mendekati adikku Hans_
Gumam Samuel.
lalu Hans pergi dari ruangan Samuel dengan rasa kesal dan geram, ia sangat marah kepada Samuel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Waspada
Sesampainya di sekolah Luna langsung masuk ia diantar supir tepat di depan gerbang sekolah. Mobil mewah yang tadi mengikuti Luna juga parkir tak jauh dari sekolah namun luna sama sekali tidak menyadarinya.
" Lun, baru datang lu?" Ucap jesika kebetulan ia juga baru datang
" iya nih, males banget sekolah gue aslinya" Muka Luna terlihat murung
" udah semangat ayo, kita tinggal beberapa bulan lagi kan" luna mengangguk " ayo masuk, semangat!" Ucap jesika dengan antusias
Mobil mewah yang tadi menguntit Luna juga sudah pergi, pria yang berada di mobil tersebut tersenyum melihat Kecantikan Luna tadi.
" Pantau dia terus ben, dan pastikan dia selalu aman" ucap pria tersebut, sang ajudan yang duduk di sebelah supir pun mengangguk
.
Disisi lain Alvaro hari ini sampai di Indonesia kembali, ia langsung menuju ke Rumah membersihkan diri dan istirahat karena beberapa hari ini ia memang kurang beristirahat ia disana tidak hanya mengikuti tabur bunga saja tapi ia juga berusaha untuk mencari kembali jenazah orang tuanya.
Siang hari nya Alvaro sedang bersantai di pinggir kolam tiba tiba terdengar langkah kaki mendekati nya saat dilihat ternyata samuel. entah dari mana ia tau kalo Alvaro sudah pulang
" Al " Alvaro hanya menaikan salah satu alis nya saja, saat samuel memangil nama nya
" lu engak ngantor? Baru jam segini lo sam" Samuel langsung menatap Alvaro
" gue sengaja pulang buat cari lu, karena gue ke kantor tapi lu engak ada. Ya gue pulang aja siapa tau lu ada dirumah, dan bener ternyata" Alvaro menatap wajah samuel tidak seperti biasa terlihat murung
" lu kenapa sih? Ada masalah dikantor?" samuel menggeleng " kalo ada masalah dikantor ngapain gue pulang" Ucap nya
" ya terus lu nyari gue mau ngapain?" Samuel terlihat menarik nafas berat " gue mau bicara serius sama lu" Alvaro mengerutkan dahinya
" Al, gue khawatir sama luna" ketika mendengar nama adik bungsunya itu, tatapan Alvaro berubah tajam " maksud lu?"
Ia sudah mengira pasti Alvaro akan sangat sensitif jika ia membahas soal Luna.
" maksud lu apaan, luna kenapa?" suaranya semakin keras
" gue kemarin meeting sama Hans dan dia membawa kaya bingkisan gitu awal nya gue kira buat lu atau gue ternyata tidak dia mau nitip itu buat Luna" varo mencerna ucapan samuel
" dan dia juga bilang kalo dia suka sama luna" Alvaro melotot, ia terkejut sekaligus heran
" Hans? Suka luna? Engak salah lu" Ia masih tidak percaya
" kenapa gue harus bohong si Al, kemarin dia engak sengaja ngeliat luna pas asisten nya itu nabrak luna ya cuma pertemuan singkat aja si sebenarnya" Alvaro terdiam sejenak
" terus, lu gimana saat itu?" samuel menunduk " gue marah sama dia, gue takut luna dipermainkan Al" alvaro mengangguk
" itu yang gue takut kan selama ini sam, dia anak perempuan pergaulan nya lebih mengerikan kalo tidak kita jaga. Gue engak mau kalo masa depan dia hancur" Kedua pria tersebut langsung menatap langit sembari bersandar di kursi pinggir kolam
" gue jadi tau Al kenapa papa menyembunyikan identitas Luna ke publik" Alvaro mengangguk, ia paham yang ada dipikiran adik nya itu
.
Sore hari nya sekitar pukul setengah tiga Luna baru saja keluar dari sekolah ia menunggu jemputan tidak datang datang, tiba tiba sang supir mengabari bahwa ia tidak bisa menjemput karena ban mobil nya tiba tiba meletus. Ia juga tidak berani meminta tolong Samuel takut lagi sibuk ia juga tidak tau kalo Alvaro sudah pulang.
Saat ia sedang kebingungan mencari taxi tiba tiba ada mobil mewa berhenti tepat di depan Luna..
Tin Tin Tin
" siapa si itu mobil heboh banget" tak lama kaca spion terbuka nampak sosok pria menggunakan pakaian supir
" Permisi Nona, apakah anda sedang menunggu taxi?" tiba tiba saja pria itu sudah ada di depan mata luna
" i..iya" pria tersebut mencoba tersenyum agar luna tidak takut " mari saya antarkan saja"
Sontak Luna tertegun ia juga takut karena tidak mengenali siapa pria itu
" Maaf saya tidak bisa, permisi" untung nya ada taxi lewat ia langsung menyetop dan masuk kedalam nya
Baru ia bisa bernafas lega didalam taxi, ia terus mengingat ingat siapa pria itu tidak mungkin supir dari kedua kakak nya itu karena Luna sudah paham dan tau jelas siapa saja yang menjadi supir pribadi di keluarga nya.
Hingga tak terasa taxi sudah berhenti di depa rumah nya, Luna sama sekali belum menyadari nya
" Permisi nona, sudah sampai" ucap bapak taxi tersebut, Luna memandangi sekitar
" oh iya pak, ini terimakasih ya" ia langsung keluar dan masuk kedalam
ia melihat kedua mobil kakak nya sudah ada dirumah, ia langsung masuk dengan waja ceria ia tidak mau menceritakan itu semua pasti kakak nya akan khawatir
" Sore bik, kak Al sudah pulang ya?" Bibi mengangguk
" Sudah Nona, Tuan sedang ada di kolam belakang" Luna dengan langkah kecil nya berlari menuju kolam belakang
Ia melihat kedua kakak nya itu sedang berbicara seperti nya serius, namun ia teringat Alvaro pernah bilang kalo dirumah tidak ada yang boleh membicarakan soal pekerjaan lalu itu apa. Mungkin membicarakan soal lain sehingga terlihat serius
Luna berjalan mengendap agar kedua kakak nya tidak mendengar langkah kaki nya dan..
" Dorr.." Samuel maupun Alvaro bener benar terkejut, Namun ketika melihat Luna yang datang mereka tidak jadi marah
" Adek ngagetin aja" Ucap Alvaro sembari memegangi dada nya
" Hehe..lagian serius banget kak" ia langsung duduk disamping samuel
" Tumben pulang cepet dek, belum jam tiga lo ini" Luna melepaskan tas nya
" soalnya tadi aku dapat taxi nya lumayan cepat" Alvaro dan Samuel mengerutkan kening nya
" taxi? Bukan nya kamu dijemput supir?" Luna menggeleng " tadi pak riki bilang kata nya ban mobil nya meletus, terus aku pesan taxi"
Alvaro dan Samuel masih terdiam, bagaimana bisa tiba tiba meletus " kok bisa?" Samuel langsung mengecek handphone " oh iya Al, pak riki telfon gue engak ke angkat"
" lagian gimana si itu pak riki masa sampe bisa meletus gitu" samuel mengembuskan nafas pelan " ya namanya musibah Al"
" kak, kemarin kan seragam aku koyak terus udah engak layak pakai. aku pakai seragam ini tuh engak nyaman boleh engak aku beli seragam?" kedua kakak nya mengangguk
" belilah dek, mau kakak anterin besok ke sekolah?" Luna menggeleng " engak usah aku bisa sendiri"
Setelah itu terdiam tidak ada percakapan apapun, luna bersandar di dada bidang samuel sembari memainkan handphone nya.
" Dek" Luna menatap Alvaro sekilas lalu berbalik menatap ke handphone nya lagi
" kalo dipanggil orang tuh duduk yang bener Tatap orang nya " ucap samuel, ia juga membantu Luna bangun
" apa sih kak" Alvaro menatap samuel lalu kembali menatap luna
" Kamu harus nurut sama kakak ya, kalo pulang sekolah langsung pulang dan inget jangan sampe mau ikut orang yang belum kamu kenal" Luna terdiam
_orang yang belum aku kenal? Kok bisa pas gitu, apa kakak tau sesuatu_
Gumam nya
" kok diem si dek" Luna mengangguk " iya aku nurut. Tapi kak" ia tidak jadi meneruskan ucapan nya
samuel dan Alvaro menaikan satu alis nya menunggu Luna melanjutkan ucapan nya
" Ah engak jadi, aku cuma mau bilang lihat muka aku, aku pake cushion baru tau, cantik engak" Muka kedua pria tersebut langsung terlihat kesal
" iya iya cantik" Luna langsung berlari sembari menyambar tas nya, kedua pria itu juga ikut pergi
Namun samuel masih memikirkan ucapan Luna tadi yang terpotong
_kaya ada yang disembunyikan sama Luna_
.
Disi lain seorang pria sedang memaki supir bayaran nya itu.
" Bodoh, tidak seperti itu caranya! Pakai otak nya. Kalau dengan cara seperti itu dia akan ketakutan!! Bodoh!" Supri tersebut hanya terdiam
Siapa lagi kalo bukan Derrel, dia lah yang menyuruh anak buah nya untuk berpura pura menjadi supir namun ia gagal membawa Luna pulang sehingga sang bos marah besar.
" Maaf kan saya Tuan, saya juga tidak tau kalo Nona Luna hari ini tidak ada yang jemput. Saya tidak memiliki persiapan apapun" Derrel melempar buku tebal nya
Prang!!!
" emang dasar kamu bodoh, keluar dari ruangan saya!" Supir tersebut keluar.
Selama ini Anak buah derrel lah yang telah mengikuti kemana pun Luna pergi ia sengaja melakukan seperti itu agar Luna aman. Ia ingin mengetahui siapa sebenarnya Luna dan apakah benar ia adalah Putri keluarga Brahmana.