Seorang pria yang mendapat warisan leluhur setelah diceraikan oleh istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aiza041221, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Suparman mengendarai motornya dengan santai menuju kota, dia begitu menikmati momen saat Sari memeluknya dari belakang karena kondisi jalan yang cukup buruk di desa. Apalagi rasa buah semangka yang dibawa Sari sangat terasa di punggungnya.
" Man, kita mau ke mana sih? Aku sudah makan malam tadi," teriak Sari agak keras.
" Aku juga sudah makan. Bagaimana kalau kita nonton film di bioskop dulu? Setelah itu baru kita makan malam," balas Suparman dengan meninggikan suaranya sedikit.
" Terserah kamu saja. Yang penting jam sepuluh malam kita sudah harus pulang," sahut Sari dari belakang.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Sari, Suparman langsung mempercepat laju motornya, karena dia harus mengejar waktu agar secepatnya tiba di bioskop karena film akan dimulai saat pukul tujuh malam.
Sari yang sedikit terkejut saat Suparman menambah kecepatan motor dengan spontan langsung mengeratkan pelukannya, Sari tanpa canggung memeluk tubuh kekar Suparman. Lelaki yang telah membuatnya jatuh hati semenjak dari SMP.
Namun, dia yang sebagai wanita tentu tidak mau menyampaikan perasaannya terlebih dahulu, hingga akhirnya dia hanya mencintai Suparman dalam diam.
Sari tidak menduga setelah sekian tahun dia tidak bertemu dengan Suparman, kini mereka bisa kembali bertemu lagi dan bahkan sekarang dia bisa jalan berdua bersama Suparman.
Dengan Suparman yang melajukan motornya dengan kecepatan tinggi seperti Valentino Rossi. Membuat mereka tiba di kota dalam waktu singkat, begitu tiba dikota Suparman langsung mengarahkan motornya menuju tempat dimana bioskop terbesar dikota mereka berada.
Setelah memarkirkan motor, Suparman langsung menggandeng tangan sari menuju loket penjualan tiket.
" Sari, kamu ingin menonton film apa? Apa kamu ingin menonton film Titanic." tanya Suparman begitu mereka tiba didepan loket.
" Aku tidak suka film romantis, apalagi yang berasal dari luar negeri. Lebih baik kita nonton dalam negeri saja," jawab Sari sambil menunjuk film terbaru yang akan segera tayang.
" Baiklah, aku setuju. Kamu tunggu disini sebentar, aku mau beli tiketnya terlebih dahulu." ucap Suparman yang langsung antri untuk membeli tiket.
Setelah membeli dua tiket dan beberapa camilan sebagai teman menonton film, Suparman dan sari langsung memasuki bioskop yang sudah cukup ramai orang didalamnya.
Setelah mencari beberapa saat, akhirnya Suparman dan sari menemukan nomor tempat duduk mereka, yang berada di barisan paling belakang bioskop.
Lima menit setelah keduanya duduk, lampu bioskop pun dimatikan dan layar proyektor mulai menampilkan film Samson sang penakluk yang mulai di putar.
Setelah beberapa saat layar berputar, wajah sari langsung merah padam. Dia tidak menyangka kalau ternyata film yang mereka tonton diluar perkiraannya. Karena walaupun film yang mereka tonton merupakan film aksi, tetapi ternyata terdapat adegan yang membuatnya panas dingin.
Apalagi sang karakter utama dalam film memiliki begitu banyak istri, sehingga membuat film itu cukup banyak menampilkan adegan Nina ninu.
" Man, sepertinya kita salah pilih film?" bisik sari sambil melirik ke arah Suparman yang terlihat begitu antusias melihat film.
" Tidak salah Sari, ini film yang sangat bagus dan impian para kaum sepertiku." balas Suparman sambil tersenyum penuh arti.
" Dasar pria. Pasti sukanya kalau memiliki banyak wanita di sampingnya." sahut sari sambil asik menikmati camilannya.
Suparman hanya tersenyum dan kembali fokus melihat ke arah layar proyektor, dia begitu menikmati setiap adegan dalam film yang dia tonton. Setelah dua jam yang membuat panas dingin akhirnya film yang mereka tonton pun telah usai.
Suparman dan Sari lalu segera bangkit dari tempat duduknya, Sari hanya tersenyum saat mereka berjalan keluar dari dalam bioskop tanpa sengaja ia melihat tonjolan di celana Suparman.
" Kita langsung pulang atau kemana lagi Man? Ini sudah jam sembilan lebih sedikit." tanya sari dengan wajah memerah.
" Kita makan terlebih dahulu ya?" balas Suparman sambil tersenyum manis.
" Iya sudah, tetapi makan mie ayam yang berada didekat desaku saja ya? Sekalian aku mau beli pesanan ibu." sahut Sari dengan senyum manisnya.
Suparman hanya mengangguk tanda setuju, tanpa membuang waktu lagi diapun langsung mengajak Sari untuk menuju motornya.
" Sari, kalau kamu kedinginan boleh kok peluk aku." ucap Suparman sambil menyalakan mesin motornya.
" Dasar pria, bilang saja kalau mau aku peluk." balas Sari sambil naik ke boncengan motor Suparman.
" Aku hanya takut kamu yang cantik nanti jatuh, soalnya aku akan menggunakan mode Valentino Rossi." sahut Suparman sambil menjalankan motornya perlahan keluar dari parkiran.
" Iya ini aku peluk." balas sari sambil memeluk tubuh kekar Suparman.
Suparman dengan penuh semangat langsung melajukan motornya menuju kedesa Sari, disepanjang perjalanan mereka terus mengobrol sambil tertawa terbahak bahak. Keduanya begitu menikmati momen kebersamaan mereka.
Sari yang sedikit terkejut saat mendengar pengakuan dari Suparman, dia sama sekali tidak menyangka kalau Suparman sudah menjadi seorang duda. Apalagi Suparman ditinggalkan istrinya karena dia miskin, hal yang sama sekali berbeda dengan apa yang dia lihat.
" Kamu jangan bingung, aku baru memiliki uang setelah bercerai, jadi wajar kalau istriku memilih pergi dengan pria kaya." balas Suparman sambil mematikan mesin motornya karena mereka sudah sampai di penjual mie ayam.
Setelah memesan dua mangkok mie ayam dan dua gelas es jeruk, Suparman dan Sari berjalan menuju meja yang berada di paling pojok warung.
" Apa kamu menyesal berjalan bersama seorang duda seperti aku?" tanya Suparman sambil tersenyum manis.
" Kalau kamu masih bersuami, baru aku marah. Lagipula kamu sekarang sendirian, jadi tidak ada yang akan marah jika aku berjalan denganmu. Apa rencanamu untuk masa depan, Man?" sahut Sari dengan wajah serius.
" Menjadi seorang pria hebat yang bisa memiliki banyak wanita cantik di sisinya," balas Suparman santai.
" Sialan! Mana mungkin ada yang seperti itu, Man? Itu hanya cerita fiktif belaka," sahut Sari dengan wajah memerah.
Sari sama sekali tidak menyangka bahwa Suparman ingin seperti pemeran utama pria yang baru mereka tonton; dia tidak bisa membayangkan jika Suparman benar-benar menjadi seperti pemeran pria itu dan dia harus menjadi salah satu dari pasangannya.
" Kenapa tidak mungkin, sangat mudah untuk menjadi seperti pemeran pria dalam film tadi." ucap Suparman sambil tersenyum penuh arti.
" Bagaimana caranya? Sepertinya didunia ini tidak akan ada wanita yang berbagi suami, apalagi semuanya akur seperti istri Samson." tanya Sari dengan wajah penasaran.
" Kamu menjadi kekasihku dulu, nanti pasti banyak wanita cantik yang akan mendaftar untuk jadi kekasihku," ujar Suparman sambil tersenyum penuh makna.
" Itu sih keinginanmu saja, Man," balas Sari sambil menggeleng melihat tingkah Suparman.
Mereka menghentikan obrolan ketika pesanan mereka tiba, dan langsung menyantap semangkuk mie ayam dengan lahap. Setelah selesai makan dan membayar, termasuk dua bungkus mie ayam untuk orang tua Sari, Suparman dan Sari melanjutkan perjalanan menuju rumah Sari.
" Aku masuk dulu Man? Terima kasih karna sudah ditraktir makan mie ayam dan nonton film." ucap sari setelah tiba di depan rumahnya.
" Sama-sama, aku harap kamu tidak kapok jika aku mengajakmu jalan-jalan lagi." balas Suparman sambil menyalakan mesin motornya.
" Tergantung kamu mau mengajak jalan kemana dulu." balas Sari dengan senyum manisnya.
" Iya sudah sana masuk, aku mau langsung balik." ucap Suparman sambil menjalankan motornya secara perlahan.
Suparman begitu senang bisa berjalan berdua dengan Sari, terlebih saat melihat wajah Sari yang tampaknya menaruh hati padanya.
Namun, saat sedang asyik menikmati lamunannya, tiba-tiba Suparman dikejutkan oleh kedatangan enam orang dengan tiga sepeda motor yang menyalip dan berhenti menghadang jalannya.
" Ada apa ini bang, Kenapa kalian menghadang jalan saya?" tanya Suparman dengan santai sambil turun dari motornya.
" Perkenalkan namaku Toni, aku anak kepala desa disini. Aku peringatkan kepadamu agar menjauhi Sari." Sahut seorang pemuda yang turun dari motor paling bagus.
Toni, yang telah lama menyimpan perasaan terhadap Sari, langsung terbakar emosi saat mendapat kabar dari anak buahnya tentang seorang pria yang menjemput Sari di rumahnya. Sayangnya, ketika dia dan anak buahnya tiba, Sari dan pemuda tersebut telah pergi.
Mereka pun memutuskan untuk menunggu kepulangan Sari. Begitu melihat Sari kembali diantar oleh pemuda itu, Toni segera mengajak anak buahnya untuk mengejar dan memberi peringatan keras kepada pria tersebut agar tidak berani mendekati Sari lagi.
" Ohhhh... Kenapa aku harus menjauhi Sari, Bang?" balas Suparman dengan santai.
" Karna Sari itu kekasihku? Jadi kamu jangan pernah mendekatinya lagi." balas Toni dengan suara mulai meninggi.
" Ohhh seperti itu.! Baiklah kalau itu mau Abang? Saya telfon Sari terlebih dahulu untuk memastikan bahwa Abang benar-benar kekasihnya atau bukan. Soalnya tadi Sari mengaku kalau dia masih jomblo." balas Suparman sambil mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sari.
" Bajingan.!! Hajar bocah sialannn ini dan buat dia babak belur.!" teriak Toni dengan penuh emosi.