NovelToon NovelToon
Kolor Sakti

Kolor Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:35.7k
Nilai: 5
Nama Author: aiza041221

Seorang pria yang mendapat warisan leluhur setelah diceraikan oleh istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aiza041221, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

Suparman tidak menyangka jika kedatangan Abah Rojak ingin menawarkan tanah dan ladang miliknya, Suparman merasa sedikit tertarik dengan penawaran dari Abah Rojak, karena dia tau jika tanah yang ditawarkan oleh Abah Rojak berada di pinggir jalan raya, begitupula dengan ladang milik Abah Rojak yang ditawarkan kepadanya.

" Abah, tetapi buat apa Abah menjual tanah dan ladang milik Abah? Apa Abah mau nikah lagi." tanya Suparman sambil tersenyum penuh arti.

" Sembarangan kamu, Man? Abah sudah tua begini siapa yang mau? kamu tau sendiri kalau Lina dan Susi ikut dengan suami mereka, mereka juga terus memaksa Abah untuk tinggal bersama di ibukota, jadi Abah bermaksud untuk menjual tanah dan ladang itu, lalu membagi uangnya untuk mereka berdua." balas Abah Soleh sambil menyeruput kopi yang dibuat oleh Jarot.

" Berapa luas tanah dan ladang milik Abah yang mau dijual dan berapa Abah mau menjualnya? Lalu untuk rumah Abah sendiri bagaimana? Apakah mau dijual juga." tanya Suparman sambil menyeruput kopinya hingga tuntas.

" Tanah itu memiliki panjang 100 meter dan lebar 40 meter. Jika kamu tertarik, Abah bersedia menjualnya dengan harga lima juta per meter. Untuk ladang yang luasnya satu setengah hektar, Abah mematok harga tiga miliar. Namun, untuk rumah, Abah tidak akan menjualnya; biarlah ibunya Jarot yang merawatnya, karena rumah itu menyimpan banyak kenangan," ujar Abah Rojak sambil menyalakan sebatang rokok kretek.

Suparman langsung tertarik ketika mendengar penawaran Abah Rojak. Menurutnya, harga tanah dan ladang yang ditawarkan masih jauh di bawah nilai pasar, dan dia yakin bahwa dalam waktu dekat, harga tersebut akan melonjak karena lokasi yang strategis.

" Jadi, total harga tanah dan ladang milik Abah dua puluh tiga miliar ya? Saya tertarik untuk membelinya, Bah. Kapan kita bisa mulai proses jual beli?" tanya Suparman dengan antusias.

" Terserah kamu saja maunya kapan, Man? Abah ikut saja. Abah senang kalau kamu yang membeli tanah dan ladang itu." balas Abah Rojak dengan santai.

" Kalau begitu bagaimana kalau sekarang saja kita ke kantor desa, mumpung kantor desa masih buka." kata Suparman dengan antusias.

" Selowww Man? Biarkan Abah Rojak menghabiskan rokok dan kopinya terlebih dahulu, lagipula ini masih jam dua siang." sahut Jarot sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

Suparman hanya bisa tersenyum mendengar perkataan dari Jarot, dia sendiri sedikit bingung mengapa dirinya begitu antusias untuk mendapatkan tanah dan ladang milik Abah Rojak.

Sambil menunggu Abah Rojak menghabiskan kopinya, ketiganya mengobrol dengan santai, Suparman dengan baik menyimak setiap petuah bijak yang diberikan oleh Abah Rojak kepadanya dan Jarot.

Setelah Abah Rojak selesai menghabiskan kopinya, Suparman langsung masuk kedalam rumah untuk mengambil uang di dalam koper yang dia curi dari kediaman keluarga Saputra.

" Bah, di dalam koper ini ada lima milyar sebagai tanda jadi, sisanya nanti akan saya transfer ke rekening abah, begitu proses jual beli selesai. Abah bisa hitung sendiri uangnya." ucap Suparman sambil menyerahkan koper besar ke hadapan Abah Rojak.

" Kamu mau mengerjai Abah, Man? Abah sudah tua dan kamu masih suruh menghitung uang begitu banyak, Abah mau semuanya transfer saja. Bawa saja uangmu kembali kedalam." balas Abah Rojak sambil tersenyum masam.

Suparman hanya bisa menepuk jidatnya, awalnya ingin menggunakan uang hasil curiannya untuk membeli tanah dan ladang milik Abah Rojak. Tetapi dia lupa bahwa tidak mungkin Abah Rojak mau menghitung uang tunai sebegitu banyak.

" Kamu juga ngapain ngambil uang tunai sangat banyak begitu sih, Man? Sekarang kan sudah jaman modern yang semuanya bisa selesai dengan transfer saja." sahut jari sambil menggelengkan kepalanya.

" Hehehehe.. namanya saja orang baru kaya, Rot? Jadi wajar kalau aku ingin mempunyai uang tunai yang banyak dirumah." balas Suparman santai.

" Iya sudah, kamu bawa masuk lagi uangmu, baru kita ke kantor desa. Jangan lupa bawa sedikit uang tunai untuk membayar saksi di kantor desa." ucap Jarot mengingatkan.

Setelah kembali memasukan uangnya kedalam rumah, Suparman langsung mengeluarkan motor barunya, setelah memanasi mesin motornya sebentar, ia langsung menuju ke kantor desa bersama Abah Rojak yang di bonceng oleh Jarot.

Setelah setengah jam lebih berada di kantor desa, akhirnya Suparman menyelesaikan proses pembelian tanah dan ladang milik Abah Rojak dan kini tanah dan ladang itu sudah resmi menjadi miliknya.

" Rot, aku sudah transfer bagianmu? Kamu jangan minta lagi sama Abah Rojak." ucap Suparman sambil naik ke atas motornya.

" Siap Man. Terima kasih ya? Aku cuma ngantar Abah Rojak untuk menawarkan tanah dan ladang sama kamu, tetapi kamu kasih imbalan yang cukup besar." balas Jarot dengan wajah berbinar saat melihat nominal seratus juta masuk ke rekeningnya.

" Ok, aku pulang dulu ya? Mau persiapan untuk menemani Sarmin melamar Mona." ujar Suparman sambil menjalankan motornya untuk kembali kerumahnya.

Begitu tiba di halaman rumahnya, Suparman yang melihat kang Ali lewat langsung memanggilnya, dia berencana meminta kang Ali untuk mengolah ladang miliknya.

" Ada apa juragan Parman memanggil saya?" canda kang Ali setelah berada di hadapan Suparman.

" Ke teras saja kang? Saya buatkan kopi terlebih dahulu biar enak buat ngobrol." balas Suparman sambil berjalan memasuki rumahnya.

Setelah menyimpan surat-surat tanah dan ladang yang baru dia beli, Suparman langsung menuju ke dapur guna membuat kopi untuk kang Ali.

" Wah, mantap nih, Man! Sore-sore begini ngopi sambil rokokan," ujar Kang Ali dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

" Hehehe, Anda benar, Kang. Sudah dapat kerjaan belum?" tanya Suparman sambil meletakkan dua gelas kopi panas di hadapan Kang Ali.

" Belum, Man. Untuk saat ini masih menikmati hari-hari menganggur, meski kadang kuping panas mendengar omelan istri. Untung waktu itu ikut kamu main capjieki, kalau tidak, bisa terjadi perang terus di rumah," balas Kang Ali sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

" Kang Ali, mau tidak saya ajak kerja sama?" tanya Suparman langsung to the point.

Suparman yakin bahwa Kang Ali adalah orang yang paling tepat untuk mengelola ladang yang baru saja dibelinya, selain mengingat kedekatan mereka selama ini. Dia juga tahu bahwa Kang Ali sangat kompeten di bidang pertanian dan dikenal sebagai orang yang giat dalam bekerja.

" Kerja sama seperti apa, Man?" sahut Kang Ali, penasaran.

Suparman tanpa basa-basi langsung menjelaskan tentang dirinya yang ingin agar kang Ali mengolah lahan yang dia beli dari Abah Rojak, Suparman juga menjelaskan bahwa sistem mereka adalah bagi hasil keuntungan, dengan semua modal berasal dari dirinya.

" Asalkan modal dari kamu semua saya sih setuju saja, Man? Kalau saya disuruh modal terlebih dahulu pasti saya menolak, karena untuk mengolah ladang seluas satu setengah hektar. Tentu membutuhkan modal yang tidak sedikit." ujar kang Ali dengan penuh antusias.

" Kang Ali tenang saja? Semuanya saya yang tanggung, kang Ali hanya perlu mengolah ladang saya sebaik mungkin dan untuk sayuran yang mau di tanam saya juga serahkan semuanya sama kang Ali." balas Suparman sambil bangkit dari duduknya lalu masuk kedalam.

Setelah mengambil uang didalam koper sebanyak seratus juta untuk modal mengolah ladangnya, Suparman kembali menemui kang Ali.

" Kang, ini seratus juta untuk modal mengolah ladang. Kang Ali bisa gunakan uang ini untuk membeli traktor atau apapun yang memudahkan pekerjaan." ucap Suparman sambil meletakkan sepuluh tumpuk uang pecahan seratus ribuan di depan Kang Ali.

" Terima kasih, Man. Saya akan mengelola ladangmu sebaik mungkin.?" ucap Kang Ali dengan penuh antusias.

Suparman dan kang Ali terus mengobrol hingga hari menjelang sore, setelah kang Ali pergi dari rumahnya, Suparman langsung masuk kedalam rumah untuk membersihkan diri.

Pukul tujuh malam, Suparman dan Jarot serta beberapa pemuda sudah berada dirumah Sarmin, mereka malam ini akan menemani Sarimin untuk melamar Mona.

" Man, kenapa aku deg-degan ya?" bisik Sarmin saat mereka sudah bersiap untuk berangkat menuju rumah Mona.

" Kamu bagaimana sih, Min? ini baru lamaran loh masa kamu sudah deg-degan begitu, bagaimana kalau malam pertama? Bisa pingsan kamu." gerutu Jarot yamg berada di samping kiri Sarmin.

" Jarot benar Min, anggap saja kita mau nongkrong ke warung Mona. Bukankah itu sama saja kita ke rumah Mona." balas Suparman sambil tersenyum penuh arti.

Setelah semuanya siap-siap, ayah dan paman Sarmin langsung memimpin rombongan untuk menuju kerumah Mona. Tidak butuh waktu lama untuk tiba di rumah Mona yang tampak sudah cukup ramai.

Suparman cukup terkejut melihat penampilan Mona yang terlihat sangat cantik dengan kebaya modern yang dikenakannya. Di samping Mona, Jaenab dan Nina juga tampak tak kalah mempesona.

Setelah keluarga Sarmin tiba, acara lamaran antara Sarmin dan Mona pun segera dimulai. Suparman dan beberapa pemuda lain yang mengantar Sarmin memilih untuk menunggu di luar.

Satu jam kemudian acara lamaran Sarmin dan mona pun selesai, tibalah waktu makan malam bersama yang telah lama dinantikan oleh para pemuda, termasuk Suparman.

Setelah mengambil makanan dan minuman, Suparman memilih untuk duduk di meja yang agak jauh dengan yang lainnya, saat tengah asik menikmati makan malam dengan sangat lahap. Suparman dikejutkan dengan Jaenab yang datang menghampirinya dengan sepiring nasi dan segelas minuman di tangannya.

" Aku duduk disini ya Man? Semua meja sudah penuh." ucap Jaenab sambil tersenyum manis.

1
Usmi Usmi
sakjane masalae apa sih Thor kok karyamu mandek Iki
maung luang
thor kpn updatenya kok lama banget
Elok Fauziah
Kang Othor sudah lama nggak update, nggak lupa kan? /Scream//Scream/
Abdul Ayib
lanjutanya mana
Andy Muchtarr
lambatttt thorrrr
Was pray
kolornya parman putus kah?jadi ceritanya mandek
Ahmad Yusmani: lanjut Thor.,,,semangatttt
Was pray: jadi malas baca karya othor ya kak? karena cerita gak selesai bikin gedeg karena udang kadung baca tapi menggantung
total 3 replies
Rahman Indra
keren
Usmi Usmi
jangan buat karya baru Thor yg ada aja lambat update nya tamat kan dulu yg ada biar gak ber cabang mikir nya
Yuliana Tunru
wow carol msh ting2 rupa x
Hendrik
Lagi dong
Endri ALLIKA
lanjut abangkuh
... Silent Readers
⭐⭐⭐⭐⭐
nggambleh
cerita bagus
gk aneh2 alur ceritanya
sangat logis
sangat terhibur
cuma sayang gk ada terusan nya
Yogya Sasmito
Luar biasa
Yuliana Tunru
waduh parman didekati pecsndu cangkul x..😁😁😁
Aryanti endah
Luar biasa
Yuliana Tunru
ada apa nih tiba2 bawa abah rojak ke rmh parman..
Andi Suliono
ada2 aj outhor ini masa d gigit ular dekat sawah,biasa d kaki kah atau tangan,masukkh ularnya itu heheh
Rahman Indra: hahahahahahaha
total 1 replies
maung luang
update jangan lama2 ya. mantap lanjut terusssss
maung luang
tor.. tambahin dong babnya.. dan jangan lama2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!