NovelToon NovelToon
Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyeberangan Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.

Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.

Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.

Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Pagi Hari

Eughh..." terdengar lenguhan panjang dari sebuah kamar di sebuah rumah. Suara lenguhan itu keluar dari mulut seorang pria yang baru saja membuka matanya setelah dia terlelap sejak semalam.

Pria itu perlahan mengerjapkan matanya dan ketika mata itu terbuka, pria itu langsung menoleh. Saat itu juga dia menyadari kalau wanita yang semalam tidur bersamanya telah terbangun dan keluar kamar.

Pria muda yang akrab dipanggil Wira lantas mengembang senyumnya. Saat pikirannya mengingat wanita yang semalam tidur bersamanya, secara otomatis pria muda itu juga kembali teringat dengan semua yang terjadi semalam diantara mereka berdua.

Wira masih tidak menyangka kalau semalam dia akan mendapat perlakuan yang sangat menyenangkan. Bahkan sampai Wira terbangun, celana yang dia gunakan masih melorot gara gara ulah bidadari.

Entah sampai jam berapa, bidadari yang tidur bersama Wira, terus memainkan isi celananya. Bahkan saat bidadari itu sudah terlelap, tangannya masih menggengam isi kolor Wira.

Meski senang, pemuda itu juga masih merasa heran dan diliputi banyak pertanyaan. Kenapa bisa bidadari melakukan hal seperti itu secara diam diam. Seandainya bidadari meminta lebih dari sekedar menggengam isi kolor, tentu, dengan senang hati, Wira akan mengabulkannya.

Di saat Wira masih asyik membayangkan kejadian semalam, tiba-tiba Wira merasakan, ada sesuatu yang mendesak Wira dan harus segera dikeluarkan di kamar mandi.

Wira pun segera bangkit untuk menuntaskan rasa yang tidak bisa ditunda. Namun di saat Wira keluar kamar, dia tercengang begitu melihat keadaan rumah yang dia tempati.

"Kok sepi? Orang orang pada kemana?" gumam Wira dengan mata yang mengedar ke seluruh ruangan.

Sungguh Wira tidak melihat satu orangpun di rumah tersebut. Rumah benar-benar dalam keadaan sepi, tidak terdengar siuara berisik sama sekali. Dengan segala rasa penasarannya Wira melangkahkan kakinya menuju ke arah belakang rumah.

Di saat baru saja langkah kakinya berada di ambang pintu rumah belakang, seketika langkah kaki Wira terhenti dan matanya agak membulat, saat mata wira menangkap sosok bidadari yang ada di kamar mandi.

Entah sengaja atau lupa, di kamar mandi itu, bidadari yang sedang membasahi tubuhnya, tidak menutup pintu kamar mandi. Tentu saja pemandangan indah itu membuat Wira merasa kesusahan menelan salvanya sendiri.

Tempat mandi di rumah itu letaknya terpisah dengan rumah utama. Di sisi kamar mandi ada kolam yang sengaja dibuat untuk menampung air dari sungai kecil yang letaknya tak jauh dari belakang rumah. Hal Itu juga yang menjadi alasan Kakek dan Nenek bertahan di rumah itu, karena airnya yang jernih dan sangat mudah dijangkau.

Wira terpaku dengan mata yang hampir tidak berkedip, menatap kemolekan tubuh bidadari yang sedang digosok dengan batu. Karena pintu kamar mandi terbuka lebar, Wira dengan tatapan jeli memperhatikan setiap inci, lekukan tubuh bidadari tersebut sampai ke arah rerimbunan yang ada di bawah perut bidadari.

"Apa yang harus aku lakukan? Lama lama aku bisa gila jika kayak gini terus," gumam Wira dalam benaknya. Sebagai pria normal, pikiran pikiran nakal pun mulai berkeliaran. Hingga beberapa saat kemudian, "mending aku coba ngomong deh, daripada nyiksa gini."

Setelah menemukan ide yang cukup nakal, Wira perlahan melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar mandi. Setelah langkahnya begitu dekat, "kamu cantik banget sih, Dek, kalau lagi tidak memakai baju."

Suara celetukan Wira yang tiba tiba terdengar, sontak membuat bidadari itu kaget bukan main. Begitu mata bidadari melihat sosok Wira sudah ada di dekat pintu, bidadari itu langsung membulatkan matanya dan dengan cepat pula dia langsung menutup pintu kamar mandi dengan kencang.

Brak!

"Kang Wira!" serunya.

"Kenapa?" tanya Wira dengan susra yang cukup keras sambil cengengesan.

"Kang Wira dari tadi ngintipin aku?" sungut bidadari.

"Siapa yang ngintip?" bantah Wira. "Orang pintu kamar mandinya terbuka dari tadi. Kamu sengaja nggak nutup pintunya apa gimana?"

"Harusnya Kang Wira jangan berdiri disitu dong! Nunggu aku selesai mandi!" bidadari itu tidak terima.

"Lah, aku kan nggak tahu. Orang aku bangun tidur ingin segera ke kamar mandi. Pengin buang air," Wira tidak mau disalahkan. Lagian ada pemandangan bagus mana mungkin Wira mau membiarkannya begitu saja. Kapan lagi kesempatan sebagus itu datang.

"Kang Wira mau pakai kamar mandi?" tanya bidadari, Wira lantas mengiyakan. "Ya udah tolong ambilin dulu kain yang ada di tempat jemuran itu!"

Wira menoleh ke arah jemuran. Melihat kain yang menggantung di sana, kening Wira sontak berkerut. "Emang di dalam kamar mandi tidak ada kain?"

"Tidak ada, aku sengaja menaruh di sana. Aku pikir Kang Wira bangunnya nanti siang," jawab bidadari.

"Astaga!" Senyum Wira pun melebar mendengar jawaban tersebut. "Emang yang lain pada kemana? Kok rumah sepi?"

"Yang lain pada ke kebun buat ambil sayur dan ke hutan, nyari kayu bakar."

"Kamu nggak ikut? Kalau mereka ada bahaya gimana?" Wira tiba tiba merasa khawatir.

"Ada Singa yang jaga mereka. Aku tidak ikut karena Kang Wira nggak ada yang nemenin, jadi aku sengaja ditinggal. Udah cepat ambilkan kain itu."

Wira lalu melangkah sedikit, mengambil kain yang dimaksud bidadari. Namun saat kain itu sudah ada ditangannya, Wira kembali mendadak menemukan ide yang lebih nakal lagi. Dia melangkah, mendekat ke depan pintu.

"Dek, kamu mau lihat isi celanaku tidak?" tanya Wira dengan senyum nakalnya.

Bidadari yang berada di dalam kamar mandi sontak terperanjat

"Kalau mau lihat, ya ini Dek, kamu bisa lihat sepuasnya, mumpung rumah sepi," Rayu Wira. "Tapi aku juga minta sesuatu sama kamu, Dek. Aku boleh dong pegang pegang tubuh kamu yang tanpa baju. Gimana, Dek?"

Bidadari itu langsung tercengang mendengarnya.

#####

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di dalam kerajaan, Raja Wiwaha sedang duduk sambil memandangi bulu Angsa emas di tangannya. Senyumnya sesekali terkembang dengan pikiran yang sudah melambung, membayangkan apa yang akan dia dapatkan jika berhasil memiliki bidadari dalam hidupnya.

"Permisi, Yang mulia? Apa Yang mulia memangggil saya?" seorang anak buah yang berpangkat panglima menghadap, dan membuat sang Raja mengalihkan pandanganya ke orang itu.

"Bagaimana, Panglima? Apa sudah ada tanda tanda tentang pemilik bulu angsa ini?" tanya sang Raja.

"Maafkan hamba, Yang mulia, sampai saat ini kami belum menemukan tanda tanda wanita yang dimaksud oleh Yang mulia. Tapi kami masih terus berusaha mencarinya, Yang mulia," jawab Panglima sedikit merasa takut jika jawabannya membuat Raja murka. "Saya juga mau melaporkan informasi penting, Yang mulai."

"Informasi penting? Apa itu?"

"Di salah satu kampung, ada yang melapor, orang orang dari komplotan tengkorak iblis juga sedang mencari pemilik bulu angsa emas, Yang mulia."

"Apa!"

1
Aqlul /aqlan
hhhh modus...
Yuliana Purnomo
menang banyak niihh Wira
Yuliana Purnomo
Hajar gerombolan tengkorak iblis,, Leo,,lumayan untuk santapan mu
®agiel
hmmmmm baru satu bidadari ya Thor...
berarti masih ada enam bidadari lagi yang mesti di cairkan...hahahhaa...

dengan keahlian jemarimu itu Thor, bisalah di selipkan nama nama pembaca cowok sebagai tokohnya, pastinya kan kami pasti mengagumi karyamu ini Thor..

Moso yoo cuma tokoh Wira saja toohh...hihihiiiiii ngarep banget sih saya yaaaa...🤭🤭🤭
Hendra Yana
rejeki nomplok kang wira
Aqlul /aqlan
jooosss lanjut...
Aqlul /aqlan
kok cuma stu bab
..hemmm
Aqlul /aqlan
hari ini kok nggak up thorrr...ditunggu
®agiel
waaadduuuhhhh...Thooorr...
wes, tambah lagi kopinya Thor, gulanya dikiiiiitt aja...
🤭
Okto Mulya D.
Wira bisa aja ngerayunya.. menang banyak dehhh kamu.
Okto Mulya D.
Dewi ungu bisa aja nih
Was pray
wira terasa seperti mendapat bintang jatuh saat dewi ungu bilang boleh senjata warisan leluhur masuk sarang.. 😆😆😆
Okto Mulya D.
waduh Wira.. lagi usaha .
Okto Mulya D.
Raja Wiwaha kelihatan nya baik..saingan donk sama Wira..dan ternyata Wira itu bukan anak kandung emak² itu yaa .koq beda sama saudara nya.
Okto Mulya D.
Wira mulai berani yaaa... terus terang...
Okto Mulya D.
tengkorak iblis, kelihatan nya menyeramkan...
Okto Mulya D.
wahhh diem aja Wira rezeki..
Okto Mulya D.
langsung dehh juragan dan kacungnya kabur terbirit-birit...
widy
😱😱😱😱😱
Aqlul /aqlan
lanjut...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!